Bab 28: Ingatan.

108 9 1
                                    

Runa belum kembali ke kelasnya, Padahal bukunya ada sebuah tanda yang bakalan ganjal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Runa belum kembali ke kelasnya, Padahal bukunya ada sebuah tanda yang bakalan ganjal. Zeal murid baru ini sebenarnya sudah hapal isi sekolah ini, Tetapi yang Zeal cari sekarang adalah Dewa sahabat kecil masa lalunya bersama dengan Runa.

Zeal berjalan dengan gaya santai, yang padahal dirinya jadi sorotan mata kaum Hawa. Banyak jeritan-jeritan dari kaum Hawa, bisikan-bisikan manja, Kedipan genit. Ya, begitulah anak Jaguar kalau ada cogan dikit langsung nyambar.

"Kamu murid baru ya disini?" tanya Seorang gadis tepat berada di hadapan Zeal saat ini berjalan yang mau gak mau berhenti sejenak. "Iya," sahutnya dengan sangat singkat.

"Tampan banget, boleh minta nomer Wa lo?" ucap Gadis itu sepertinya tidak memiliki urat malu. "Sorry, saat ini gue mau perjuangin satu cewek. Gue bukan playboy," sahut Zeal yang mulai menghampiri Dewa yang tak jauh dari sorot matanya kepada Runa yang sedang duduk bersama beberapa cowok dan lima cewek di sekitarnya.

"Woi! akhirnya, pindah disini juga lo," seru Dewa yang mampu mengundang tatapan dari geng Ranjaka. "Yoi! biasa lah, bokap gue. Pindah-pindah tugas mulu, jadi gue sekarang sendirian aja di rumah," sahut Zeal.

"Dia siapa Dew?" tanya Hariz, "Dia sahabat gue dulu jaman SMP, nah si dia juga bucin banget sama Runa dulu bukan yang sekarang." Zeal hanya bisa mengangguk saat mendengar ucapan dari Dewa. "Gue Zealter, panggil aja Zel," ucap Zeal.

"Salam kenal bro, gue Khanza," ucap Khanza yang mulai menjaba tangan Zeal ala brother gitu lah ya. Hariz juga melakukan hal yang sama. "Gimana perkembangan Runa?" tanya Zeal.

"Yang lo lihat sekarang aja apa?" sahut Dewa bertanya balik. Zeal menoleh ke gadis yang selama ini dia rindukan. "Berubah, cantik, gemukan," ucap Zeal.

Dewa mulai menyeruput minumannya. "Tapi, lo bakalan tau ada beberapa alasan dia lupa sama lo Zel," ucap Dewa. "Btw, gue ketua geng Laskar, nah lo kalau mau temenan sama kita aja. Kalau sama itu, ribet," ujar Dewa yang hanya di angguki oleh Zeal yang masih menoleh ke gadis yang sudah tertawa lepas di hadapan cowok yang mungkin menyayat hatinya.

"Ayo aja, bentar gue mau ke tuh mau pinjem gitar," ucap Zeal yang mulai beranjak mengambil gitar milik orang yang tak iya kenal. "Gue pinjam bentar, tuh sepuasnya lo habisin," ucap Zeal yang sudah mengeluarkan 3 lembar uang kertas berwarna merah di hadapan cowok yang langsung tercengang.

"Bang ini kebanyaakan!"

"Gak apa-apa, ambil aja," sahut Zeal. Zeal mulai berjalan menuju tempat duduknya kembali, mampu saja mengundang mata geng Ranjaka dan Runa. Runa masih belum sadar, kalau dia adalah cinta pertamanya.

"Lo mau ngapain?" tanya Hariz, "Diem aja lo," sahut Zeal dingin yang mulai memetik senar itu dengan pelan. Tak kalah permainannya sama handalnya dengan permainan gitar Gabriel.

Jreng.. Jreng.. Jreng..

"Buat cewek yang selama ini gue perjuangin, orangnya ada di sekitar kalian!" seru Zeal yang mampu saja membuat kaum hawa langsung bergerombol datang menonton aksinya.

Look Your Eyes (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang