⏭️ part 23

11.6K 577 10
                                    

Butuh waktu 30 menit hingga sang bayi menemukan puting Sasha dan perlahan menyesapnya.

"Sepertinya dia menyusu," ucap Sasha yang merasakan jika bayinya menyesap putingnya.

"Iya, Bu. bayi itu punya naluri yang kuat untuk menemukan puting ibunya, dan menyesap kolustrum pertama ibu." jelas dokternya.

Betapa terharunya dirinya melihat putrinya, Sasha benar-benar tidak menyangka dirinya secepat ini dianugrahi seorang anak di usianya yang sebentar lagi menginjak 22 tahun.

"Lengkap lah sudah kebahagiaanku," bisik Azzam di telinga isterinya, "makasih sayang," lalu Azzam mengecup kening istrinya lama.

Setelah melakukan IMD selama lebih satu jam, perawat lalu membawa bayinya ke ruang rawat bayi untuk dibersihkan dan di timbang setelahnya di adzankan oleh Azzam.

"Maaf, Pak. Kami akan membersihkan istri anda, dan segera memindahkannya keruangannya.

Azzam pun keluar dari kamar bersalin, dan menemui keluarganya yang menunggunya di luar. Melihat Azzam keluar, bundanya pun bergegas berdiri dari duduknya menghampiri putra pertamanya dan memeluknya erat dengan meneteskan air mata haru.

"Selamat ya, Nak. Atas kelahiran anakmu" ucap bunda Ambar haru.

Kini mereka semua berpelukan memberi selamat.

"Cowok atau cewek nih?" tanya Muaz.

"Cewek," jawab Azzam berbinar.

"Masyaa Allah, Cucu parempuan pertama Hadinata." timpal Pak Abrisam.

"Ternyata jalan-jalannya ke Bali buang penat sudah menghasilkan ya, Kak!" ledek Azzal, yang di tanggapi senyum oleh Azzam.

Tidak lama kemudian Sasha dipindahkan ke ruangannya yang dulu ditempatinya, ruang VVIP, kini semuanya sudah berkumpul diruang itu.

"Kak, aku mau tidur bentar ya, aku lelah dan ngantuk."

"Iya, sayang."

Azzam lalu menyelimuti istrinya dan membelai-belai ujung kepalanya agar Uinnya tertidur, tidak butuh waktu lama Sasha sudah terlelap di dalam tidurnya.

"Kalian jangan ribut dong, kasian isteriku butuh istirahat setelah berjuang melahirkan." tegur Azzam.

"Iya pak Azzam" ledek Azzal.

Sasha terbangun dari tidurnya, karena kebisingan dua orang kakaknya, perlahan dia membuka matanya melihat sekelilingnya memandang semua keluarganya sudah tepar.

Kecuali Muaz dan Azzal, Sasha mencari keberadaan suaminya, Azzam yang melihat istrinya terbangun, beranjak dari duduknya dan mendekat menghampiri istrinya.

"Kamu sudah bangun, sayang? ada yang sakit, atau kamu butuh sesuatu?" tanyanya.

"Aku haus, Kak." ucapnya.

Azzam dengan telaten membantu isterinya untuk duduk di tempat tidur lalu meyodorkan air mineral kepada istrinya.

Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar, ternyata seorang perawat yang mendorong box bayi ke arah Sasha.

"Sudah saatnya bayinya minum Asi, Bu." ucap perawat tersebut.

Sasha bingung tidak tau harus bagaimana, dia takut menggendong bayinya.

"Gimana caranya ya, Sus. Saya takut menggendongnya," ujar Sasha.

Perawat itu mengajari Sasha cara menggendong bayinya, setelah bayinya sudah berada dipangkuannya, Sasha merasa haru dan bahagia.

"Disusuin bayinya, Bu," kata perawat tersebut.

"Gimana caranya, Sus? saya tidak tau," tanya sasha bingung.

LOVE in SILENCE  **End** Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang