⏭️ Part 13

17.7K 949 31
                                    

Pak Abrisam pun membisikkan sesuatu ke telinga Sasha yang hanya Sasha mendengarnya.

"Udah melepas kangen sama cinta pertamamu?"

Sontak Sasha langsung menegakkan badannya dan menghentak-hentakkan kakinya di lantai. "Ayah! ahhh gak lucu tau gak, masa nyambut bungsunya seperti itu," ujarnya yang sudah memonyongkan bibirnya yang membuat Azzam tambah gemes.

Mereka semua penasaran apa yang dibisikkan oleh Ayah mereka yang membuat wajah Sasha memerah seperti tomat.

"Emang apa yang dibisikkan Ayah, Nak?" tanya bunda Ambar.

"Tau nih Ayah, udah sakit juga masih ngeselin," Sungut Sasha.

"Ayah bercanda, sayang. peace!!" canda Pak Abrisam terkekeh sambil menaikkan dua jarinya.

Tidak lama berselang muncullah mama dan papanya dari arah pintu, melihat kedatangan kedua orang tuanya Sasha langsung berhambur ke pelukan mereka.

Kini mereka semua berkumpul di ruangan VVIP tersebut dengan pormasi lengkap dua keluarga, mereka saling bertukar cerita pengalaman, tapi itu hanya antara Sasha, Muaz dan Azzal yang lain mah lewat.

Ponsel Sasha tiba-tiba berdering, dia lalu melihat ke layar ponselnya ternyata masker sang bawahan yang menelponnya, Sasha menjulukinya masker karna Sasha merasa sulit menyebutkan namanya Markssiuin yang juga berasal dari Indonesia.

Sasha : "Yes, Mas!"
----------------
Sasha : "Iya, Mas. Saya baru saja tiba di Jakarta dan sekarang lagi di rumah sakit.
----------------
Sasha : "Maaf Mas, ini juga berangkatnya dadakan, kan saya sudah kirim pesan ke Mas."
----------------
Sasha : "Iya, minggu depan saya balik, lagian cuti saya cuman seminggu, Mas."
---------------
Sasha : "Iya, Mas. Saya juga kangen padahal baru sehari juga kangennya uda kuadrat aja, Mas."
---------------
Sasha : "Ok, Mas! miss you too."

Sekarang giliran Azzam yang merasakan nikmatnya sakit tapi tidak berdarah mendengar obrolan Uinnya. "Rupanya dia sudah memiliki kekasih disana," batinnya.

Azzam tidak tau aja kalau itu si masker bawahan sekaligus sahabat Sasha.

"Ayah jadi cemburu, Nak. Kamu sudah punya kekasih disana," gurau Pak Abrisam.

"Nanti Sasha putusin dia, Yah. Biar Ayah tidak cemburu lagi," balas Sasha tertawa.

"Sha! Papa mau ngomong sama kamu." timpal Pak Abrar.

"Apa itu, pah?"

"Papa mohon sama kamu, Nak. resign dari perusahaan di Amerika dan jalankan perusahaan Papa di Jakarta." pinta Pak Abrar.

"Ternyata selama ini Sasha di Amerika," batin Azzam.

"Pah! sepertinya gak bisa, aku sudah betah disana." ujarnya memelas.

Sebisanya dia akan kembali ke Amerika walaupun perasaannya ke Azzam tidak ada lagi, tidak menutup kemungkinan isteri Azzam akan memusuhinya lagi, pikirnya. Dan dia tidak mau itu terjadi, lebih baik dirinya pergi menjauh tidak ingin lagi mengorek luka masa lalunya di kota ini.

"Betah menghindar maksudnya?" Sindir Azzam yang masih menyimpan rasa kecewa dan rasa cemburu.

"Maksud Kakak apa, ya?" tanya balik Sasha sedikit kesal.

"Pah, biarkan Sasha dengan pilihannya, toh selama ini dia betah-betah saja hidup tanpa kita, mungkin dia merasa tidak punya orang tua lagi yang perlu dia jaga dimasa tuanya, Pah. Apalah kita ini dibanding dengan pekerjaannya disana, mungkin hanya kita yang memikirkan dia tanpa dia memikirkan kita sama sekali," timpal mama Zanna menangis.

LOVE in SILENCE  **End** Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang