#26 jangan menjauh dariku

2.2K 211 20
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seoul July 2019
Sudah lebih dari sebulan Vii berada di rumah bersama kakaknya, Seokjin sangat protektif sekali memeprlakukan Vii, tidak ada bedanya dengan Jimmy, Seokjin memperlakukan adiknya sama, tidak ada perbedaan diantara keduanya.

Bahkan Seokjin jarang sekali mengajak Vii keluar rumah selain untuk pergi berbelanja dan pergi ke rumah sakit untuk check up, atau mungkin sesekali Vii akan ikut kakaknya untuk mengantar Jimmy pergi ke sekolah, karena keluar dari rumah sakit bukan berarti Vii sudah sembuh dan terbebas dari penyakitnya, Vii harus benar-benar tetap menjaga kesehatannya, bahkan sekarang ia harus datang ke rumah sakit dua minggu sekali untuk melakukan terapi.

Seperti hari ini, Vii dan Seokjin sedang mengantar Jimmy berangkat sekolah sebelum pergi ke rumah sakit.

"Hyung.....seperti biasanya aku akan pulang naik bus saja," ucap Jimmy kepada Seokjin saat mobil yang mereka kendarai sudah sampai di depan sekolah.

"Baiklah.....hubungi hyung jika terjadi sesuatu okay," pesan Seokjin kepada Jimmy, dan Jimmy pun menganggukan kepalanya.

"Belajar yang baik, jangan samapi pulang terlambat okay," Vii pun ikut memberi pesan Kepada Jimmy.

"Baiklah.....Vii, semangat juga untuk pengobatan hari ini okay," Jimmy pun tak lupa memberikan semangat untuk Vii.

Kemudian Jimmy pun turun dari mobil, dan Seokjin kembali menjalankan mobilnya.

Sesampainya di rumah sakit, seperti biasanya Vii akan langsung melakukan terapi karena memang sudah mengambil nomor antrian sebelumnya, Seokjin dengan setia berada di samping sang adik untuk menemani Vii melakukan pengobatan, Seokjin menggenggam tangan Vii saat obat kimia itu sudah mengalir melalui selang infus, Vii terlihat sedikit menggeliat dan menggenggam tangan kakaknya dengan erat karena obat kimia yang sedang bereaksi untuk melawan penyakit yang berada di dalam tubuhnya, bahkan tidak sedikit peluh yang Vii keluarkan sekarang.

Seokjin dengan penuh perhatian mengelap keringat Vii yang keluar itu menggunakan handuk yang ia pegang ditangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan sang adik.

"H...hyung.....a...ppo.....," rintih Vii yang terlihat meringis kesakitan.

"Taehyung ah.....tahan sedikit lagi ne, sebentar lagi obatnya akan habis," ucap Seokjin sambil tersenyum kepada Vii.

Seokjin tahu betul, ini pasti sangat menyiksa adiknya, namun maunbagaimana lagi, ini adalah satu-satunya cara agar sang adik tetap bisa bertahan, mengingat jika penyakit yang di derita oleh adiknya ini benar-benar sangat ganas, bahkan donor sum-sum tulang belakang yang di lakukaknnya pun tidak banyak membantu.

Melihat adiknya sudah tertidur, seperti biasa Seokjin akan pergi ke ruang dokter untuk berkonsultasi tentang penyakit yang diderita oleh adiknya.

"Jadi begini......mungkin ini memang sangat berat untuk di sampaikan tapi, kemoterapi ini hanya untuk menghambat sel kankernya, tapi karena yang diserang itu adalah darahnya, kami tidak bisa memastikan sampai kapan tubuhnya akan menerima obat yang kita masukkan kedalam tubuhnya, dan yang sangat kami takutkan adalah jika sewaktu-waktu tubuhnya sudah tidak menerima lagi obat kemo ini," jelas dokter Lee yang mampu membuat mata Seokjin memanas.

"Dokter, apakah tidak ada lagi cara lain yang bisa dilakukan selain ini, cara ini benar-benar membuatmya menderita dan kesakitan, berapapun biayanya, saya akan berikan,"

"Maaf.....mengingat kondisi pasien sekarang, pasien mampu bertahan hingga saat ini itu adalah hal yang sangat langka, dan metode penyembuhan seperti ini kami anggap sebagai yang paling berhasil, sembuh tidaknya semuanya tergantung pasien apakah masih tetap akan bertahan atau tidak, yang jelas....jangan membuatnya down dan hiburlah pasien, karena itu akan meningkatkan imum tubuhnya,"

Hyung- (Kim Taehyung) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang