chapter 21: Maafkan aku

34 2 2
                                    

Aku langsung mengambil motor dan langsung pulang
Saat pulangpun aku tidak luput dari rasa bersalah. Tentang kata kata kasarku pada mereka, aku benar benar menyesal.

Aku hanya mondar mandir gak jelas dikamar, aku ingin meminta maaf tapi mengapa sulit sekali kata kata itu keluar dari mulutku.

Aku berusaha mengalihkan pikiran namun sepertinya tidak berhasil.

"billy" teriak ibuku

"APA"

Tiba tiba ibu masuk ke kamarku

"temanmu diluar"

"siapa? " aku bertanya

Namun ibu tidak bicara apa apa
Akupun keluar kamar. Saat itu aku melihat una dan putri yang sedang duduk diruang tamu. Mereka langsung beranjak dari tempat duduk ketika melihatku.
Namun aku memalingkan wajah dan kembali ke kamar, mereka memanggilku namun aku tidak mendengar nya.

Ibu masuk ke kamarku dan duduk di sampingku

"ada apa?"

"tidak ada"

"ada una dan putri"

"suruh pulang saja, katakan kalo aku gak mau diganggu"

"billy marah pada mereka"

"tidakkk, aku ingin belajar suruh mereka pulang"

Aku menyuruh ibuku keluar kamar, sebenarnya apa yang salah denganku, hatiku senang mereka datang, tapi kenapa tindakanku seperti ini.

Tiba tiba

"billy boleh aku masuk? " aku mendengar suara una

"pergi" aku menjawab

Namun dia tetap membuka pintu kamar

"kau baik baik saja?"

"emmm" aku hanya mengaguk

Dia kemudian duduk di sampingku sambil menatapku, dia benar benar membuat jantungku terus berdebar kenapa harus di saat saat seperti ini aku terus berusaha menahannya agar jantung ini tidak meledak

"ada yang ingin ku katakan"

"apa, katakan dan cepat keluar"

Bodohhh kenapa aku mengatakan itu padanya melihat ekspresinya kelihatan seperti sedih rasanya aku ingin menjahit mulutku

"kumohon dengarkan aku baik baik"

Aku terdiam

"maaf, aku benar benar minta maaf, karena bersikap seenaknya padamu. Aku kira itu tidak masalah untuk mu. Aku tidak tau kalo sikapku membuatmu tersinggung. Dan ya kamu benar disini kami yang salah"

Aku terus saja diam

"tidak bisakah kamu memaafkan kami kali ini? "

Aku inginnnnnnn na.

"kau ingat beberapa hari yang lalu kau memberiku kue, dan putri marah"

Aku ingat  :")

" aku kira kau mulai suka padaku, dan itu membuatku takut"

"kanapa takut" aku tiba tiba bicara

Aku menutup mulutku dan dia tersenyum

"kau sudah mau bicara ya" katanya sambil tersenyum manis

"iya" jawabku dengan ketus

"aku takut persahabatan kita akan hancur, karena kau suka padaku" ucapnya

Aku terdiam itu membuat ku sedikit kecewa dan sedih kemudian dia mendekat kan wajahnya padaku

"Tolong jangan suka padaku" katanya dengan wajah serius

"mana mungkin aku suka padamu " jawabku

"benarkah? "

"iya, aku tidak tertarik dengan perempuan"

"HAH"

"maksudku aku juga tidak tertarik pada laki laki"

"ohhhhh"

"bagiku pacaran itu merepotkan"

"hahahahahh kamu harus coba sekali pacaran, kamu pasti kecanduan

"mana mungkin"

Dia tertawa

"maaf aku salah sangka tapi untunglah"

Aku dan una hanya senyum senyum saja

"una maafkan aku atas kata kata kasarku tadi"

"tidak perlu, justru itu bagus"

"kenapa bagus"

"justru dengan itu kami tau kalo kamu terluka, dari pada diam saja lebih baik seperti itu"

"aku hanya merasa tidak di anggap saat kalian menyimpan rahasia dariku hanya itu"

"maaf, karena aku malu"

"Alif? " aku bertanya

Matanya memandangku

"apa dia pria baik? "

"emmm entahlah aku belum tau"

"hey kenapa kau menerimanya jika belum tau" kataku dengan nada kesal

"ahhhh untuk sekarang dia sangat baik romantis, perhatian, dia juga tampan" bisiknya

Mendengarnya mengatakan itu membuatku sedikit jengkel

Tuk tuk tukk....

"boleh aku masuk? " terdengar suara putri

"masuklah " jawab una

Putri masuk dan memandangku wajahnya merah tiba tiba dia memelukku dan mengangis

"hey apa yang kau lakukan " kataku sambil berusaha melepaskan pelukannya yang begitu erat

"maaf billy aku menyebutmu aneh dan sering mengabaikan mu, aku benar benar minta maaf" ujarnya sambil memangis

Aku tersenyum dan mengelus pundaknya

"kamu gak salah apa apa, aku yang terlalu ambil hati padahal aku tau kau memang begitu, maaf aku marah marah tadi"

" itu salahku, harusnya saat kau bertanya aku langsung menjawab, bukannya mengabaikan nya, maaf tadi aku berteriak dan membuat kita kena hukuman"

"tidak apa apa lumayan untuk pengalaman "

Kami tertawa

"aku senang masalah ini selesai" kata una

"ternyata kamu kalo marah bisa sebesar ini ya bill" ujar putri

"aku sebenarnya tidak bermaksud seperti itu" aku menjawab

" kami maklum emang bener kalo kata orang mah, orang diem kalo pas marah lebih menakutkan " sambung putri

"oh iya, besok hari minggu kan? " tanya una

"iya" jawabku

"besok jalan yuk, aku mau ngenalin alif"

Mendengar nama alif terucap dari mulutnya membuat telinga ku benar benar panas.

SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang