Bab 3: Keberanian.

444 44 22
                                    

"Runa!" panggil seseorang, sontak mengejukan Runa untungnya tak muncrat jus yang ada di dalam mulutnya. Runa langsung menoleh ke pemuda yang kebetulan kakaknya sendiri.

"Kenawhy Bang?" tanya Runa kepada pemuda yang tepat berada di depannya, Runa memiliki seorang kakak bernama Algibran Biantara, Kerap disapa Bian.

Bian mulai menyodorkan selembar uang kertas berwarna biru kepada Runa, Zura bingung ada apakah gerangan antara dua beradik ini.

"Ini gue balikin uang jajan lo yang kemaren, nah. Hutang gue lunas, Oh iya, lo kalau pulang jangan telat lagi," ucap Bian dengan nada yang sungguh cepat, saat itu Dewa hanya bisa melihat sosok pemuda yang menghampiri Runa.

Bian mulai beranjak dari hadapan Runa, sedangkan Dewa mulai menatap gadis yang tepat berada di sampingnya ini.

Dewa memang benar-benar perhatian kepada Runa, namun ya sifat Runa memang labil banget kalau sudah disuruh untuk memilih.

"Run, pr Biologi lo udahan?" tanya Zura, Runa menggeleng. Dia saja bahkan melupakan prnya tersebut. "Gue belum, kenapa?" tanya Runa dengan santainya.

Zura langsung menepuk jidatnya gereget dengan kelakukan sahabatnya ini, "lo oon apa gimana? guru biologi, guru paling killer loh!" seru Zura, Runa hanya mengangguk saja. Bagi Runa dihukum sudah menjadi hal biasa bagi dirinya.

"Au ah dah," ucap Zura yang mulai pasrah, bel pun mulai berbunyi. Sontak membuat murid-murid yang masih berada di kantin mulai beranjak.

"Gue duluan, Run, Zur. Semangat belajarnya Aruna," pamit Dewa yang mulai tersenyum kepada Runa, sontak membuat Runa malu dan senyam-senyum sendiri. Zura hanya bisa geleng-geleng saja.

Zura dan Runa mulai bangkit dan berjalan menuju kelas mereka, namun saat ditengah perjalanan sekitar koridor. Tiba-tiba Runa dihalang oleh Gita cs, yang terkenal dengan sengit bulinya.

"Eh! ada cabe nih, berani banget deketin my baby gue," sindir Gita. Runa dan Zura hanya bisa diam dan tak menggubris sama sekali.

"Anjir Gue dikacangin, Woi lo! lo yang sok kecantikan, jauhin Dewa atau lo akan berurusan sama gue!" jerit Gita semakin menjadi, Runa hanya mengacuhkan teriakan Gita.

"Sampah!" Satu kalimat mampu membuat Runa berbalik arah dan menghampiri Gita dkk. Sedangkan Zura takut sekali akan terjadi apa-apa.

Koridor mulai penuh dengan ke gerombolan siswa-siswi yang sudah mengelilingi mereka.

Runa mulai menarik napasnya dengan kasar, "Denger ya, Lo boleh semarah apapun sama gue. Asal lo ingat, Wanita itu dikejar bukan mengejar, dan asal lo ingat gue bukan sampah. Sadar diri, gini ya caranya lo bertahan hidup dan bisanya egois mau menang sendiri, gimana mau ada cowok yang suka sama lo yang belum bisa berpikir dengan dewasa, pikirin ketimbang ngebahagiain anak orang emang lo sudah ngebahagiain Mama dan Papah lo? Udah apa belom?" ucap Runa yang benar-benar diluar dugaan semua murid yang menonton mereka, sedangkan Gita sudah mendengus kesal akibat dipermalukan oleh dirinya sendiri.

Dan saat itu ada Gabriel yang kebetulan lewat di gerombolan, Namun mata Gabriel hanya menangkap sosok gadis yang habis menabraknya. Ternyata diluar dugaannya, gadis itu sangat berani, padahal dia sendirian dan yang dilawan bertiga.

"Guys, cabut!" seru Gita yang mulai beranjak dari aksinya sendiri menuju kelas, sedangkan Runa mulai menunduk dan menjauhkan dirinya. Zura langsung memeluk Runa dengan bangga.

"Gue bangga punya sahabat sehebat elo Run, gue bangga dan bersyukur," ucap Zura yang mampu mengembangkan senyuman manis Runa. Dan dari sejak itu Gita mulai memberanikan tekat untuk membasmi Runa.

"Gue benar-benar salah udah marah sama dia, gue harus bisa minta maaf. Ya walau nyebelin, tapi ya mau gimana lagi," ucap Gabriel yang mulai beranjak dari gerombolan sebelum dirinya ternotice oleh siswi modus.

"Gab! dicariin Indera tuh di Ruangan," ucap Bobi yang kebetulan berpapasan dengan Gabriel, Bobi mulai melirik ke gerombolan di koridor. Bobi mulai penasaran dan bertanya, "coy, itu kenapa pada ribut?"

"Itu biasa Gita cari muka sama cowok, dan ngenindas cewek yang nabrak gue lusa lalu. Ngapain lo nanyain? Lo suka Gita?" sahut Gabriel, Bobi mulai nyengir. Ternyata seorang Bobi yang tipikal berbadan dua ini menyukai perempuan yang tak berakhlak.

"Gemblong-gemblong bucin bener dah lu," ucap Gabriel yang mulai masuk kedalam ruangan yang sedikit damai. Indera mulai bangkit dari kursinya.

"Kayanya jum'at depan, kita adain aja jum'at taqwa. Oh iya, Gharna Aruna dia bagus kalau Tartil, pakai dia aja," ucap Indera, Gabriel terkejut.

"Lo serius, tampang dia aja gak meyakinkan kalau dia bisa?" tanya Gabriel dengan wajah yang sedikit tak suka, "sensi banget lo, coba aja dulu kan. Mana tahu dia mau dan bisa," sahut Arga.



......
Diwajibkan untuk
Vote dan Komen❤

1 komentar kalian sangat berharga untuk ke depannya, salam sayang dari bang Gabriel dan anak Ranjaka.

Look Your Eyes (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang