Bab 18: Back to School.

118 12 3
                                    

Kehadiranmu kembali, mampu membuatku berputar pikiran dari ingin meninggalkan jadi mendekat kembali. Kau begitu menarik simpati.
-Gabriel Prince Adlentaro.

-Gabriel Prince Adlentaro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Hari ini Runa di bolehkan kembali untuk ke sekolahan seperti biasanya, Namun Runa tidak seceria seperti biasa dan styale nya pun beruha drastis. Mampu membuat murid-murid yang berlalu-lalang di depan Runa pun hanya bisa bengong saja.

"Gue kenapa di tatap gitu sih? eh ada Zura tuh, AZURAAAAAAA!" seru Runa yang mulai mengejar sahabat yang sudah ia rindukan sejak pertama ia di rawat di rumah. Zura menoleh, menghampiri dan mulai memeluk erat tubuh sang sahabat yang sudah nampak baik saja saat ini.

"Wah! lo beda banget Run, pantesan aja cewek-cewek, cowok-cowok natap lo aneh dan ya mungkin pada jatuh pada pandangan pertama sama lo kaya gini. Kan, disini mana ada yang jilbab pan kaya lo gini, kecuali Anak Rohis," ujar Zura, Runa baru saja mengerti kenapa para murid melihatinya tidak seperti biasanya. Runa mulai melanjutkan perjalanannya menuju kelas yang sudah lama tertinggal jauh, namun Runa memilih untuk home schooling saat ia di rawat di rumah jadi aman.

"Zur, apa bener Dewa sama Gabriel berantem di rooftop ya kemarin?" tanya Runa yang masih penasaran dengan kisah Gabriel kemarin yang pipinya masih membekas lembam, kebetulan ada Kamal lewat tepat di hadapan Zura dan Runa.

"Ka kamal!" panggil Zura, Kamal mulai menoleh dan langsung menghampiri dua gadis yang cantik. Namun, Kamal meneliti siapa yang ada di samping Zura sekarang?

"Ini beneran Haruna?" tanya Kamal yang spechelless banget melihat kecantikan natural milik Runa, Runa mulai mengangguk dan agak sedikit malu.

"Iyah ka, Dia Runa. Ka Gabriel ada di Kelas atau ruangan rohis?" tanya Zura yang langsung blak-blakan, Runa langsung terkejut dan membungkam mulut Zura. "Gak jadi ka, Ehm kita duluan," sambung Runa yang langsung narik Zura untuk menjauhi kakak kelasnya itu, namun Kamal secepat kilat menghalang Runa dan Zura.

"Gue tau, Lo khawatir sama Gabriel. Dia galau, dia agak stress hari-hari ini. Gak seperti biasanya, palingan di mushola samperin aja Run," ucap Kamal, yang mampu membuat Runa terdiam seribu bahasa. "Apa gegara gue yang kemarin terlalu over ya? apa dia marah ke gue?" batin Runa.

"Makasih kak," sahut Zura yang mulai melepas tangan Runa. Sedangkan Runa malahan bengong di tempat, "Bentar lagi bel loh, ayo masuk kelas." Zura langsung menyeret Runa sampai ke dalam Kelas, dan mulai ricuh dengan kedatangan Runa.

Skip.

Runa masih saja galau, entah kenapa hari ini Runa tidak sama sekali semangat dalam belajar, entah hatinya merindukan sosok pemuda yang sering menjenguk, merawat dan menolongnya.

"Woi! galau bae, kenapa-kenapa?" kejut Zura yang mampu membuat Runa terkejut hebat, untung aja gak sampai jatuh ke bawah lantai.

"Astagfirullah! Azuraa! untung gak jatuh ke lantai, Gue gak apa-apa. Ya, cuman aneh aja, ada yang kurang," ujar Runa yang mampu membuat Zura tersenyum seperti devil. "Pasti lagi mikirin Gabriel yee?" tebak Zura, yang mampu membuat Runa menutup kupingnya. Namun, tiba-tiba saja ada Dewa yang mulai menghampiri dan duduk tepat di depan Runa seperti 5 bulan lalu.

"Makin cantik aja sih, Sampai gue aja gak bisa move on," ucap Dewa yang begitu lincah, Zura hanya bisa terdiam sedangkan Runa mulai menoleh ke sumber yang tak asing baginya. Runa langsung bangkit dan menuju ke kantin sebab sudah jam istirahat, Runa langsung menarik tangan Zura sedangkan Dewa hanya ia abaikan saja.

"Kantin yuk Zur! laper gue, ya walau tadi udah kenyang sama modal dusta aja sih," ucap Runa yang begitu menohok hati Dewa yang tak seperti biasanya Runa bersikap seberani begini. Padahal Dewa masih menjabat sebagai Ketua osis, namun Bian adalah wakil ketua osis dan Kapten basket.

"Run! dengerin gue dulu, gue belum selesai ngomong loh. Kan, kita udah baikan," sambung Dewa kembali yang malahan membuat Runa berjalan tambah cepat mampu membuat Zura terseret seperti anak kucing.

"Don't forced me and bother me, UNDERSTAND!" jerit Runa dari kejauhan, yang mampu membuat Dewa diam seribu bahasa. Padahal sejak itu ada Gabriel yang tak sengaja mendengar perkataan Runa, yang ia yakin Runa sudah sembuh total.

"Bikin ulah lagi?" ucap Gabriel yang mulai ke kantin menghampiri Bian, dan kawan-kawan. Baru saja Runa dan Zura tiba di kantin, sudah ada banyak yang menyambut ke datangan Runa dengan meriah. Runa tersenyum, dan kesekian kalinya Runa baru bisa tersenyum kembali dari sekian kalinya 5 bulan lepas. Gabriel saat itu melirik ke arah Runa yang berbeda dari sebelumnya.

"Tambah cantik aja adek gue, padahal setiap hari juga lihat dia. Mana udah banyak fans aja," ujar Bian, yang langsung di angguki oleh ke 5 sahabatnya terkecuali Gabriel yang masih fokus melirik ke arah Runa yang begitu royal.

"Woi! ini bakso di anggurin bae, mending buat gue aja deh," seru Kamal yang mampu membuat Gabriel menarik mangkok baksonya dan melahapnya, Bian mulai beranjak dan menghampiri adik sematawayangnya yang begitu cantik.

"Misi mas-masnya, Putri cantiknya mau duduk di tongkrongan kami aja. Makasih ya sudah perduli, sama Haruna," ujar Bian, yang mulai menarik dan menggenggam tangan adiknya yang begitu romantis, sampai-sampai ada aja yang mengira Runa dan Bian adalah pacaran, padahal adik kakak kandung.

Runa dan Zura mulai duduk bersama geng RANJAKA yang emang kumpulan cowok cogannya SMAJAN dan emang Zura sama Runa itu sudah termasuk membernya ko tapi dengan versi cantik. Runa yang duduk di dekat Bian namun di hadapannya ada Gabriel, Zura pastinya duduk di samping Arga sang perubah segalanya di kehidupan Zura.

"Gimana keadaannya Run? masih suka ngedumel, atau galauin Gabriel?" tanya Kamal yang begitu bawel, mampu membuat Gabriel mempelototi Kamal. Runa hanya bisa diam, dan mulai tersenyum tipis. "Alhamdulillah, sudah membaik. Gak galau, malah kemungkinan sudah tentram," sahut Runa yang sama sekali tidak ingin menatap wajah Gabriel, namun Gabriel masih saja tidak bisa merasakan ingin meninggalkan atau menjauh dari Runa.

"Berarti besok jadikan ke Gunungnya, gak apa-apa Runa sama Bang Bian. Zura so pasti sama bucinnya Arga," ujar Samudra, mampu membuat Zura dan Arga yang tadinya sibuk memainkan game Ml alias mabar berdua dan mulai fokus ke obrolan geng. "Ya, gue sih terserah Zura aja. Gimana Zur?" tanya Arga yang menoleh ke Zura, Zura mengangguk. "Asalkan Runa harus ikut juga, yaaaa Run. Gue temenin deh," ucap Zura, Runa hanya bisa menganggum pasrah.

"Jadi, kita sambung besok aja sekalian. Di rumah Bang bian aja. Nah, jadi kita atur strategi hari ini sore di cafe aja," ujar Tengku, Indera mulai mengangguk dikarenakan masih saja tipikal kulkas human.

Gabriel hanya bisa diam dalam seribu bahasa, mungkin akan gagal rencana tidak perhatian dan nolongin ke Runa. "Semoga akan lancar dan menjadi kenangan indah yakan," ucap Bian, Yang langsung di angguki semua anggota Ranjaka.

 "Semoga akan lancar dan menjadi kenangan indah yakan," ucap Bian, Yang langsung di angguki semua anggota Ranjaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bonus:)


......
Sapa aku ke gitu, di komenin dong wajib!!

Komen dan vote ya, semoga bisa bikin kalian suka ya. Syukron, Jazaakumullah khairan katsiiran❤

Look Your Eyes (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang