chapter 18: Pacar?

31 2 0
                                    

Tut....tutttt.

Telponku berdering ternyata itu putri

"hallo bill"

"iya, telpon una ketinggalan"

"adakan? aku udah setengah jalan ni males kalo mau muter lagi, tolong anterin kerumah una sekarang ya"

"iya"

"kok kamu kayak gak mau gitu sih bill, ada apa? "

"bilangin sama una, tunggu dirumahnya aku kesana sekarang"

Aku langsung menutup telponnya, ntah apa yang dipikirkan putri melihat sikapku tapi  kenapa hatiku berusaha menolak  dan tetap yakin bahwa una memiliki penjelasan tentang ini, kenapa ia tidak memberi tau kami kalau sekarang dia sudah pacar. Rasanya sesak sekali

Aku langsung pergi ke rumah una

"ehh bill, maaf ya ngerepotin ayo masuk dulu" katanya sambil membuka pintu pagar untuk ku

"na kamu udah punya pacar ya" aku langsung spontan bertanya padanya, dia terkejut

"kamu tau dari mana" tanya nya dengan wajah heran

Mendengar jawabannya benar benar membuatku kehilangan semangat dan hanya bisa menarik nafas untuk tetep kuat

"alif menelpon" jawabku dengan ketus

"aku tadi baru mau bilang sama kalian"

"jadi selama ini kamu dekat dengan dia tapi tidak memberi tau kami? "

"aku udah curhat sama putri, ku kira dia sudah memberi taumu"

"omong kosong, dia sama sekali tidak memberi tau ku apa apa"

"kok kayak gitu banget sih bill ngomongnya"

"kurasa kamu gak nganggep aku lagi sampai hal seperti ini saja aku tidak tau"

"ya ampun billy, kamu itu cowo mana mungkin aku curhat masalah ginian sama kamu"

Aku kemudian membelakanginnya dan menarik nafas panjang berusaha menahan emosiku padanya, saat itu rasanya benar benar aku sungguh kecewa, harapan sirna dalam sekejap.

"iya, selamat ya" ucapku padanya

"hheheh makasih ya bill, ntar kalo ada waktu aku kenalin sama alif siapa tau kamu bisa temenan sama dia" jawabnya dengan wajah penuh senyum seperti tidak ada rasa bersalah

"iya"

"udah malem, bill kamu pulang dulu sana"

"kamu ngusir aku? "

"bukan gitu, aku lagi sendirian, ntar dikira tetangga macam macam"

"iya aku pulang"

Tiba tiba

Tut. Tut... Tut...

"siapa? " tanyaku padanya

Dia mengangkat telponnya

"alif" jawabnya

Tiba tiba aku terdiam seperti membatu tidak bergerak

"hallo " dia berjalan menuju rumah sambil mengobrol di telpon

aku benar benar kesal melihatnya dan langsung pergi, dia melambaikan tangan padaku. Namun aku mengacuhkannya
Aku mengendarai motor dengan kecepatan yang tidak biasa.
Itu kulakukan semata untuk melampiaskan rasa kesal, namun karena aku tak terbiasa mengebut, aku nembrak tiang listrik dan itu membuatku jatuh dari motor, saking kesalnya aku menendang nendang motorku ntah bagaimana aku mendeskripsikan perasaanku saat itu
Bingung, marah, kesal, kecewa

Saat itu aku hanya bisa terduduk dan memandang langit, memangnya begini ya rasanya patah hati?
Aku benar benar tak punya tenaga untuk berdiri yang kulakukan hanya melamun tidak jelas selama berjam jam. Dan tak ku sadari jam sudah menunjukan pukul 9 malam, aku memaksakan diri untuk berdiri dan kemudian akupun pulang

"bill, kok balikin telponnya lama banget? " ibuku bertanya

Namun aku tidak mempedulikan dan langsung masuk kamar, yang ku lakukan hanya melamun tidak jelas, ntah apa yang terjadi pada diriku.

"bill billly jangan lupa mandi ya, badanmu bau" kata ibuku yang mengetuk pintu kamar

Setelah itu akupun tertidur

Besoknya......

"eh bill kok kamu lesu gitu sih, masih pagi ini" ucap putri

"pergi, aku gak mau diganggu"

"ihh cuman nanya juga, dah ah mending aku kekelas una aja"

"put"

"apa" jawabnya dengan nada kesal

"una udah jadian sama alif"

"hah serius?, akhirnya" katanya dengan wajah penuh gembira

"kenapa kamu gak ngasih tau aku, una lagi deket sama alif"

"heh bill, kamu tu gak ngerti masalah ginian, jadi pas udah jadian aja baru tau"

"kok gitu"

"iyalah, emang kamu ada pengalaman or something like that masalah percintaan?"

Aku hanya diam

"nah, lebih baik kamu cari pengalaman dulu haaahhahaha" ledeknya

Dia pergi meninggalkan ku di kelas sendirian, saat itu rasanya badanku mati rasa, disatu sisi aku ingin bertemu una dan melihatnya, tapi aku masih marah
Aku sendiri bingung aku merasa ada sisi lain dariku yang hilang, aku tau itu pasti una tapi...

Bagaimana aku kehilangan sesuatu yang tak pernah ku miliki?

Sepanjang hari aku hanya tidur dimeja ku

"hoi brother " ucap raka yang mengangetkanku

"apa lagi" jawabku lesu

"gimana, ada kemajuan gak? "

"kemajuan apa? "

"ya kemajuan dalam pendekatan cintamu pada viona lah"

"dia udah jadian sama yang lain"

"HAH" raka berteriak

"gak usah teriakk"

Dia menutup mulutnya

"jadi sekarang kamu gimana" tanyanya padaku

"ntahlah"

"walau dia sudah punya pacar, setidaknya dia harus tau perasaanmu walau sekali"

"gak perlu"

"kenapa"

" aku udah males "

"atau aku aja yang nyampaiin"

"jangan gila deh"

"bill aku tau kamu aneh, tapi bisa gak satu kali aja kamu jadi laki laki"

"apa maksudmu"

"maksud ku ayolah, kamu galau galau sekarang, padahal kamu sendiri gak ada usaha buat dapetin dia"

"aku udah kasih dia kue"

"cowo lain yang mengejar dia lebih banyak, dan tidak hanya sekedar memberi dia kue"

"jadi maksudmu aku tidak ada usaha"

"menurutmu itu usaha"

Aku diam

"pantes aja viona milih yang lain"

"RAKA" aku berteriak sambil berdiri

"kenapa hah, kamu mau marah? "

"pergi dari hadapanku" jawabku dengan penuh amarah

"mau sampai kapan hah "

" sampai kapan apa"

"kamu jadi pengecut kayak gini"



SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang