"Ngebut Kak ngebut!!, itu itu selip kak!!, "
Saat langkah setara keduanya, Hera gak main main karena dia duduk nyamping jadi mudah bagi dia. Iya, mudah dia untuk loncat sambil nendang si maling nya itu. Si maling jatoh Hera mah kokoh berdiri, Chan langsung aja berhentiin motornya dan turun dari motor langsung arahin pistol yang ia 24 jam bawa buat jaga jaga.
Maling itu bangun, Hera udah ancang ancang, Chan mah mantau, masih diliatin kalo ngelunjak ya jedor. Disisi lain I.N dateng sama sepedah nya Hera, terlihat ngos ngosan, sampai dia gak nyadar kalo sekarang dia deket banget posisinya sama si maling yang otomatis si maling memanfaatkan situasi dengan menyandra I.N. Ya kaya di film film gitu loh, si maling bawa pisau diarahin ke leher I.N.
"Adek!!!, " teriak Hera terkejut hendak melangkah.
"Maju satu langkah anak ini habis ditangan saya, " ucap si maling ya buat Hera mundur lagi ke tempat semula.
"Lepasin adik saya, " titah Hera, auranya udah serem pokonya, bahkan wajah Hera aja udah datar selatan triplek. Chan aja yang denger merinding boss apalagi I.N yang lihat wajah Hera yang kelewat serem aja udah ngegeter aja.
Hera ngelangkah maju, si maling mulai deketin pisaunya ke leher I.N. Nambah maju lagi, nambah deket lagi pisaunya tapi gak keburu karena Chan mulai menembak kaki si maling dan Hera langsung narik I.N dan nendang si maling.
"De, gak apa apa kan?, " tanya Hera khawatir sampai tubuh I.N di puter puter.
"Engga teh, itu malingnya yang kenapa napa, " sanggah I.N dan nunjuk maling.
"Kak Chan, kenapa gak dari tadi aja si?, " tanya Hera mulai kesel. Untung tepat coba kalo engga.
"Tunggu tepat, " jawab Chan melangkah menghampiri si maling, mengambil barang yang dicuri.
Tiba aja suara motor menghampiri, Changbin beserta wanita paruh baya yang kecurian tadi. Changbin merogoh handphone di sakunya dan langsung menelepon ke kantor nya agar diurusi secepatnya.
"Aduh makasih ya masnya adik nya juga sampai berani gitu, makasih banget yak dik, " tutur wanita tadi pada Chan dan Hera.
"Ah iya ibu gak apa apa hehehe, lain kali hati hati ya bu, " ucap Hera nyengir.
"Ibu, nanti ibu bisa ikut teman saya ke kantor untuk menjadi saksi, kamu juga ya Hera dan eum kamu, " jelas Chan lalu berdiri dan melirik Hera dan I.N.
"Saya gak bisa Kak, ada urusan mendadak, yaudah saya duluan, ayo Dek, " sanggah Hera lalu menyalami Chan dan wanita tersebut yang diikuti oleh I.N.
Untuk kali ini Hera yang nyetir, gak tega kalo I.N yang nyetir dia masih shok. Sebelum pergi juga Hera menghampiri Changbin memberi salam dan melaju pergi bersama I.N.
"Hati hati Ra!, " teriak Changbin pada Hera dan I.N yang mulai menjauh. "AHSEAPP!!, " itu jawaban Hera, gak punya malu emang.
Hera puter balik, dia inget dia punya hutang sama abang abang es tadi. "Mang! Nih saya mau bayar yang tadi hehehe, " ucap Hera nyengir tanpa dosa dan memberikan uang bentuk kertas pada pedangan itu.
"Iya neng, makasih, ketangkep gak malingnya?, " ucap dan bertanya si pedang itu menerima uang yang Hera kasih.
"Ketangkep mang alhamdulillah," jawab Hera diakhir senyumnya. "Yaudah mang saya duluan yak, " lanjut Hera.
"Iya neng hati hati, "
Karena maling nya udah di urus sama polisi yang lain, jadi Chan sama Changbin sekarang di perjalanan pulang menuju rumah masing masing.
Cuman, ternyata Chan ini masih terbayang tadi aura Hera yang bisa mencekam, gak salah emang namanya juga Panthera, Macan Asia. Dan soal pria yang bersama Hera tadi, Chan gak tau dia siapa, tapi Chan cuman bisa menyimpulkan kalo tadi bisa jadi adiknya Hera mengingat Hera memanggilnya adik tadi. Eits Chan ini kok...
"Aish, kenapa saya mikirin remaja itu, arghh, " Chan bingung sendiri dia ini kenapa.
Gak kerasa Chan udah sampe aja di rumahnya, dilihat ada Felix yang lagi nyuci motor sama Lucas yang ngebantuin. Chan masukin motornya ke Garasi.
"Kakak dari mana?" tanya Lucas melirik Chan, "Tumben larut banget, " jelasnya kembali.
"Ada masalah di jalan sebentar," jawab Chan menghampiri keduanya. "Oh iya dek, " keduanya melirik Chan, "Felix, " Lucas kembali mencuci motor.
"Hm?, " Felix ini beda sama Lucas, cukup pendiam semenjak itu sampai sekarang.
"Besok sampaikan Terima kasih kakak sama temen kamu si Hera, " jelas Chan dengan tatapan bingung Felix,"Makasih udah bantu buat nangkep maling, " jelas Chan kembali melihat tutur raut wajah adiknya itu. "Yaudah kakak masuk dulu, "
Setelah Chan masuk, Lucas yang tadi cuman nyimak aja jadi kepo sama arah pembicaraannya. Langkah pelan dia coba deketin kakaknya.
"Kak, emang temen kakak ada yang jago nangkep maling?, " tanya Lucas penasaran.
"Kakak juga bisa, "
"Halah bisa apa, bisa kabur iya, " cobir Lucas mengejek. Felix hanya memutarkan bola mata nya malas.
"Yaudah kamu gak usah kepo, dah sana masuk biar kakak yang selesaiin, " dorong Felix sambil melemparkan kanebo pada sang adik.
"Iyaiya, merajuk lah, "
"Oh Fuc-, "
"MOMMM KAK FELIX NGOMONG KASAR!!," adu Lucas saat berlari masuk ke dalam rumah.
"FELIX!!!!, " teriak sang ibu menggema dari dapur.
"NO MOMM!!!, he is lying!!!, " sanggah Felix. "LUCAS BANGG!!!!!!! COMEBACK HEREEE!!!!, " Teriak Felix menginterupsi. Udah macan di amzon ini keluarga. Sabar Felix mah punya adik nyebelin kaya Lucas tapi Lucas itu perhatian juga, sangat perhatian, ah jadi bimbang Felix.
Disisi lain, Hera sama I.N juga baru sampai, I.N udah langsung pulang ke rumah, Hera lagi ngandangin sepedahnya ke garasi. Terlihat Lino yang sedari tadi terus memandang Hera saat sampai di gerbang.
"Assalamu'alaikum ban-, "
"Waalaikumusalam masuk, "
Udah ini gak enak perasaan Hera, pasti bakal di Intrograsi sama abangnya ini.
"Duduk, " Hera mah nurut nurut aja, takut juga dia tuh.
"Maaf bang, tadi ban nya bocor, jadi pulangnya agak sore larut, handphone Hera juga mati batrenya habis, " tutur Hera terus menunduk. Lino jadi gak tega aja rasanya.
"Lain kali, kalo ada apa apa bilang, lagian kamu kan pulang sama Ayen, bisa minta Ayen buat hubungin abang, " tegas Lino yang masih setia berdiri.
"Ma-af bang... "
Lino memeluk sang adik menyalurkan rasa sayang nya. "Abang khawatir sama kamu, abang gak mau kamu kenapa napa Ra, cukup waktu itu aja, " tutur Lino. Hera jadi lemah deh, dia ini macan asia hati melow, mudah terbawa suasana kalo berhubungan sama yang sedih sedih, labil part 2.
"Udah jangan nangis, malu diliatin Dori, " Dori namanya, kucing nya Lino yang warna abu. Hera be like pasang wajah datar. "Haha, udah sana mandi, abang udah masak tuh, " lanjut Lino.
Semarah marahnya Lino, dia tetep sayang sama Hera. Mengingat kalau kedua orang tua mereka yang masih di kampung halamannya membuat Lino merasa bertanggung jawab penuh atas sang adik.
•••••
Kumaha? Gimana ceritanya?
Nyambung gak sama yang sebelum sebelumnya nih. :(
Hehehe kalo gak nyambung ya mohon maaf aja gengs.
Wkwkwk oleh karena itu jadi tolong vote and coment nya yak guys biar aku juga semangat and biar otaku bisa nyambung awokwok. Ayo dong bintangnya nya masa cuman numpang baca doang sih:/
Ayo ayo.... Pokonya jangan lupa bintang nya ya gengs... See u next chap💚💜
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
POLICE [BANGCHAN]
Fanfiction"Cuprum, Iodine, Hydrogen... CuIH, orang kalem dilawan, cih jinjja!, modar maneh teh modar!, " - Macanasia2k20 #02042020 Start #03042020 Finish #11252020 Beragam typo terdapat di cerita ini... Mohon maklum masih abal abal:+ Non baku disini meng 🥈2i...