31

332 70 3
                                    

Setelah berbincang bersama Chan di pagi hari, kini Hera kembali bersantai tapi di kamar, males kalo di luar bisa bisa Hera dikata gembel, pusing Hera tuh memikirkan bagaimana caranya agar Ummi dan Abbinya tidak tahu atau bahkan menyetujui untuk acara esok.

"Gimana ya... Kalau bilang nginep pasti gak diizinin, ke warung ceu romlah aja mentok di ceramahin, hrrrr, " cuman Hera prustasi.

Seseorang membuka pintu kamarnya, "Napa dah lu? Galau?, " tanya begitu sang kakak lalu berbaring di kasur Hera, meningan sang tuan yang sedang terduduk di kursi belajar.

"Bang, " Lino menoleh, "Gimana kalau Hera mundur aja, " ucap Hera.

Lino terheran, "Lah kok mundur, sayang banget Dek, bentar lagi itu, kenapa si? Cerita coba, gue kan pernah bilang sama lo kalo ada masalah atau apapun cerita sama abang lo, " jelas Lino.

"Iya tau kok, gue cuman gak mau ganggu waktu belajar lo doang bang, terlebih lagi bentar lagi pan lo sidang, " turut Hera.

Lino terbangun duduk, "Sini, " ajak Lino pada Hera yang dituruti. Lino membawa sang adik ke dekapannya, "Kenapa hm?, " tanya Lino sembari mengelus kepala sang adik.

Hera memeluk Lino, "Ummi sama Abbi bang... Hera takut, " jawab Hera.

"Tenang, ada abang kok, lo jangan fikirin itu dulu, pentingin kesembuhan lo, " ucap Lino mengeratkan pelukan pada Hera.

Lino mengaku memang akhir akhir ini ia selalu di sibukan dengan kuliah nya mengingat sebentar lagi akan menghadapi sidang skripsi. Bahkan Lino pun tidak sempat untuk melihat pertandingan Hera kemarin gara gara makalah jahannam yang minta di revisi oleh dosen nya. Tapi untungnya, Lino bersyukur Hera tidak sendiri, sangat berterima kasihlah Lino pada para sabahat Hera terlebih seorang pria dengan berstatus anggota Polisi yang menjabat sebagai tetangga nya itu. Setidaknya Lino merasa Hera aman bersama mereka saat tidak ada dirinya disamping sang adik.

Tak terasa Lino yang terus mengelus kepala Hera membuat Hera tertidur pulas, ingatkan kembali bahwa Hera adalah tipe yang dimanapun ia berada di dalam kenyamanan pasti akan langsung tertidur pulas seperti mayat hidup yang tak bergerak.

Lino tahu, Hera tak ada pergerakan apapun, artinya tertidur, ia mulai membenarkan menaruh kepala sang adik dibantal dan menyelimuti tubuh si bungsu. "Gak kerasa lo udah gede aja Dek, perasaan baru kemarin gue main layangan sama lo di kampung, " ucap Lino terkekeh, "Tidur yang nyenyak, gak usah fikirin apapun, Alkena Tri Panthera adik abang Lino tersayang, " cuman Lino kemudian mencium kening sang adik.

Lino beranjak namun terhenti melihat satu figura yang berisi memori kecil dirinya dan juga Hera, terulas senyum dan memegang figura kecil yang berada di meja belajar sang adik.

.
.
.
.
.

Chan masih dikantor, sibuk mempersiapkan diri karena lima hari lagi adalah pengangkatan jabatannya

Jadwal Chan pun bertambah untuk esok, bersiap meminta izin untuk mengambil libur beberapa jam untuk melihat seseorang yang mungkin saat ini ia sukai? Pujaan hati? Ntahlah, Chan masih tidak tahu rasa apa yang mengandrungi hati nya saat bersama seseorang itu, mengingat bahwa salah satu alasan Chan adalah karena kesamaan yang dimiliki.

"Hannah...., " lagi lagi Chan berfikir, sepertinya besok pagi bertambah lagi jadwal nya di pagi yang teramat pagi.

Tangan Chan terulur mengambil ponsel nya, mencari kontak seseorang yang sangat ia kenali.

"Hallo..., "

"Ya hallo, ada apa Chan? Butuh bunga?,"

"Iya Tante, Chan mau pesan buket bunga,"

"Pasti mau kesana?, "

"Hehe iya, dua ya tante, "

"Buat nembak cewe? , yaudah mau kapan diambilnya?, "

"Doain aja lah Tante, haha. Besok pagi ya, buka engga?, "

"Ke rumah Tante aja langsung, nanti Tante bawa bunganya ke rumah, kalo di toko masih tutup, "

"Ah okay Tante, thanks ya, "

"You're welcome Son, "

"Chan tutup ya panggilannya, "

"Iya Chan, bye, "

"Bye, "

Chan mulai mengembangkan senyumnya kembali, besok adalah hari yang Chan kira akan sedikit special untuk seseorang. Chan berharap itu yang terbaik.

.
.
.
.
.

Ummi Hera lagi nyantai di sofa depan tv, TV nya mati ponsel nya nyala. Gini gini juga Ummi gaul ya up-to-date mengikuti perkembangan teknologi yang semakin maju dan juga canggih.

Ummi barusan mengupload suatu foto dengan caption "Nunggu suami pulang tapi masih siang😗, " foto nya terpampang foto Ummi sama Abbi tadi pagi yang selfie.

"Ummi alay deh captionnya, " celetuk Lino yang berjalan ke arah kamar sambil memainkan ponsel nya.

Ummi menengok belakang, Lino yang jalan mau ke kamar, gara gara Lino fokus ke ponsel jadilah perutnya kejedot meja rias yang agak tinggi, "Aw! Innalillahi sakit banget, " lirih Lino sambil mengusap-ngusap perut nya.

"Nah kan kualat sih sama Ummi, " ucap Ummi dengan kekehan.

Lino lanjutin jalan ke kamar, bodoamat ngambek pokonya dia. Sebel.

Ummi yang tadinya ketawa gara gara Lino sekarang tiba tiba diem seketika kaya siaran vlive yang ngeblank. Kaget guys. Nemu postingan ig yang lewat di pencarian, dari sebuah akun perkumpulan pencak silat se Indonesia, ada anak nya disitu si Hera fotonya ke pampang dengan caption peserta yang lolos ke babak final.

Nah kan kejadian Dua tahun yang lalu keinget lagi di kepala Ummi, tragedi yang bener bener kacau. Pokoknya Ummi Hera saat ini marah banget sama Hera. Ummi berjalan menghampiri kamar Hera, begitu buka pintu ternyata Hera lagi tidur, jadi di tunda dulu marah marah nya, kan gak lucu kalo dibangunin langsung di marah marahin bisa bisa ngelantur dikira mimpi buruk.

•••••




TINGGALIN JEJAK.... JANGAN BIARKAN KALIAN MENGHAPUS JEJAK~~~~
Jangan nyanyi:/
Mueheheeee
💕💕💕💕💕💕💕
•••••

POLICE [BANGCHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang