40

350 68 6
                                    

Sekarang udah menginjak hari yang dinamakan lusa oleh Felix. 3 Oktober, hari untuk memperingati kelahiran sang kakak, anak sulung dari keluarga Bang. Semua nya sibuk menata ruang keluarga, Hera pun ada gara gara di gered sama Felix dan Lucas, kini dirinya tengah membuat pita dan tulisan, Lucas meniup balon dan Felix yang memasangnya, Ibu Felix lagi bikin kue, Ayah? Minggat ke Australia, cabang perusahaan yang disana mesti di urus.

"Wih bagus banget anak anak Mom bikinnya, " puji sang Ibu yang datang dari arah dapur dengan satu potong kue di tangannya, "Ra... Cobain enak gak, " titah Ibu Felix menghampiri Hera.

Hera menerima, sedikit ia cicipi, "Enak banget Bu... Fiks ini mah jadi lah, " cengirnya.

"Ih masa anak nya gak nyobain..., " protes Felix turun dari kursi berjalan menuju Ibundanya.

"Aku juga mau!, " susul Lucas.

Ibu Felix cuman bisa terkekeh aja, ya nama nya juga anak, suka malu malu in. Setelah kue nya ludes sama Lucas, Ibu Felix kembali ke dapur buat siapin kue nya, untungnya beliau bikin 2 jadi gak repot kalau mau makan duluan.

"Ra! Lo udah bikin kado belum?, " tanya Felix yang masih fokus memasang balon.

"Udah!, " jawab Hera.

Lucas menghentikan acara tiup balonnya dan berjalan menuju kamar nya, "Woy tuyul! Ini balonnya belum selesai!," teriak Felix.

Lucas yang diteriaki pura pura tak mendengar, Hera yang melihat cuman bisa ngakak aja, "Udah gak usah teriak, biar gue aja, " ucap Hera menggerakan kursi rodanya menuju arah Felix, mengambil balon di lantai yang belum tertiup.

"Aelah, tuh anak, udah taro aja, gak apa Ra, nanti lo kecapekan, " cegah Felix.

"Gak apa ih bep, " balas Hera lalu meniup balon balon tersebut dan memberinya pada Felix yang diatas kursi.

Lucas tiba kembali dengan satu kresek hitam dan satu gulung bungkus kado di tangannya, "Nah Kacan gak perlu niup balon, mending bungkusin kado nya Lucas nih Kak, mau ya?? Ya ya... Lucas gak bisa bungkusnya Kak.., " pinta Lucas merengek.

Hera mengangguk, "Oke, sini biar kakak yang bungkus, " Lucas memberikan plastik dan juga gulungan pada Hera.

Hera melihat isi kresek, satu buah casan putih, Hera memandang Lucas, "Hehe... Kak Chan lagi butuh itu soalnya Kacan, dari kemarin pinjam punya Lucas terus, " ucap Lucas lalu mendorong kursi roda Hera menuju meja dekat TV.

"Eh eh! Ra! Yang gue juga dong, bentar gue ambil dulu, " celetuk Felix sambil turun dari kursi dan menuju kamarnya.

Tepat jam 3 sore, semua dirumah Chan sudah siap, dari muali dekorasi dan juga kue, tak lupa mereka menutup semua gorden dan bersembunyi.

Tak lama terdengar deru mesin motor diluar yang berhenti dan pagar yang berbunyi, cepat cepat Felix dan yang lain mulai membungkam keadaan.

"Assalamu'alaikum..., " ucap kecil Chan, "Chan pulang!, " lanjutnya dengan suara yang lebih mendominasi.

Udah beberapa hari ini Hera gak jumpa Chan dan gak berkomunikasi sama Chan, jujur sih kaya pas denger suaranya kaya gimana gitu.

"Pada kemana sih..., " heran Chan saat memasuki ruang tamu yang begitu sepi, dan ketika kakinya menginjak ruang keluarga, gorden yang ditutup, serta banyak balon, hingga satu cahaya mengagetkan Chan, lampu menyala menampilkan dekorasi didinding, bertulisan ucapan selamat untuknya.

Telinganya mulai mendengar suara lantunan riuk dari ujung, sang ibu yang membawa kue yang disampingnya terdapat Felix, dan juga dibelakang ada Lucas yang mendorong kursi roda Hera. Mereka tersenyum bertepuk tangan diiringi sebuah suara.

"HAPPY BIRTHDAY TO YOU!!!! YUHUU!, " kini Lucas yang antusias dibelakang Hera.

Chan tersenyum haru, tak sangka saja mereka menyiapkan ini untuknya, Chan kira hanya akan mendapat sebuah ucapan saja tanpa embel embel apapun.

"Chan... Make a wish boy, " ucap sang Ibu.

Chan lagi lagi tersenyum, sudah banyak doa yang ia siapkan kali ini termasuk waktu yang akan datang. Chan meniup lilin tersebut, "Thank Mom, " ujar Chan lalu mencium pipi Ibundanya.

"Met brojol bang, lo selalu yang terbaik buat semuanya, lo abang terbaik gue selama ini, thank you, nih kado gue sama Mom, Dad nyusul, " jelas Felix sambil memberi dua kado pada Chan.

"Terima kasih kembali, dan kamu adik kakak yang terbaik, " balas Chan menerima kedua kado tersebut.

Lucas dan Hera maju setelah Felix menyingkir, "Ya ya ya Makasih kakak Chan yang udah jadi kakak terbaik buat Lucas, sehat selalu, makin kaya, makin banyak uang, makin gan-gak gak ya begitu pokonya makin makin, nih dari Lucas, semoga bermanfaat yak..., " ucap Lucas sambil memberi satu kado yang terbungkus sangat rapih sama seperti kado Felix.

Chan jadi curiga, kan adik adik nya ini gak bisa bungkus kado, sama kaya dia, lah ini rapih bener, "Iya... Terima kasih kembali little boy! Kamu juga adik kaka yang terbaik!, " balas Chan.

"Aku emang terbaik dibanding kak Felix kak, " timpal Lucas membuat Felix memandang sinis.

Terakhir Hera, Chan berjongkok didepan Hera, menaruh kado kado itu dilantai, tersenyum kini menatap Hera. Hera nya udah mau nangis aja, "Kakak gak perlu jongkok, " ucap Hera.

"Gak apa..., "

"Selamat Ulang tahun Kak Chan, semoga yang kakak semogakan tersemogakan, apapun itu yang terbaik buat Kak Chan Hera aamiinkan, ini kado dari Hera dan abang Lino, katanya sehat sehat terus ya kak semoga makin sayang sama Ayah kakak, Ibu kakak, Felix dan Lucas. Maaf ya kak sederhana..., " jelas Hera memberikan paper bag coklat pada Chan.

(Bnr gak sih anjim nulisnya:v)

Chan tersenyum menerima, "Makasih... Makasih buat doa kamu dan abang kamu, dan semoga doa kamu untuk kakak juga berbalik pada kamu... Maaf kakak jarang kabarin kamu hari hari ini... Makasih buat kado nya ya..., " balas Chan.

"Sama sama, gak apa Kak, pentingkan dulu apa yang penting untuk kakak, always succes for you, "

Semua orang yang disekeliling mereka cuman nyimak, Ibu aja udah baper jadi keinget suaminya yang lagi LDR di Aussie, Felix udah stan by dari tadi video ini, dan Lucas yang gak ngerti apa apa.

"Nah ayo potong kue nya, " ajak sang Ibu.

Chan mengangguk memindahkan kado kado itu pada sofa, berjalan ke belakang Hera, mendorong nya maju. Kini gantian yang megang Kue Felix yang jadi kameramen Lucas.

Chan menerima pisau dari sang Ibu, memotong kue di hadapanngla menjadi beberapa bagian. Mengambil piring dan sendok. Tangannya menuju pada sang Ibu.

"Thank mom, udah jadi Ibu yang baik buat aku, " ucap Chan yang memeluk sang Ibu.

"No problem my boy!, "

Suapan kedua Chan berikan pada Felix dan ketiga pada Lucas, terakhir pada gadis didepannya yang terduduk, "Maaf ya terakhir..., " ucap Chan menyuodorkan satu potong kecil kue pada Hera.

"Gak apa kak, " ucap Hera menerima suapan.

"Setelah ini saya akan berterima kasih pada Ummi karena udah ngelahirin dan ngerawat kamu sampai menjadi perempuan yang tangguh yang sudah mencuri hati saya, " ujar Chan tersenyum.

POLICE [BANGCHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang