Hari ini nampaknya cuaca sangat tidak bersahabat, mendung mulai menderu, angin menghembuskan napas akhirnya dan Runa yang tadinya berbaring kepala langsung terkejut akibat kedatangan Dewa yang sangat tiba-tiba.
Dewa benar-benar nekat saat itu, ia mulai duduk tepat di depan Runa yang mulai mengacuhkan pandangannya ke arah lain.
"Gue minta maaf Run, gue masih sayang sama lo. Cuman salah paham ko itu," ujar Dewa yang memulai pembicaraan terlebih dahulu, mampu membuat Zura menatap wajah Runa yang mulai sendu alias gak mau di ganggu.
"Just friend," sahut Runa yang mampu membuat Dewa tersenyum kecut, Dewa masih betah duduk dan sambil memandangi gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta lusa kemarin.
"Yaudah deh, tapi gak usah jutek-jutek juga kali. Runa yang bawel, labil yang gue kenal selama ini kemana? hehe," ujar Dewa yang mencoba membuat Runa sedikit nyaman biar tidak canggung lagi.
"Jujur aja gue sakit Ka. Cuman, ya lebih baik temenan doang aja kan. Dan, ya terserah lo deh mau deket sama siapa, biar lo bisa move on dari gue," ujar Runa yang mulai bangkit dari bangkunya menuju luar kelas. Sebenarnya ada rasa rindu terdalam yang sedang menghantuinya, tapi Runa sangat pintar dalam menyembunyikan sebuah rasa.
Tak sengaja Runa menabrak siswa yang juga sedang lagi fokus dengan bukunya, Gabriel menjatuhkan bukunya dan mulai menunduk sebelum menatap gadis yang menabraknya itu.
Tabrakan ke dua kalinya mereka alami. Runa terdiam membeku di hadapannya, sedangkan Gabriel menatapnya canggung.
"Ehm maaf," ucap Runa sangat pelan, yang mampu hanya Gabriel yang bisa mendengar perkataannya. Padahal Dewa sangat jelas melihat kejadian Runa dan Gabriel.
"Iya gpp, gue duluan," sahut Gabriel sengaja dengan dingin dan mulai meninggalkan Runa terlebih dahulu. Padahal ada rasa khawatir dengan kondisi Runa yang benar-benar belum pulih.
Runa mulai berjalan kembali menuju ke Unit Kesehatan, untuk menistirahatkan kepalanya yang mulai terasa sakit. Gabriel masih saja mengingat kejadian tabrakan ke dua kalinya bersama gadis bawel yang berubah menjadi pemalu.
"Apa gue salah berjarak begini? apa-apaan coba gue ini," gumam Gabriel sambil memukul-pukul kepalanya yang langsung di hentikan oleh seorang gadis yang langsung di tatap tajam oleh Gabriel sendiri. Glarika gadis yang tipikal sangat centil namun baik, tapi semua itu hanya untuk ke tenarannya saja lebih tepatnya sama aja kaya si Gita cs. Gabriel langsung menepis tangan gadis centil itu dan mulai berjalan laju menuju kantin yang kebetulan bel sudah berbunyi.
Teng... Teng... Teng...!
Azura khawatir dengan Runa yang sedwri tadi tak pulang-pulang ke kelasnya kembali, Zura langsung bangkit namun saat itu ia berpapasan dengan Arga yang senantiasa menemani Zura saat ini selepas putus dari Joshua guru egois bagi dirinya.
"Lo lihat Runa pergi kemana gak?" tanya Zura kepada Arga pemuda tampang, berbadan tinggi dan tegap itu langsung mengajak Zura ke Uks tempat istirahat Runa.
Zura langsung masuk ke dalam Unit Kesehatan, yang sudah ada penjaga uks. Runa tertidur sangat pulas di brankas seperti 3 hari lepas.
"Runa, lo kenapa sih kalau sakit gak bilang-bilang ke gue," ucap Zura yang mulai megenggam tangan Runa dengan erat. Mampu membuat Runa terbangun dan menatap lekat sang sahabat bersama dengan kakak kelasnya, Arga. "Hmm... maaf." Runa hanya bisa tertidur lemas.
"Gabriel mana?" tanya Runa yang tiba-tiba mampu mengjutkan Zura dan Arga. "Di kelas, kenapa emangnya?" sahut Arga.
Zura hanya bisa terdiam, "Ehm-- gkpp," sahut Runa kembali yang mulai bangkit dari brankas sebelum perutnya mulai bereaksi sangat dasyat. Mampu membuat tubuh Runa terhuyung ke belakang, untungnya ada Zura dan Arga sigap siaga menangkap Runa.
"Mending lo izin beberapa hari deh Run, rawat di rumah aja. Gue jamin gue jengukin terus ko," suruh Zura yang langsung di tolak oleh Runa dengan mentah-mentah, namun Runa tak menyadari kondisi Runa saat ini mulai melemah kembali dan hidungnya pun mimisan tak seperti biasanya.
"Hidung lo!" seru Arga yang mampu mengejutkan Zura yang trauma dengan darah, Runa langsung ke wastapel depan Unit Kesehatan yang kebetulan ada Gabriel yang lewat tepat di hadapannya. Padahal tadinya hanya fokus dengan HP yang mainkannya langsung menghampiri Runa dan menatap runa dengan lekatnya.
"Gak guna banget gue hidup lemah kaya gini!" seru Runa yang mampu membuat Gabriel menahan tangan Runa sebelum memukul kepalanya sendiri, sontak membuat Runa terkejut hebat.
"LO BERGUNA GERHANA ARUNA WIRATHAMA! Percaya sama gue, lo berguna." Gabriel hanya bisa menatapnya berharap Runa mengerti kodenya, naasnya Runa langsung menepis tangannya.
"Lo! Gak usah pegang gue, gue benci!" seru Runa yang mulai berlari namun sebelum itu cahaya mulai meredup dan kini tubuh sangat begitu enteng terasa.
BRUAKKKKKKK ...
....**....
Assalamualaikum teman-teman!
jangan lupa Komen, vote dan share ya.ada apa nih dengan Runa dan Gabriel?
KAMU SEDANG MEMBACA
Look Your Eyes (End)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA *** Kini Runa hanya bisa menunduk, bersama Zeal yang tak jauh dari sekumpulan anak kelas 12 Bahasa yang sedang ngobrol saat acara perpisahan. Gabriel yang melihat adanya Runa dan Zeal pun mulai menghampiri mereka berdua...