"Tapi mengapa kita harus bertemu, namun suatu saat nanti akan terpisah.".......
Pada Pagi kali ini pemuda yang masih berselimut dengan selimut andalannya pun mulai terbangun dari mimpi buruknya. Pemuda tinggi, tegas, dan tegap bernama Gabriel Prince Adlentaro, kerap disapa Gabriel.
Gabriel berpangkat ketua Rohis yang kebetulan namanya jadi terkenal dikarenakan wajahnya yang begitu tampan dan sedikit dinginnya sebagai andalan dirinya. Gabriel sudah berada di balkonnya untuk berolahraga santai seperti biasa. Namun, dia didatangi oleh gadis kecil berambut pirang yang langsung memeluk kakinya tanpa disadari.
Gadis kecil itu bernama Hannaya Kalila Adlentaro, Kerap disapa Hana. Anak terbungsu dari 4 bersaudara dikeluarga Adlentaro.
"Abang-abang! Dipanggil Bunda tuh, papai!" Hanna langsung saja meninggalkan Abang tampannya, Namun sebelum itu tangan Hanna menusuk-nusuk pergelangan kaki Gabriel membuat empunya kesakitan.
Gabriel meringis, "HANNAAA IH! MULAI NAKAL YA!" jerit Gabriel sambil tertawa renyah mengingat kelakuan adik cantiknya. Gabriel langsung mandi dan memakai seragamnya hari ini.
"Okey sip! Sudah ganteng nih," beo Gabriel menilai dirinya sendiri, kadang terlalu ganteng aja bisa bikin stres loh. Gabriel langsung ke ruang makan yang disuruh Hana adik cantiknya, Sudah ada perempuan dan laki-laki sejatinya sedang makan bersama dengan kebahagiaan yang tiada taranya.
"Pagi Bun, Yah ...," sapa Gabriel kepada Jelita dan Reynal---Bunda dan Ayah nya. Jelita langsung saja mengambilkan sepotong roti dan susu cokelat untuk anak tampannya. "Pagi sayang."
Lelaki paruhbaya itu bernama lengkap Reynaldi Adlentaro, sedangkan Perempuan paruhbaya itu Jelita Maheswari yang berbeda kasta dengan lelaki yang sekarang sudah menjadi suaminya 15 tahun lalu. "Oh iya Gab, gimana Rohisnya? Lancar?" tanya Reynal yang sudah selesai sarapannya, Gabriel menoleh ke sumber pertanyaan.
"Baik Yah lancar aja sih, Gabriel mau berangkat dulu ya. Udah jamnya nih, takut macet," ucap Gabriel yang langsung beranjak dari kursi ruang makan yang kemudian mencium tangan kedua orang tuanya.
"Ingat ya, gak boleh deket sama cewek. Kalau ketahuan Bunda awas aja ya," ancam Jelita mampu membuat Gabriel tersenyum dan mengangguk saja.
"Iya Bunda Gabriel yang paling cantik, Ashiapp! Gabriel berangkat dulu. Assalamualaikum," pamit Gabriel yang langsung menghampiri motornya. Tak tunggu lama, Gabriel sudah diserbu beberapa gadis yang lumayan cantik. Tapi, Gabriel terburu-buru saat di jalanan membuatnya kesal.
Brakk
"Siapa sih tuh gadis, gak lihat apa kalau jalannya," gerutu Gabriel sambil mengacuhkan gadis-gadis yang sudah berharap lebih padanya, namun mood Gabriel sedang tidak bisa berkompromi.
"Gabriel kenapa ya?"
"Lah ko gitu dianya,"
"Aduh! tampan banget, Masya allah,"
"Gebetan gue, gak boleh ditikung!"
Sedangkan Gabriel hanya melalui mereka dengan biasa saja, tanpa menyapa seperti dihari yang lalu. Gabriel masih kesal dibuat eh gadis yang baru saja melecetkan motornya. "Kenapa?" tanya Tengku, Indera sudah memainkan gawainya sedari tadi. Gabriel langsung meletakkan tasnya dan memainkan gawai pipihnya.
"Ketabrak cewek," sahut Gabriel malas, sedangkan Tengku dan Indera langsung terkejut. Tak seperti biasanya raut wajah Gabriel sampai tertekuk seperti ini.
Sedangkan gadis penabrak itu, mulai bergegas laju menuju ruang kelasnya dengan amarah yang begitu hebat kepada pemuda pengemudi motor sport itu. "Dasar sombong amat, cuman modal kaya doang," celetuk Runa, Azura yang baru datang langsung duduk di samping Runa sambil mengelus lembut pundak sahabatnya.
"Kenapa heum?" tanya Zura yang mulai menyentuh kepala milik Runa yang begitu kotor dengan serpihan dedaunan, Runa masih mencibir tentang pemuda itu.
"Tadi, habis ketabrak kakak kelas. Eh, dia nya sombong banget, hedeh!" cibir Runa mampu membuat Zura shock dadakan. "Siapa? Kelas mana?" tanya Zura yang mulai penasaran. Runa langsung menceritakan semua ciri-ciri pemuda yang baru saja menabraknya.
"Ouh, gue kenal. Dia bukannya ketua Rohis ya?" Runa terkejut, kok dia sampai-sampai gak tahu kalau ketua Rohis diganti. Tahunya Kak Dewa terus.
"Kok gue gak tau, apa gue jarang bersosialisasi?" tanya Runa kepada Zura, Bel pun berbunyi membuat anak kelas 11 IPS 2 ini pun langsung sigap duduk dengan rapi. "Lo hutang cerita tentang itu cowok songong sama gue, Zur," ucap Runa, sedangkan Zura hanya bisa mengangguk saja. Sambil terkekeh di balik novelnya.
.....
Diwajibkan untuk
Vote dan Komen❤
Biar Gabriel dan anak Ranjaka pada seneng nih dikomenin para cecan-cecans:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Look Your Eyes (End)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA *** Kini Runa hanya bisa menunduk, bersama Zeal yang tak jauh dari sekumpulan anak kelas 12 Bahasa yang sedang ngobrol saat acara perpisahan. Gabriel yang melihat adanya Runa dan Zeal pun mulai menghampiri mereka berdua...