Kala itu memang sangat susah untuk memikirkan apa yang benar dan salah dalam melakukan sesuatu hal, sama halnya dengan yang dilakukan Gabriel sekarang.
"Gue tuh ya entah kenapa gak suka aja lihat tuh orang mesra-mesra depan gue," ujarnya sambil menunjuk dua insan yang sedang bercanda ria duduk tak jauh dari taman dudukan tempat geng Gabriel berada.
"Hedeh, lo kalau suka yang ungkapin. Lah ini, keduluan orang baru kek macan," ujar Bobi ada benarnya, Kamal dan Samudra mulai tertawa swdangkan Runa dan Dewa sudah benar-benar terbuai dalam suasana romansa.
"Kak, kakak kenapa sih suka banget ngeledek gitu ih!" tanya Runa sambil cemberut, mampu membuat Dewa tak tahan dengan wajah yang begitu manis dan gemesnya milik Aruna.
"Run, kamu kalau cemberut gitu. Beneran deh sumpah, bikin aku jatuh cinta banget tau," ujar Dewa yang mulai mencubit gemas pipi Runa, padahal mereka sudah di lihati banyak orang yang mampu siapa saja yang melihatnya akan meringis sakit karena patah hati most wantednya sudah berdating.
"Awh! Sakit Kak, eheumm ... dilihatin orang. Jadi malu," ujar Runa yang mulai menutup wajahnya dengan tangan kosongnya, sedangkan Dewa langsung menggenggam tangan Runa dan mengajak dirinya untuk ke kelas saja.
"Kenapa baru nyadar? Yaudah, kita ke kelas aku aja yuk," ajaknya yang mau tak mau Runa harus ikut, sedangkan Zura sudah bersama Joshua yang siapa saja melihat mereka pasti akan bingung. "Mas, kamu tuh gak bosen ya lihatin aku terus?" tanya Zura sangat pelan, Joshua mulai menggeleng dan tersenyum manis. Namun, di sana sudah ada Bu Mina yang kebetulan melihat Joshua dengan Zura mengobral sangat tidak pantas.
"Hai Pak Joshua! Katanya tadi gak lapar, kok makan di sini. Sama murid lagi," ujar Mina yang mampu menyentuh sakit hati Zura miliki, "begini ya punya pacar guru yang begitu populer, dan selalu digangguin," batin Zura yang mulai menyelesaikan makannya. Sedangkan Mina mulai duduk di samping Joshua, Joshua mulai melirik ke arah Zura yang mulai berubah reaksi.
"Maaf, Bu, Pak! Saya duluan ya. Sebentar lagi ada pelajaran yang masuk. Saya duluan," pamit Zura yang mampu Joshua bisa melihat dari sorot matanya Zura sedang kecewa. Sedangkan Mina sudah bodo amat dengan murid yang hendak mendekati mangsanya.
Joshua langsung bangkit dari kursinya dan beranjak dari kantin menuju ruang kantor karena kelasnya sebentar lagi masuk. "Maaf sebelumnya Bu, saya duluan bentar lagi kelas saya juga mau masuk." Joshua langsung pergi meninggalkan Mina begitu saja.
"Mereka ada apaan sih? Kayanya ada hubungan deh," ujar Mina yang mulai tersenyum devil, Zura mulai berjalan pelan sambil sesekali menghapus air mata yang hendak jatuh. Saat itu, Zura tak sadar kalau sudah ada pemuda yang tepat berada di hadapannya sambil menyodorkan sebuah sapu tangan polos berwarna abu.
"Ini, Lo gak pantas nangis kaya gitu. Lo tuh harus tersenyum, walau pahit yang dirasa," ujar Arga yang mampu membuat Zura mendongakan kepalanya menghadap pemuda yang baru saja mengajak dirinya berngobrol. Zura ingin sekali putus dari Joshua, tapi hatinya tidak berkata apa-apa walau sering tersakiti.
"Thank's," ucap Zura yang mulai mengabaikan sapu tangan milik Arga, namun Arga tak putus asa untuk selalu mendekat dan perhatian kepada Zura. "Mau gue temenin, atau butuh teman curhat?" tanya Arga yang mampu membuat Zura berbalik arah dan menghadap Arga sangat dekat.
"Ini urusan gue, urus hidup lo sendiri. Gue bisa berdiri sendiri okey!" sahut Zura yang sudah marah, yang langsung meninggalkan pemuda tampan itu alias Arga dengan sepihak, sedangkan Arga hanya menghembuskan napasnya dengan pasrah.
"Baru permulaan, semangat Ga. Lo pasti bisa," ujarnya seraya menyemangati dirinya sendiri.
Penasaran kelanjutannya?
Stay cunn
Vote dan Komen❤Kalau gak di komen, gak bakalan aku update>)
KAMU SEDANG MEMBACA
Look Your Eyes (End)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA *** Kini Runa hanya bisa menunduk, bersama Zeal yang tak jauh dari sekumpulan anak kelas 12 Bahasa yang sedang ngobrol saat acara perpisahan. Gabriel yang melihat adanya Runa dan Zeal pun mulai menghampiri mereka berdua...