Di dalam rumah, Azzam mendudukkan dirinya di ruang keluarga bersama kedua orang tuanya, jangan ditanya Azzal dan Muaz kemana, mereka keluar ngedate dengan kekasih baru mereka.
"Yah, Uin ada cerita sesuatu nggak sama Ayah dan Bunda?" tanya Azzam.
"Maksud kamu?" tanya Pak Abrisam.
"Enggak ada apa-apa, yah!"
Ayahnya makin dibuat bingung dengan tingkah kedua anaknya, mungkin kecurigaannya benar selama ini.
"Maksud kamu apa sih, Nak? Perjelas dong," tanya bundanya yang juga curiga dengan hubungan kedua anaknya.
"Maksud Azzam itu, apa Uin cerita ke Ayah tentang masalahnya yang dia pendam selama ini, yang mengganjal di hatinya, siapa tau ajakan Uin mau cerita ke Ayah," bohongnya.
Padahal Azzam hanya ingin tau apakah Uinnya cerita kalau dia habis bertengkar sama Amirah dan juga tentang rencana Uinnya yang ingin belajar keluar negeri, Azzam tidak berani mengungkitnya karena dia sudah terlanjur janji.
"Oohh, dia nggak cerita apa-apa ke kami," sahut bundanya.
"Terus, Ayah dan Bunda ngapain aja di sebelah?" tanyanya penasaran.
"Ya ngobrollah bersama Mama, Papa kamu dan juga bungsunya Ayah."
"Jadi kangen," gumam Azzam yang masih di dengar oleh kedua orang tuanya.
Tepatnya hari ini, hari terakhir Ujian Nasional, Sasha dan Adillah merasa lega dan tinggal menunggu hasil lalu berangkat ke Amerika.
"Akhiiiiiiirrrrnyaaaaaaaaaa....!!!" teriak Sasha di ruang kelasnya.
"Jangan seneng dulu, Buk. Kita belum tau apakah kita lulus atau tidak, percuma kan diterima di Harvard tapi SMAnya gak lulus," oceh Dillah.
"Seneng aja, Dill. Aku istirahat belajarnya," timpal sasha tertawa.
"Jalan yuk!" ajak Sasha ke Dillah.
"Memakai seragan sekolah?" Tanya Dillah.
"Iya juga ya."
"Gimana kalau entar malam saja kita makan malam di rumah aku, Dill. Dan kamu harus nginap," ujar Sasha
"Beres, Buk."
Mereka pun kini pulang dengan Dillah yang mengantarkan Sasha pulang.
"Oh ... iya, Dill. Sebelum ke rumah, kamu singgah beli cemilan ya," perintah Sasha.
"Beres," balas Dillah singkat.
Mobil sport Dillah kini melaju membelah jalan raya di Ibu kota, tidak butuh waktu lama mobil Dillah memasuki gerbang kompleks perumahan elit yang ada di Jakarta.
"Thank's ya, Dill." ucap Sasha kepada Dillah sebelum turun dari mobilnya.
Sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam pekarangan rumah, Sasha mendengar teriakan ayahnya memanggil namanya, dia pun membalikkan badannya dan berlari kecil ke arah ayahnya.
"Gimana ujiannya, sayang?" tanya Ayahnya.
"Alhamdulillah, Yah. akhirnya hari ini selesai juga."
"Jadi, sekarang bisa dong kamu ke rumah Ayah lagi."
Sasha terdiam tidak menjawab, hanya memperlihatkan senyum kecilnya saja.
Tapi ayahnya kini sudah menariknya masuk ke dalam rumah, yang ternyata di dalam rumah itu ada kehadiran Amirah, yang membuatnya mual."Assalamu'alaikum," sapanya kepada penghuni yang berkumpul di ruang keluarga.
"Wa'alaikummussalam jawab semuanya kecuali Amirah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE in SILENCE **End**
RomanceDiusia yang masih belia, seorang gadis diam-diam memendam perasaannya sendiri kepada seorang laki-laki yang usianya terpaut jauh darinya, yang tak lain adalah kakak sepupunya sendiri anak dari kakak ayahnya. Ketika sang cinta melabuhkan hatinya kepa...