⏭️ Part 18

16.4K 788 30
                                    

Tidak lama berselang sehabis makan malam mereka pun kembali melaksanakan sholat berjamaah yang di imami oleh Azzam.

Setelahnya mereka kembali berkumpul di ruang keluarga dan berbincang-bincang dengan Sasha yang sudah berbaring di pangkuan ayahnya.

"Sasha sangat merindukan moment-moment seperti ini, Yah." ungkapnya.

"Jangankan kamu, Nak! Bunda juga sangat kangen dengan moment seperti ini. Selama empat tahun ini kita tidak pernah lagi kumpul-kumpul seperti ini, apalagi sama dua bujang lapuk itu, hampir tiap malam keluyuran entah kemana, pulangnya tengah malam dan Azzam sendiri sudah empat tahun tinggal di rumah sebelah," keluh bunda Ambar.

"Kok bujang lapuk sih, Bund? yang bujang lapuk itu noh!" protes Azzal menunjuk Muaz.

"Masih muda ini, tunggu aja tanggal mainnya," protes  Muaz tidak mau kalah.

Dan obrolan mereka berakhir ditengah malam, karena keasikan ngobrol mereka lupa kalau sudah jam 12 malam.

Dipagi buta ini, setelah melaksanakan kewajibannya yang di imami oleh suaminya, ini pertama kali buatnya tidak melanjutkan tidur lagi. Sasha melangkah menuju ke dapur membuat sarapan untuk orang di rumahnya, karena hari ini hari libur alias hari minggu, Mama dan Papanya masih betah berlama-lama di dalam kamar.

"Assalamu'alaikum, Bi Nini." sapa Sasha.

"Wa'alaikumussalam, Non Sasha." balas Bi Nini.

"Gi ngapain, Bi?"

"Ini, Non. Lagi nyiapain sarapan."

"Biar saya saja ya Bik! lebih baik Bibi kerjain yang lain aja."

"Gak usah, Non. Nanti Bapak dan Ibu marahin saya, Non Sasha kan tidak pernah melakukan ini," ujar Bi Nini.

"Bii! udah ya, kerjain yang lain atau saya ngambek," ancamnya.

"Iya ... iya ... tapi Non yang harus bertanggung jawab, ya!"

"Jangan bilang ke mereka kalau saya yang nyiapin sarapan, kalau Bibi tidak mau kena semprot."

"Noooon!"

"Hmm."

"Apa Non bisa masak, mau Bibi bantu?"

"Sebenarnya sih saya baru mau belajar, Bik. Kalau masakannya gosong atau keasinan paling Bibi yang kena tegur, kan mereka mengira Bibi yang masak," ujar Sasha mencandai Bi Nini.

"Astaghfirullah ... Non, kok tega siih?"

"Oh ... iya Bi, tadi Bibi mau masak apa?"

"Cuman mau bikin telur ceplok dan ayam goreng, Non."

"Ya udah, Bibi kerjakan yang lain ya, ingat jangan bilang kesiapa-siapa, oke!"

"Beres Bosku."

Sasha gegas berjalan menuju ke arah kulkas dan memeriksa isinya kemudian mengeluarkan bahan-bahan yang akan di eksekusi "kebetulan nih ada salmon," batinnya.

Tidak butuh waktu lama masakan sasha sudah selesai.

Sasha sudah menghidangkan roll egg, yang orang Indo bilang telur dadar gulung, dengan campuran irisan wortel, ayam cincang daun sup dan seledri. Selain itu Sasha juga menghidangkan tumis brokoli sawi ijo, dan terakhir spicy baked salmon. Hanya tiga macam saja tapi rasanya jangan ditanya.

Semuanya sudah selesai termasuk menghidangkan masakannya diatas meja makan, kemudian Sasha menyuruh Bi Nini membersihkan alat-alat yang dia gunakan tadi.

"Wah, cepet banget Non masaknya, kalau Bibi mah belum selesai ini."

"Tenang aja, Bik. Saya di bantu sama Om jin," candanya.

LOVE in SILENCE  **End** Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang