19

405 76 2
                                    

Motor Chan tiba di sebuah Restauran, Hera turun, Chan mematikan motornya dan membuka helmnya. "Ini..., "

"Sini, " rebut Chan ngambil helm yang ditangan Hera.

"Ayo masuk, " ajak Chan lalu menyeret lengan Hera, dan berjalan masuk.

Chan dan Hera terduduk, "Kak Chan sering kesinin?, " tanya Hera sambil melihat lihat sekitar. Lumayanlah tempatnya, angker.g. Dikira indihome kali ah eh indigo.

"Tidak juga, justru saya kesini karena ada janji dengan seseorang dan saya butuh bantuan kamu, " jelas Chan sambil menatap Hera.

"Bantuan? Nangkep begal? Mecahin kasus?, " tanya Hera melebarkan matanya, dia serasa kaya jadi tokoh di film Detektif gitu.

Chan ngakak aja, emang dasar punya tetangga gini amat tapi say-eh, "Nanti juga kamu tau, " jawab Chan lalu tersenyum.

Gak lama seseorang menghampiri mereka, perempuan cantik dengan rambut tergulai indah tak lupa dengan style yang bikin Hera insecure. Rasanya Hera mau out aja di samping Chan, merasa kentang guys.

"Menunggu lama?, " ucap perempuan itu lalu terduduk di depan Chan sama Hera.

"Anda bisa menjawabnya sendiri, " jawab Chan, perempuan itu cuman senyum lalu melirik Hera, Hera cuman senyum aja, gak tau kondisi gimana. "Langsung saja bicarakan topiknya Hasna, " ucap Chan mulai jengah.

Perempuan yang disebut Hasna itu hanya tersenyum, "Kenapa terburu buru sekali Chan?, " tanya Hasna, Chan mah udah mulai males buat nanggepin, Hasna menunduk "Aku tau aku salah Chan, aku khilaf, aku minta maaf. Tapi... Aku sudah meninggalkannya, jadi kita bisa mulai untuk yang baru Chan, " tuturnya.

Hera diem nyimak anteng, berasa nonton sinetron ftv guys. Tapi disini juga Hera mulai menyerap inti cerita dari keadaan saat ini. Ayolah Hera ini jiwa sastra juga, harus tau ini ada konflik apa diantara tetangga ganteng nya sama mbak mbak nya.

"Kita bisa mulai yang baru kan Chan?, " tanyanya lagi sambil meraih tangan Chan, Chan langsung ngelepasin tangan Hasna, "Aku janji Chan, gak akan ulang lagi, " tuturnya meyakinkan Chan, tapi ya namanya juga Chan, Polisi gak mudah bisa terpengaruh.

Hera dari tadi nyimak terus, udah gigit jari aja, greget dia pengen tau endingnya, sambil siap siap mau nyanyiin lagunya teh Rosa.

"Maaf, saya tidak bisa, " ucap Chan,

Nah loh, "Kenapa Chan?, " tanya Hasna yang mulai emosi.

"Saya sudah dimiliki, " jawab Chan enteng, Hera sama Hasna kepo, aduh double H ini yang satu nyakitin yang satu ngangenin. G.

Perlahan Chan mengenggam tangan Hera, Hera kaget gengs, afa afaan. "Namanya Hera, " ucap Chan sambil melihat ke arah Hera, diem diem juga Chan ngasih kode minta bantuan pake sorot matanya ke Hera.

Hasna udah berlinang air mata aja, "Bohong, " ucap Hasna. "Kamu pasti bercanda kan Chan?, " tanyanya mulai terisak.

"Itu terserah Anda mau percaya atau tidak," ucap Chan, yaudahlah Hera pasrah aja.

Hasna, perempuan itu pun berdiri sambil menggebrak meja, nah kan Hera jadi berasa Miss Universe, semua mata tertuju padamu, no... MissQueen.

"Aku tau kamu bohong Chan, dan aku gak akan tinggal diam, " jelas Hasna lalu berlalu pergi.

Selapas Hana pergi, Chan membuang nafas enteng, syukur dah. Tapi Chan sadar sesuatu, tangannya.

"Maaf Ra, " ucap Chan lalu melepaskan genggamannya. Hera cuman ngangguk ngangguk aja.

"Jadi? Tadi itu kenapa? Please kak Chan, Hera butuh penjelasan, hadeh... Gini nih kalo udah lama vakum di teater, " jelas Hera memegang kepalanya seolah olah merasa pusing yang luar biasa, eh emang pusing sih.

Chan senyum, "Tadi itu mantan saya, dia main dibelakang, " jawab Chan, Hera jadi sad, "Dan kini dia kembali, ngajak saya untuk memulai yang baru? Gak semudah itu kan? Mangkannya saya minta bantuan kamu dan maaf soal tadi, " jelas Chan menunduk.

Apadaya Hera yang gak punya mantan, tapi Hera tau kok sedihnya mungkin sedikit. Tangan Hera menggapai pundak Chan, "Udah kak jangan galau, yang lalu biarlah berlalu, sebenarnya balikan sama mantan juga mungkin gak masalah kan? Ya maksud Hera, eum siapa tau dia ngelakuin itu ada alasannya Kak tapi ya cuman kan pandangan setiap orang berbeda, tapi ya karena ini berada di Kak Chan jadi itu hak kak Chan juga mau bagaimana, toh perempuan juga masih banyak selain kakak tadi, mungkin ada yang lebih baik, " bentar Hera fikir kurang pas, "Maksud Hera, kakak tadi ya ya baik tapi diluar sana kan mungkin ada yang baik lagi, aduh punten kak bukan mau julid huhuhu, " tambah Hera, Chan yang denger ketawa. Hera yang ngomong juga ketawa. Absurd.

Chan jadi mikir juga, omongan Hera ini ada benernya juga, soal balikan, Chan gak mau karena Chan juga gak ada rasa lagi sama Hasna, dan bener perempuan gak cuman Hasna, Hera misalnya? Eh.

"Ayo Ra, " ajak Chan tiba tiba dan berdiri.

Hera nengok, "Kemana?, "

"Ikut aja, nanti juga kamu suka, " jelas Chan, Hera mah ngangguk aja.

Mereka berdua keluar dari Restauran tadi, Chan mulai menjalankan kembali motornya. Gak lama, mereka sampai ditempat yang Chan maksud, Chan matiin mesin motornya lalu ngelepas helm, Hera turun, mata nya gak bisa diem, lirik kanan, lirik kiri, karena emang ramai banget, kanan kiri tukang dagang semua.

"Gimana?, " tanya Chan begitu turun dari motor hitamnya itu, tak ada jawaban dari Hera, Chan senyum senyum ketawa aja liat Hera yang kayaknya begitu terpesona sama sekitar, apalagi makanan. Hera mulai melangkah tanpa sadar, "Heh!, " cegah Chan, "Helmnya Ra... Haha, kamu ini lucu banget, " ucap Chan sambil melepaskan helm dari kepala Hera. Hera eum deg deg ser, dia cuman haha hehe doang.

"Ayo mau jajan apa dulu?, " tanya Chan mulai melangkah beriringan.

Hera baru sadar, "Ih tapi Hera gak bawa uang, " ucap Hera ngenges, dahlah modar aja.

"Ada Saya, " jawab Chan, "Gak usah deh Kak Chan, " sanggah Hera.

"Kamu ini kaya ke siapa aja, anggap aja ini imbalan buat yang tadi, " jelas Chan. "Udah gak usah gak enak gitu Ra, ayo mau jajan apa hm?, "

Yaudahlah ya tapi Hera bingung, yang bulanan banyak, yang enak juga banyak, "Bingung Kak mau apa..., " ucap Hera.

"Yaudah ayo ikut saya, " tarik Chan tanpa sadar menggenggam tangan Hera menuju tempat yang di maksud.

Mereka sampe di depan tukang Cilok, "Eh nak Chan, " sapa penjualnya, "Iya Pak," sapa Chan balik sambil senyum.

"Dua bungkus ya Pak, biasalah samain aja, Ra kamu suka pedas kan?, " jawab Chan, Hera ngangguk semangat.

"Oke, tunggu ya Chan, "

"Iya Pak, "

POLICE [BANGCHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang