⏭️ Part 8

12.9K 850 32
                                    

Tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu, waktu ujian nasional sudah semakin dekat, Sasha dan Adillah juga sudah mengirim aplikasi pendaftaran ke Harvard university.

Tahaaan ... Sasha, tahan ... bentar lagi kamu akan lari dari kenyataan," batinnya meledek.

"Woee, melamun lagi?" tegur Dillah yang tiba-tiba muncul masuk ke kamar Sasha.

"Hmmm," jawab Sasha singkat.

"Sabar, gak lama lagi, Sha. Kamu sudah kantongin izin belum dari Mama-Papa kamu?" tanya Dillah.

"Belum, Dill. Gak tega dan gak berani bilangnya, maunya sih minta tolong ke Kak  Azzam, ke rumah Ayahku yuk Dil!"

"Ngapain?"

"Ketemu kak Azzam, mau minta tolong ke dia, biar dia yang wakilin bilang ke Mama-Papa."

Sasha berpikir hanya Azzam yang bisa membantunya membujuk keempat orang tuanya, untuk itu dia mengajak Dillah menemaninya menemui Azzam, kini Mereka berdua menuju ke rumah sebelah untuk bertemu Azzam, tapi Sasha tidak tau kalau di rumah itu juga ada Amirah bersama Azzam yang bermesraan di ruang tamu.

"Asss---- "

Sapaaan lantang Sasha terpotong ketika melihat Azzam mengecup bibir Amirah. sontak dia membalikkan badannya membelakangi dua sejoli itu, tidak dengan Adillah yang hanya diam mematung.

"Gak sopan banget sih, datang-datang gak beri salam," Ucap Amirah.

"Maaf Kak, tadinya mau ucapin salam tapi keburu kaget melihat adegan siaran langsung," ungkap Sasha.

"Maksud kamu apa?" Lantang Amirah.

Adillah yang melihat itu menarik tangan Sasha untuk kembali ke rumahnya, karena dia sangat tau perasaan Sasha saat ini.

"Kak Azzam ngerti agama, kan?" sindir Sasha sebelum meninggalkan Azzam  namun Azzam hanya diam tidak menanggapi.

"Jaga ucapan kamu ya, anak manja," Sela Amirah.

"Amirah," tegur Azzam lembut.

"Apaan sih kamu, Mas? belain aja terus anak manja ini." Sentak Amirah.

Tanpa mereka duga Sasha dan Amirah sudah bertengkar adu mulut.

"Emang kenapa kalau aku manja gak ngerugiin kamu juga, kan?" Balas Sasha.

"Jelas merugikanlah karena kamu, aku dan Azzam sering bertengkar."

"Dengar ya Kakak Amirah yang terhormat, jauh sebelum anda mengenal kak Azzam dari orok saya sudah dekat dan bermanja-manja sama Dia, jadi anda salah besar kalau aku penyebab kalian bertengkar," tangkas Sasha.

"Tapi kamu seolah-olah menjauhkan aku dari Azzam."

"Hellowwww ... Jangan mentang-mentang Kak Azzam sangat mencintai kamu, terus seenaknya ngomong, sekolah aja tinggi uda mau wisuda tapi kelakuan minus, gak punya etika gak ada sopan santun di rumah orang teriak-teriak," cerca Sasha yang menyentil Azzam.

"Ini bukan rumah orang lain, ini rumah milik calon suamiku," bantah Amirah lantang.

"Apa? milik kak Azzam? ingat ya, rumah ini masih milik Ayah dan Bundaku selagi mereka masih hidup, kalau pun pemilik rumah ini kak Azzam, kamu bebas gitu berlaku tidak sopan disini? Kak Azzam aja yang mata dan hatinya buta mencintai wanita ular seperti kamu." sarkas Sasha.

"Sasha," bentak Azzam dengan wajah memerah.

Deg ... ...

Seumur hidup Sasha, ini pertama kalinya di bentak oleh Azzam, dan tidak memanggil Uin lagi. Sasha diam tidak berkutik dengan menahan tangisnya menatap Azzam dengan wajah sendunya, banyak kata yang ingin sasha ungkapkan tapi tidak bisa keluar dari mulutnya.

LOVE in SILENCE  **End** Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang