Lino memarkirkan motornya, "Tumben lo pada ke sini, " ucapnya lalu menghampiri Hera dan teman temannya.
"Main aja lah bang, " jawab Hyunjin reflek.
Lino nunjuk satu toples kue, Seungmin yang teramat peka, "Itu Jen, tolong toples, " pinta Seungmin, Jeno ngambil toples nya dan ngasih ke Seungmin. "Nih bang, " beri Seungmin pada Lino.
"Nah demen gue kaya gini nih, peka, makasih Min, " tutur Lino ngambil toples yang ditangan Seungmin.
"Lagian lo mah minta toples aja pake kode kodean," sahut Hera.
"Sultan bebas, " ucap Lino.
Hening sebentar, Felix rebahan mengahadap Hera, Felix ngasih kode ke Hera pake gimik bibir bahwa udah saat nya untuk bicara sekarang sama Lino. Hera ngangguk ngangguk aja, agak takut dia tuh.
"Mm... Bang..., " sahut Hera bangun dari sandaran Ayen. Hera nunduk gak berani.
"Napa dah?, " tanya Lino heran.
Felix bangkit dari rebahan nya, berusaha serius, temen temen yang lain udah mulai konek bakal serius, cuman Han doang yang anteng makan kue sampe Jaemin greget dan nyikut dia buat ikut serius.
"Lo semua napa dah?, " tanya kembali Lino yang mulai heran dengan tingkah teman teman Hera.
Hera masih menunduk, gugup rasanya, "Bang... Hera... Mm.. Hera bakal ikut lomba Penc-, " ucap Hera terpotong oleh Lino.
"Gue udah tau, lo pasti mah ikutan kan Dek?, " tanya Lino membuat semuanya diam dikeheningan, "Mark salah satu panitianya, " jelas Lino.
Hera masih diam, Felix yang melihat itu menghampiri Hera, menatap Lino untuk memberi sebuah keyakinan. "Bang... Gue mohon sama lo, ini impian Hera bang... Masa lo tega si sama dia, "
Lino membuang nafas lirih, "Bukannya gue gak tega Lix, Ra, abang cuman gak mau lo kenapa napa dek, mengingat lagi kondisi lo yang-, "
"Cacat ya bang?, " potong Hera mendongkak. "Apa Hera selemah itu ya bang?, " lanjutnya. Semuanya hening, terkejut.
"B-bukan maksud aba-, " Lino lihat Hera udah ngehapus air matanya, rasa gak tega lihat adik satu satunya begini. "Ra, bukannya gak boleh atau gimana, abang cuman khawatir Ra, abang gak mau itu terjadi lagi sama kamu, " jelas Lino.
Semuanya paham betul apa yang ditakuti keluarga Hera termasuk sang kakak. Tetapi harusnya tragedi itu adalah bentuk kebangkitan bukan trauma berkepanjangan.
Hera meraih kedua tangan Lino, "Bang..., Hera mohon... Kali ini aja... Ini impian Hera satu satunya, " mohon Hera. Lino menahan tangis, ia juga tidak tega pada adiknya. Namun, apakah Tuhan ada di pihaknya jika menyetujui apa yang Hera inginkan.
Lino menghela nafas berharap ini adalah jalan terbaik untuk sang adik, "Abang, Abang izinin, " ucap Lino membuat yang lain terkejut. "Abang izinin jika itu memang yang terbaik buat Hera, " jelas kembali. Hera memeluk sang kakak sambil mengucapkan beberapa terima kasih.
Yang lain yang melihat hanya bisa tersenyum, terharu. Bersyukur Lino mengizinkan, memang kuasa Tuhan yang besar membolak balikan hati manusia seperti membalikan telapak tangan.
"Nah tinggal kita fikirin deh rencananya, " ucap Hyunjin tiba tiba membuat Hera dan Lino melepas pelukan, "Rencana?, " tanya Lino.
"Iya bang, gak mungkin kan kita kasih tau Ummi sama Abbi, " Jawab Felix.
"Oh iya njir, " ingat Lino menyetujui.
Sementara itu Chan saat ini masih ada di kantor kepolisian, biasa nih tipe cogan sibuk. Chan ditemani Changbin sahabat karib dan yang lainnya, mereka saat ini lagi bicarain buat acara yang akan mendatang.
"Bentar lagi naik jabatan nih pak bos, " goda Bambam teman Chan.
"Apaansi, gak ngaca kamu juga bakal naik, " tutur Chan, "Oh iya lupa saya, " benar Bambam.
Temannya yang lain, Jaehyun mencoba meledek Chan, "Kapan nikah?, "
Nah loh jleb.
Nah itu dia, Chan ini tampan tampan jomblo, gara gara sang mantan yang selingkuhin dia jadi dia agak malas juga buat berhubungan alias pacaran lagi.
"Udah ada si kalo calon mah, " sahut Changbin yang langsung digeplak sama Chan.
"Owess... Kaya gimana tuh ceweknya?, " tanya Jaehyun penasaran.
"Udah, ini kenapa malah bahas cewek? Kita mau bahas acara buat minggu depan hey, " jelas Chan.
Teman teman Chan cuman ketawa aja, "Yaudah yaudah, jadi gimana nih buat acara minggu depan?, " tanya Changbin yang mulai serius.
"Gak gimana gimana, kita hanya mengarahkan yang lain untuk memperketat keamanan, selebihnya akan diatur oleh pusat, dan itu pun mungkin dari kita hanya bawahan saja yang akan diutus, " tutur Chan yang diangguki oleh yang lain. "Yasudah, hanya itu saja si, " lanjut Chan menghentikan pembicaraan.
"Yasudah saat nya kembali ke tempat masing masing, " ucap Bambam lalu pergi disusul Jaehyun.
Chan melirik Changbin, "Kamu ngapain disini?, " tanya Chan, "Lah emangnya gak boleh?, " tanya balik Changbin. Chan cuman bisa pasrah, punya temen satu gini banget.
Rasanya Chan mau nyemplung aja ke kolam ikan abbinya Hera, eh btw, Chan kepikiran Hera, kepo aja gitu tuh anak absurd lagi ngapain, terlebih lagi pas pagi ngomong sesuatu sama Felik, Chan jadi curiga ada sesuatu yang disembunyikan, tapi bukan urusan Chan juga buat tahu. Hadeh.
Emang saya siapanya Hera?
Seorang wanita cantik itu membuka pintu coklat, dihadapannya terduduk seorang gadis, "Kali ini kamu harus memang, " ujarnya membalik lalu kembali pergi menutup pintu itu dengan kencang.
Gadi itu hanya bisa pasrah, menangis pun tak ada hasil yang lebih baik. Ia menhampiri kasurnya lalu meringkuk, berharap seseorang akan menyelamatkannya dalam keterpurukan ini nanti, ia selalu berharap.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLICE [BANGCHAN]
Fanfiction"Cuprum, Iodine, Hydrogen... CuIH, orang kalem dilawan, cih jinjja!, modar maneh teh modar!, " - Macanasia2k20 #02042020 Start #03042020 Finish #11252020 Beragam typo terdapat di cerita ini... Mohon maklum masih abal abal:+ Non baku disini meng 🥈2i...