⏭️ Part 14

18.3K 896 12
                                    

Azzam pun memarkir mobilnya lalu turun membeli sate pesanan Sasha,
setelah selesai, mereka kembali melanjutkan perjalanan pulang ditemani kehenigan, karena Sasha sungguh merasa sangat canggung.

"Mengapa tidak bisa seperti dulu lagi ya, gak nyaman banget dengan kecanggungan ini," batin Sasha.

"Uin, kamu mau tidur di rumah Ayah atau Papa," tanya Azzam memecah kehenigan.

"Di rumah Papa aja."

Mereka sudah sampai di rumah, Azzam memasukkan mobilnya ke dalam pekarangan rumah papanya. Tanpa menunggu lagi Sasha segera turun dari mobil dan memencet bel rumah, tidak lama kemudian muncullah seorang wanita paru baya membuka pintu, dia terkejut melihat kedatangan putri majikannya yang empat tahun ini tidak pulang.

"Non sasha!!" pekiknya.

"Assalamu'alaikum, Bi Nini." sapa Sasha.

"Wa'alaikummussalam, Non." wah sudah gede banget ya sekarang, Non. Tambah cantik juga. Oooo Sasha kecilku udah gede," seru Bi Nini memeluk sasha yang juga membalas pelukan asisten rumahnya yang selama ini ada untuknya.

"Sasha kangen, Bik."

"Bibi juga, Non."

"Masuk dulu, yuk!" timpal Azzam yang sedari tadi di belakang Sasha.

"Eh, Tuan muda. Silahkan masuk," ucap Bi Nini mempersilahkan.

"Bik, siapkan makan malam ya, ini satenya. Aku mau mandi dulu."

"Baik Non."

Sasha melangkahkan kakinya naik ke lantai dua menuju kamarnya diikuti oleh Azzam di belakangnya yang mengangkat kopernya.

"Tidak ada yang berubah," batinnya.

Sasha membuka kopernya mengambil pakaian gantinya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa menit, Sasha keluar dengan baju tidurnya yang berbahan kaos dan celana pendek kaosnya dengan handuk yang melilit di kepalanya.

"Kamu tunggu sebentar, ya. Kakak juga mau mandi kita sama-sama turun ke bawah," pesan Azzam yang hanya dibalas anggukan oleh Sasha.

Setelah Azzam masuk ke kamar mandi, Sasha masuk ke walk in-closet menyusun pakaiannya yang ada di kopernya.

"Kok, pakaian cowok berjejer disini, apa ini pakaian Kak Azzam ya?" gumamnya.

Sesudah menyusun pakaiannya, Sasha memeriksa pakaian-pakaian yang sudah tidak cocok di badannya, semuanya kekecilan kecuali yang keluar dari kopernya tadi.

"Harus belanja nih besok," gumamnya didengar oleh Azzam yang baru masuk mengambil pakaian gantinya.

"Besok Kakak temani beli pakaian," sela Azzam yang mengejutkan Sasha.

Deg ... ...

"Oh jantung, jangan macam-macam," batin Sasha.

"Ini pakaian, Kakak?" tanya Sasha.

"Iya, selama empat tahun ini Kakak tinggalnya di rumah ini menemani Mama dan Papa yang kesepian ditinggal pergi putrinya, dan selama disini Kakak tidur di kamar ini, kamar kamu lebih nyaman di banding kamar Kakak di bawah," jelas Azzam panjang lebar.

"Pantas kamar Sasha ada aroma-aroma maskulinnya," lirihnya.

"Turun yuk makan, Kakak juga sudah lapar," ajaknya ke Sasha.

Mereka pun berjalan menuruni anak tangga menuju ke meja makan.

Bi Nini yang belum tahu pernikahan mereka merasa kalau ada kecanggungan diantara keduanya. Tidak seperti dulu, Sasha yang merengek minta digendong, disuapin, dipangku. Mungkin efek setelah empat tahun berpisah, atau Sasha udah dewasa ya sekarang, pikir Art kesayangannya.

LOVE in SILENCE  **End** Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang