Four years ago...
Zeal tak sabar untuk menanti gadisnya di sebuah pantai yang memang mereka sempatkan untuk berjalan-jalan.
Hari ini adalah hari libur semester, jadi Zura, Arga, Dewa, Khanza, Hariz, Glarika, Aluna dan Olim sudah berada di sebuah cafe terdekat dengan pantai yang di pesan khusus untuk Runa dari Zeal.
Runa dan Zeal dari kejadian masa lalu, mereka sudah bisa saling menerima satu sama lain. Namun, ya namanya juga cowok ganteng siapasih yang gak mau sama Zealter Septihan Okta. Di banyaknya gombalan, tidak ada satupun yang masuk di hati Zealter. Hanya ada satu, ya itu gadis yang dia cintai selama ini. Gharna Haruna.
"Mau naik benana both gak? Atau speed both, gue yang nemenin lo," ajak Zeal kepada gadis yang masih menatapi indahnya pemandangan dari laut yang sangat biru airnya. "Gue gak bisa berenang sumpah dah, lihat mereka aja," sahut Runa.
"Yah! Gak seru tau, duduk-duduk doang gitu. Tuh, Zura sama bang Arga aja bahagia, masa lo gak mau sih," seru Zeal, mau gak mau Runa mengikuti dirinya. "Iya gue mau, Bawel!" sahut Runa yang mulai bangkit dari kursi menuju speed both, motor air.
Runa mulai menaiki speed both yang dibantu oleh juluran tangan oleh Zeal, mau gak mau Runa memegang tangan kekarnya. Di sana sudah ada Dewa, Khanza, Olim dan Aluna. Jadi, mereka gak berdua aja kok.
Mereka sudah berada di pertengahan lautan, di mana Arga dan Zura mereka tinggalkan berempat bersama Hariz dan Glarika. Runa hanya bisa menatap bawah laut yang sangat cantik terhias megah dengan berbagai macam biotalaut.
"Awas kecemplung Run," seru Zeal, Runa menggeleng. Jilbabnya mulai berjuntai indah di atas speed both yang sudah berhenti di tengah laut samudra. "Yang, panas!" seru Aluna yang begitu manja kepada Dewa, Dewa mulai melepas jaketnya yang meninggalkan kaos berwarna putih yang mengekspos otot perutnya. Dewa mulai menghampiri Aluna yang duduk di samping Runa, dan mulai mengletakan jaketnya tepat di atas kepala Aluna dengan tangannya sendiri. Zeal, Khanza, Runa dan Olim hanya bisa menatap malas ke bucinan mereka.
"Lim, gak panas?" tanya Khanza yang sedari tadi memperhatikan Olim yang sedang asik menjuntaikan kakinya di air. "Enggak, gue tahan panas," sahut Olim yang sangat berbeda dari Aluna. Sedangkan Runa, Zeal masih saja memegang tangan Runa untuk berjaga-jaga biar tidak kenapa-kenapa dikemudiaan waktu.
"Udah ah, dipegang terus. Belum muhrim," beo Runa yang mampu membuat Zeal gemas kepada gadis di depannya. "Gue tuh diamanahin jagain Aruna anak mama Ranti yang paling cantik," sahut Zeal yang mampu membuat Runa mengangguk saja.
"Diving kuy," ajak Khanza, yang langsung diangguki oleh Dewa, Aluna dan Olim. Terkecuali, Zeal dan Runa. "Gue enggak ya," sahut Runa yang mampu membuat ke empat temannya mengangkat alisnya bersamaan. "Gue gak bisa berenang, di sini aja." Mereka hanya bisa mengangguk, sedangkan Zeal, "gue juga gak bisa, jagain nih bocah!" sahut Zeal yang mampu membuat Runa menampar lengan kekarnya. "Sorry, gue gak bocah!" timpal Runa tak sudi.
"Iya sayang iya, bukan bocah ko. Tapi anak kecil titipan ke gue," sambung Zeal yang mulai tertawa dan langsung di ikuti oleh tertawa. Runa mulai bangkit dari duduknya, "gue nyebur nih!" ancam Runa yang mampu membuat Zeal memegang erat tangan Runa.
"Gue gak ikhlas, gak ridho!" seru Zeal. Yang benar saja, Runa sudah berdiri di hujung speed both namun saat itu Zeal langsung menarik dan memeluk erat tubuh Runa. "Jangan ngambek dan taruhannya nyawa juga kali, iyaa aku bercanda. Maafin ya, jangan gitu jugaa!" seru Zeal yang menampakkan wajah sedihnya. "Bucinnya dah khatam!" seru Dewa.
"Iya, iya ... iya bawel!" sahut Runa, Zeal tak perduli dengan adanya sahabatnya di depan. "Apaan sih ih! Lepasin Zeal!" seru Runa yang mulai memberontak. Sebenarnya, Khanza, Dewa, Olim dan Aluna sudah diving di dalam laut bersama sang instruktur diving.
Jadi, di atas speed both itu hanya ada Runa dan Zeal. "Biarinlah, sekali aja juga. Ngantuk!" sahut Zeal yang mulai menidurkan kepalanya di pundak Runa. "Malu Zel! Elah," ujar Runa. "Gak ada yang lihat juga. Langit, awan, matahari, angin, laut dan speed both ini akan jadi sebagai saksi bahwa gue mencintai lo tulus Run, dan ini pertama kalinya dalam hidup gue bisa bersama selalu gadis yang gue sayangi selama ini," ucap Zeal yang mampu membuat Runa beku beribu bahasa.
"Lo kebanyakan makan micin? Atau sajiku?" tanya Runa, Tidak ada sahutan sekalipun. Dan ternyata, Zeal sudah tidur di pundak Runa dengan posisi masih memeluk Runa sangat erat.
"Gue juga cinta sama lo Zel, karena Allah," batin Runa sambil menatap indahnya langit berwarna biru dan awan yang seakan tersenyum.
Terima kasih
Vote dan Komen
tinggalin disini ya gaes biar ada jejak❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Look Your Eyes (End)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA *** Kini Runa hanya bisa menunduk, bersama Zeal yang tak jauh dari sekumpulan anak kelas 12 Bahasa yang sedang ngobrol saat acara perpisahan. Gabriel yang melihat adanya Runa dan Zeal pun mulai menghampiri mereka berdua...