Bab 16: Surat

126 10 5
                                    

Hari ini Runa memang di suruh menjaga kesehatannya di rumah saja, sampai-sampai Zura tetap setia menemani Runa bermain dan cerita bersama di rumah Runa sebelum Zura berangkat sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Runa memang di suruh menjaga kesehatannya di rumah saja, sampai-sampai Zura tetap setia menemani Runa bermain dan cerita bersama di rumah Runa sebelum Zura berangkat sekolah.

Ada sesuatu hal yang mengganjal diri Runa saat ini, Runa mulai melihat ada sebuah paperbag berwarna maroon tepat berada di atas lemari belajar Runa. Runa mulai mengambil dan membukanya.

"Apa ini punya Zura yang ketinggalan ya? atau punya siapa ini?" ucap Runa yang mulai duduk di atas kasurnya yang maish lengkap dengan infus mengalir di tangan kanannya.

Runa mulai membuka dan ada sepucuk surat seperti memang di desain untuk Runa. Ini adalah obat, dan boneka baymax kesukaan Runa yang terbungkus dengan sangat cantik dan ada juga buket bunga di samping paperbag itu.

Runa mulai membaca bait-perbait isi surat itu yang ditulis tangan dengan sangat indah.

Runa mulai membaca bait-perbait isi surat itu yang ditulis tangan dengan sangat indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika tetesan air mata Runa terjatuh, namun dengan raut wajah tersenyum dan mulai membuka kotak tempat boneka itu terbungkus dengan sangat rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seketika tetesan air mata Runa terjatuh, namun dengan raut wajah tersenyum dan mulai membuka kotak tempat boneka itu terbungkus dengan sangat rapi.

"Maksih banyak, buat lo yang selalu menemani walau kadang nih kita berantem terus. Dan jadi diri lo sendiri yang galaknya Nauzubilah, Ehm gue tahu ko siapa si dia ini," ucap Runa yang mulai melipat sepucuk surat yang pertama kalinya ia dapat. Sebelumnya selalu lewat dari sebuah pesan.

"Bunganya cantik banget, mawar lagi. Seperjuangan itu kah dia hanya demi gue? apa dia jatuh cinta? gak mungkin kali Run, ngehalu aja," ucap Runa yang mulai menyimpan Buket, dan paperbag itu ke tempat yang lebih aman dari Kakak dan Orang tuanya.

Sedangkan di sekolah SMA Jaguar Negri sudah ada seseorang yang sedang di introgasi oleh para sahabatnya termasuk Bian.

"Itu titpan lo, udah sampai di tempat yang tepat. Emang hubungan lo sama dia gimana sih? apa jangan-jangan lo jatuh cinta?" tanya Bian yang begitu over sampai membuat Samudra yang tepat duduk di sampingnya itu tersedak bakso yang baru aja hendak di telannya. Mampu membuat Bian, Arga, dan Gabriel mulai tertawa.

"Masih ada Samudranya, cabut aja gak papa ko mbah nyawa dia. Biar gak ada lagi yang playboy cap kakap," seru Bian mampu membuat Samudra menyumpal mulut Bian dengan pentol bakso.

"Entar palingan berubah jabatan di elo Bang, hahaha!" seru Arga yang langsung di tabok oleh Bian. Dewa memang tidak ikut menimbrug di kumpulan Bian sekarang karena ada musuh bebuyutannya yang sudah merebut pujaan hatinya.

"Gak usah nyolot gitu ngapa mata lo tuh, kalau mau balas dendam mending ajak aja entar duel di rooftop," ucap Khanza teman kelas yang baru saja akrab dengan Dewa, Dewa hanya bisa mengangguk-ngangguk saja. "Nah betul tuh, entar taruhan deh siapa yang menang dapat Runa seutuhnya. Jadi siapa yang kalah, akan selalu tunduk dan mau apa aja jika di perintah," sambung Haris yang kebetulan duduk di samping Dewa.

Ya Dewa sekarang lebih akrab dengan teman barunya, alias teman komplotan yang lumayan bad boy sekarang. Bersama Khanza Wardhana, dan Haris Rafardhan.

"Ya boleh juga sih, tipikal kaya Gabriel gitu cemet juga. Palingan cinta damai," sahut Dewa, Dewa benar-benar tidak bisa lagi mengontrol emosinya untuk menghabisi Gabriel. Khanza dan Haris sangat licik dalam memanasi keadaan sekarang.

"Eh Dewa tuh semenjak sebelum jadian dan di putusin sama Runa, dia gak segitunya loh. Apalagi sekarang bad boy banget," ujar Arga, Yang langsung di angguki oleh kelima temannya. Ya ada Indera dan Tengku bergabung ikut duduk di kursi Gabriel di kantin.

Teng.. Teng.. Teng...

"Bel sudah bunyi noh, yuk ke kelas dari pada entar ketemu pak hidayat guru sejarah. skatmat entar kita Bian," ajak Arga yang kebetulan memang sekelas. "Gass! ets entar, ada neng Gita tuh, ngapel dulu," ujar Samudra yang mampu membuat kelima temannya itu melototin dirinya, "Apa salah gue coba? dia pacar gue sekarang, pada ketinggalan hots news ya! Hahaha," ujar Samudra yang mulai menghampiri gadisnya yang memang sudah jadi pacar dia sehari yang lalu.

"Alhamdulillah kalau sudah ada tambatan hati, tinggalin Sam aja lah.Biarin aja dia ketinggalan belajar," ucap Gabriel yang mulai meninggalkan meja kantin tersebut, namun tiba-tiba saja Dewa menghadang Gabriel.

"Tunggu dulu, Gue mau lo dan gue cuman berdua ke Rooftop pas pulsek," ujar Dewa yang langsung meninggalkan Komplotan Gabriel yang padahal sahabat dia pada jaman dahulu.

"Mending gak usah Gab, Dewa tuh licik mainnya. Gue yakin pasti ngajakin duel sama lo, adu kejontosan, di galakin Runa juga pakingan ciut tuh human," ujar Bian, Gabriel hanya diam dan memikirkan lagi ajakan Dewa barusan. Sedangkan Samudra sudah berpojokan dengan Gita sang pujaan, padahal Gita hanya memanfaatkan Samudra saja walau tampan dan kaya.

"Kamu cantik banget sih hari ini, tambahin gede dong kamu ini. Biar aku tambah cinta sama kamu, Sayang," ujar Samudra merancau sambil mengelus pipi lembut milik Gita mampu membuat Gita bergidik ngeri. "Maksud kamu apa yang ditambahin?" tanya Gita yang polos sekali, Samudra mulai menunjuk tepat di objek tersebut mampu membuat Gita menjerit dalam hati.

"Mau aku gede in gak? tapi gak disini, di rumah aku, entar deh pulsek aku tungguin ya. soalnya gak tahan ini," rancau Samudra lagi, memang anak terlalu bucin. Gita hanya mengangguk saja dan mengiyakan. "Sekali-kali gue bermain sama Sam," batin Gita.

Gabriel masih memikirkan soal duel nanti pulang sekolah di rooftop. Gabriel gak mau ada kasus antara ketua Rohis dan ketos nanti, bakalan runyem di nilai raportnya.

"Ya Allah, hamba gak ingin menyakiti seseorang. Hamba bingung, apa yang harus hamba lakuin sekarang?" batin Gabriel yang ternyata ia sedang sholat dhuha.

 Hamba bingung, apa yang harus hamba lakuin sekarang?" batin Gabriel yang ternyata ia sedang sholat dhuha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khanza Wardhana (Khanza)

......

Vote and komen❤

Look Your Eyes (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang