Tidak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar, Azzam segera beranjak dari pembaringan untuk membuka pintu, ternyata Bundanya yang mengetuk pintu kamarnya.
"Assalamu'alaikum, Nak." sapanya.
"Wa'alaikummussalam, Bunda!" jawab Azzam dan Sasha.
"Loh Sha, kamu habis nangis? ada apa, Nak?" tanya bunda Ambar khawatir.
Sebelum menjawab Sasha mengalihkan pandanganya ke Azzam dan menyembunyikan senyumnya, mampus kamu, Mas." Batinnya.
"Bunda aku gak kuat lagi dengan pernikahanku, Mas Azzam selingkuh dan kami tadi ketemu selingkuhannya di rumah sakit," bohongnya sambil menahan senyumnya melirik ke arah Azzam.
Azzam melotot tidak percaya apa yang barusan sasha katakan kepada Bundanya.
"Apa??" teriak bunda Ambar.
Untung saja kamar yang di tempatinya sekarang kedap suara.
"Azzam tega kamu ya? katanya kamu cinta, kamu sayang, Sasha segalanya bagimu, tapi apa, Nak? mengapa kamu seperti ini.' geram bunda Ambar.
"Punya isteri kok nyebelin gini ya?" batin Azzam.
"Bunda! tidak seperti itu kejadiannya, sasha hanya bercanda," Sela Azzam menenangkan bundanya.
"Bercanda bagaimana, Zam? istri kamu habis nangis gitu, kamu tau sendirikan, isteri kamu itu gak boleh stres, kecuali kalau kamu tidak mengharapkan anakmu lahir ke dunia." omel bunda Ambar menahan marah.
"Astaghfirullah Bundaaa!"
"Sayang please, ngerjainnya gak gini juga kali, entar kalau Bunda hypertensi gimana?" ujar Azzam sedikit khawatir.
Sasha baru sadar kalau Bundanya ada riwayat hypertensi, dia pun merasa bersalah ngerjain suaminya.
"Bunda, aku bercanda kok, cuman mau ngerjain Mas Azzam" ujar Sasha merangkul bundanya.
"Benarkah, Nak? tapi kenapa kamu habis nangis jelasin ke Bunda," desak bunda Ambar.
Sasha mengalihkan pandangannya ke arah Azzam, seolah Azzam mengerti arti tatapan istrinya dia pun menjelaskan kejadian di rumah sakit pagi ini tentang pertemuan mereka dengan Amirah.
Bunda Ambar akhirnya merasa lega jika perselingkuhan Azzam hanya candaan Sasha saja. Jika itu benar terjadi dia tidak akan pernah memaafkan putra sulungnya itu.
"Sha, kamu harus percaya sama suamimu, Nak. Bunda tidak membela Azzam, tapi itulah yang harus kamu lakukan, Azzam tidak akan pernah bisa menyakiti hati adiknya yang sedari lahir dia sayangi, Nak. Itulah mengapa Ayahmu menjodohkan kamu dengannya karena hanya Azzam yang Ayah percaya bisa menjagamu disaat kami sudah tiada lagi." jelas bunda Ambar.
"Bahkan Ayah dan Papamu berpikir sangat keras melakukan ini karena mereka pikir ini tidak mungkin terjadi, kalian seperti saudara kandung yang mungkin tidak bisa kalian terima begitu saja," tambahnya lagi menasehati Sasha.
"Benar kata Bunda sayang, Mas tidak akan pernah bisa menyakitimu meskipun kamu bukan isteriku, apalagi sekarang kita sudah saling memiliki dan sebentar lagi kita dikaruniai seorang anak. Jadi apapun yang terjadi kedepannya antara Mas dengan dia kamu jangan terpancing dengan ulahnya kamu harus percaya sama Mas." timpal Azzam.
"Iya Mas, aku akan usahakan, maafin aku juga yang sudah salah paham ke kamu."
"Iya sayang, kita hadapi bersama, dan jaga dirimu dan kandunganmu, jangan sampai masalah ini berdampak ke calon anak kita sayang," tutur Azzam.
"Iya, Mas." Lirih Sasha.
"Kamu istirahat, Nak. Kalau begitu Bunda keluar dulu ya."
"Iya Bunda" jawab mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE in SILENCE **End**
RomanceDiusia yang masih belia, seorang gadis diam-diam memendam perasaannya sendiri kepada seorang laki-laki yang usianya terpaut jauh darinya, yang tak lain adalah kakak sepupunya sendiri anak dari kakak ayahnya. Ketika sang cinta melabuhkan hatinya kepa...