10

584 98 3
                                    

"Ra, " sahut Felix menghampiri Hera yang sedang menenggelamkan kepalanya diatas meja.

"Hera, " sahut Felix kembali.

"Hm..., "

"Napa dah?, " tanya Felix khawatir, yaiya gimana engga, wong biasanya temennya ini paling pertama ke kantin.

"Hm, " guling kepala Hera menghadap Felix. "Apa?, " tanya Hera masih setia menidurkan kepalanya. Galau Hera tuh gara gara kemarin di marahin Lino jadi dia gak enak sama bang nya udah khwatir ditambah lusa ummi sama abinya pulang, jadi Hera takut kalo abangnya bakal ceritain semua yang terjadi mengingat mulut Lino agak ember, jadi kepikiran akhirnya.

"Kenapa?pusing?, " tanya Felix penasaran lalu menempelkan punggung tangannya ke dahi Hera. Gak panas fikirnya tapi kenapa human didepannya ini kaya orang sakit. "Kenapa ?heh, " tanya Felix, Hera hanya menggelengkan kepalanya.

"Kalo mau cerita, cerita aja, inget, lo itu udah kaya adik gue sendiri, cerita aja kalo ada apa apa hm, " ujar Felix sambil merapihkan rambut Hera yang berantakan gara gara guling guling kelapa yang gak jelas diatas meja.

Pilik aku juga mau:+

"Gak mau ke kantin?," tanya Felix memastikan.

"Engga dulu, mau puasa aja, " ujar Hera menarik tangannya menjadikan bantalan kepala.

"Heleh so so an lo puasa sampe rumah langsung makan Dua piring, " cibir Felix. Tau aja dia tuh, ya gimana gak nahan kalo masakannya masakan abangnya si Lino.

"Hehe tuh tau, " cengir Hera dan menutup matanya. Bukan innalillahi yak, ngantuk dia mau tidur aja.

"Yaudah gw duluan, kalo ada apa apa telfon aja, " jelas Felix mengusap kepala Hera lalu pergi.

Emang dah Felix ini, dibalik sikap nya pendiam dan cuek Felix sebenarnya sangat perhatian dan penyayang apalagi sama teman teman nya termasuk juga Hera. Hera jadi inget dulu waktu tragedi itu, Felix yang tak bisa tinggal diam, sangat emosi dan khwatir pada Hera sampai sampai melebihi Bang Lino dan Ummi Abbi nya Hera. Serem kalo menurut Hera tapi lucu juga mukanya merah gitu kaya tomat. Beuh pokonya Felix ini kalo menurut Hera itu abang kedua nya setelah bang Lino, mengingat kelahiran Felix juga yang lebih dahulu dibanding Hera.

"Nah kan lupa gue, yaudah entar aja, " guman Felix saat keluar sudah jauh dari kelasnya.

Handphone Hera bergetar sesaat dengan layar yang menyala. Hera membuka matanya dan meraih handphone nya, ditemukan satu notif pesan.

Dede Pager🦊

Teteh
Gak ke kantin?

Engga de

Kenapa? Sakit?

Engga cuman lagi mager

Oh iya
Teh Ayen ikut teteh
ya pulangnya, abang
mau latihan lagi katanya
suruh ikut teh Hera aja

Oh iyaiya
Yaudah entar tunggu
di kaya kemarin aja yak

Oke teh
Makasih^~^

Sama sama de•~•

Bisa Hera tebak, emotnya ini menggambarkan muka I.N saat ini, Hera gak kuat bayanginnya, anak itu bisa aja bikin Hera diabetes, terlalu manis. Hera kembali meletakan handphone nya lalu menutup mata dan melanjutkan tidurnya yang kepotong.

POLICE [BANGCHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang