Lino terduduk ditepi ranjang, "Sini, duduk, " titahnya pada sang adik, "Gimana tadi latihannya?, " tanyanya sembari mengambil handuk ditangan Hera.
"Ya seperti itu lah, " jawab Hera lalu terduduk dibawah.
Lino mulai mengusak rambut Hera dengan handuk di tangannya, "Ada yang luka gak?," tanya Lino. Hera menggeleng keras, Lino hanya tersenyum.
"Abang, Ummi sama Abbi tau gak?, " tanya Hera membalikan badannya menghadap Lino.
"Engga, " jawab Lino singkat lalu mengambil sisir, "Nih pegang dulu, " titah Lino memberi handuk pada Hera, menmbalikan tubuh Hera lalu menyisir rambutnya.
Rasanya sudah lama sekali Lino tidak sedekat ini dengan sang adik. Disibukan dengan jadwal kuliah, Lino jarang meluangkan waktu berdua.
"Kalo adek abang menang, abang beliin Album Stray Kids yang Go Live sekaligus lighstick nya, " jelas Lino tiba tiba.
Hera shock, kaget men, ini beneran abangnya kan?. Tolong ini abangnya gak pernah begini sama Hera, terlebih lagi kalau urusan Korea Korea yang Hera suka, bahkan Lino aja sempet mengatakan jika Hera hanya buang buang waktu buat Korea Koreaan, lah ini apa?.
"Serius lo bang?, " ucap Hera membalikan kepalanya. Lino terkekeh, "Haha, iya Ra, sekali kali, itu juga kalau lo menang nanti lomba, " tutur Lino.
Hera membalikan kembali kepalanya, "Kudu ini mah kudu menang pokonya, ya Allah kebayang gue akhirnya punya album dan printilannya, " cuman Hera agak kencang, Lino yang mendengar hanya tertawa.
Besoknya, Chan pagi pagi pergi ke rumah samping, rumah Hera. Chan cuman nongol dari tembok pagar, lihat Hera yang lagi ngejemur tiga anak nya Lino, Soonie, Doongie, sama Dori, trio kucing oren.
"Hi Ra!, " sapa Chan, Hera menoleh, "Too Mr. Chan, " sapa Hera kembali.
"Saya baru tau kamu punya kucing, " tutur Chan.
Hera menaruh Dori ke kandang, "Bukan punya Hera kak, punya abang, " jelas Hera, Chan ngangguk ngangguk ae iya in, "Ra, nanti malam kamu ada acara?, " tanya Chan.
Hera mikir, dia gak ada acara kecuali youtubean streaming biasanya, "Gak ada tuh," jawab Hera "kenawhy?, " tanyanya.
"Hanya ingin mengajak kamu untuk jalan jalan, " jelas Chan "Bagaimana?, " tanya Chan memiinta pesertujuan, rasanya Chan kaya lagi ngelamar, g.
"Jajanin tapi Kak, " canda Hera nyengir.
"Iya tenang aja, hahaha, " jawab Chan tertawa, emang Hera nih gak ada abis abisnya ngelawak terus.
.
.
.Sementara itu di tempat lain, ruangan yang tertutup hanya sebatas jendela yang terbuka dan cahaya yang menyinari.
"Saya tidak mau tau, kamu harus menang kali ini, " ucap seorang wanita tinggi berjaket hitam itu. "Saya tidak peduli jika itu mengancammu, raih dan bawalah kemenangan itu padaku Vienna, " tuturnya lalu pergi dan tak lupa mengunci pintu.
Gadis perempuan yang dipanggil Vienna itu hanya diam tak bergeming, ia hanya bisa terduduk dan menangis. Ia ingin terlepas dari semua ini.
"Tuhan... tolonglah kirim Malaikat untukku, "
Hanya satu malaikat, entah jika itu baik makan akan menolongnya, atau pun sebaliknya, yang akan membawanya pada kematian.
.
.
.Nah, siang ini, Hera dan kawan kawan ada di tempat latihan, lombanya udah mau sampai ke hari H, Hera baru latihan satu kali, itu aja kemarin.
"Lenjeh lo anjir, gitu aja capek, " ucap Hyunjin pada Hera yang lagi gelelengan.
Hera menoleh dengan sinis, "Enteng banget Jin mulut lo, "
"Bacot doang lo Jin, turun sono gantiin posisi Hera, " toyor Ryujin, Hyunjin be like nyengir.
Malam pukul 7, Hera lagi asik nonton TV sama keluarganya, tiba tiba aja pintu rumah ada yang ketuk, Ummi Hera pergi buat buka pintu dan pas dibuka ternyata ada...
Gajah dibalik bat- eh.
Pas pintu dibuka ada sosok menantu idaman, idaman para emak emak siapa lagi kalau bukan Chan. "Eh Chan, mau nyari Hera pasti nih yak?, " tanya Ummi.
Chan nyengir, "Iya Ummi... " jawab Chan
"Yaudah yuk masuk aja nak, " ajak Ummi, Chan mah nurut nurut aja, dia masuk dan disuruh duduk di sofa. "Bentar ya Chan, Ummi panggilin dulu Hera nya, " jelas Ummi.
"Iya Ummi..., " Chan mengangguk. Mata Chan liat sekeliling, ada beberapa bingkai foto keluarga yang dipajang dan mata Chan gak sengaja lihat satu foto kecil.
"YA RAA!!, "
"AWAS AJA LO BANG, GUE JUAL KUCING LO!, "
Chan teralihkan sama suara teriakan Hera dan Lino, mode gelud on. "Maaf ya Nak Chan, emang ini biasa anak anak Ummi gak pada punya akhlak, " ucap Ummi Hera menghampiri.
"Ummi mah jahat sama anak, " ceplos Hera menyusul dari belakang, "Kak Chan maaf nunggu lama, " lanjut Hera.
Chan senyum, Hera ambyar, "Gak apa, "
"Mau berangkat sekarang?, " tanya Ummi
"H-5 Kiamat Mi, " ucap Hera santai berjalan ke luar rumah, sampe di luar Hera ngakak sendiri tuh anak.
Ummi sama Chan nyusul, "Ummi... Saya izin bawa Hera sebentar, " Izin Chan, "Iya Chan, gak usah dibalikin kalo bisa, turunin aja dijalan, " ledek Ummi, Hera mendelik.
Hera berdiri setelah memakai sepatunya, "Yaudah Ummi... Hera sama Kak Chan berangkat yak, " ucap Hera sambil mencium tangan sang ibu.
"Iya hati hati, " Chan sama Hera ngangguk.
Mereka jalan beriringan ke luar gerbang, Ummi sih masih mantau. Chan nyerahin helm ke Hera, dia bawa si Blackie guys. Untungnya Hera pakai celana jadi gampang aja, gak ribet kaya ngedrama.
"Sudah?, " tanya Chan, "Udah kak, " jawab Hera sambil memegang pundak Chan.
Chan mulai menyalakan motornya, menelakson memberi isyarat pada ibu Hera yang senantiasa mengawasi di ambang pintu. "Hati hati Ra, " teriak Ummi Hera yang dibalas acungan jempol oleh Hera.
Chan pun mulai menjalankan motornya, angin malam yang membuat Hera merinding, untung dia pake serba panjang yakali malem malem keluar pake yang pendek pendek, alamat pulang pulang masuk angin.
"Kak Chan, emang kita mau kemana?, " sahut Hera memajukan sedikit kepalanya.
"Nanti juga kamu tau, " jawab Chan dengan senyum di balik helm full face nya.
Gak tau kenapa, sekarang rasanya Chan deg deg an banget, ada aja rasa seneng kalau deket sama Hera, nyaman rasanya. Tapi Chan lagi lagi sadar, antara gak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLICE [BANGCHAN]
Фанфик"Cuprum, Iodine, Hydrogen... CuIH, orang kalem dilawan, cih jinjja!, modar maneh teh modar!, " - Macanasia2k20 #02042020 Start #03042020 Finish #11252020 Beragam typo terdapat di cerita ini... Mohon maklum masih abal abal:+ Non baku disini meng 🥈2i...