Bab 25: Sekali kau membekas, akanku beri bekas beribu kali.

104 7 3
                                    

Akhirnya Tim Jaguar membawa piala kembali, dan membawa Gabriel yang cidera berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Tim Jaguar membawa piala kembali, dan membawa Gabriel yang cidera berat. Gabriel hanya bisa berjalan dengan sebuah tongkat, yang terkadang selalu meminta bantuan Arga ataupun Bian.

"Gimana tuh keadaan kaki lo?" tanya Bobby ke Gabriel, mereka sudah berada di cafe dengan SMA Jaguar Negri, yang kebetulan semuanya nongkrong di sana termasuk Geng Ranjakagirls. Gabriel menoleh, "gue baik-baik aja," sahut Gabriel yang sudah duduk di samping Bian.

Runa dan Zura lagi asik mabar bareng seperti biasa bersama Arga, Samudra dan Tengku juga. Ranjaka memang tim Mabar mobile legend yang begitu paling heboh dan kompak. Runa mulai menyerah dan sesekali menoleh ke pemuda yang tepat duduk di samping kakaknya.

"Kenapa Run? dosa-dosa lirik terus!" seru Bian yang mampu membuat Gabriel menoleh tepat ke objek di hadapannya. Runa langsung mengalih pandangannya, "apaan dih! geer," sahut Runa.

"Ribut terus, mending ke kelas." Indera langsung bangkit dari kursinya, namun dirinya telah menangkap sesosok cewek bercadar yang sedang di halang 2 cowok yang begitu kelihatan menjijikan di mata Indera sekarang. Tak habis pikir, Indera langsung menarik bahu Aulia cewek bercadar itu ke belakang tubuh Indera. Mampu membuat Ranjaka juga terkejut dengan perilaku Indera di luar nalar mereka.

"Woi! tuh si Indera, mantap juga ya. Diam-diam nganyut," ucap Samudra. "Gitu-gitu mah banyak yang suka si Indera, tapi ya emangnya sih Indera itu roman-romannya suka sama Aulia gadis yang bikin dia penasaran," sahut Tengku yang mampu mengejutkan Anggota lain.

"Gak usah macam-macam sama Aulia, kalau mau langkahi dulu gue!" seru Indera yang mampu membuat geram ke dua pemuda tepat di hadapannya. "Sok jagoan banget lo, cuman tampang nama tenar aja di Rohis," sahut salah satu pemuda. Baru saja Indera ingin menonjok wajah-wajah orang brengsek seperti di depannya.

Tapi, Aulia langsung berucap begitu keras. "APA-APAAN HAH! GAK USAH JADI JAGOAN, KALAU MASIH TAKUT DENGAN KEMATIAN! IYA GUE EMANG SOK SUCI, TAPI INGAT WANITA ITU DI JAGA BUKAN DI PERMAINKAN," jerit Aulia yang begitu berani dan langsung lari dari keramayan itu.

"Awas aja lo!" seru Indera yang langsung mengejar Aulia yang sudah sampai di Mushola dengan air mata yang sedari tadi berguguran.

"Au! Auliaaaaaa!" jerit Indera begitu menggelegar namun naas Aulia tidak merespon sedikit pun, dan di saat itu sudah ada Ustadzah yang tepat berada di depan Aulia dan Indera.

"Ada apa ini? Kalian kenapa?" tanya Ustadzah Humaira, Indera menundukan kepalanya sedangkan Aulia hanya bisa diam. "Ehm- Gak ada apa-apa kok Mi, ehm- Indera ke dalam kelas dahulu. Assalamualaikum," pamit Indera yang langsung meninggalkan Mushola dengan raut wajah yang masih was-was.

Semenjak saat itu Indera benar-benar mulai berubah sedikit demi sedikit. Untungnya Ranjaka lagi berada di kelas masing-masing, Gabriel yang tadinya sedang fokus menulis catatan Astronomi langsung menoleh tepat ke pemuda yang duduk di sampingnya.

Look Your Eyes (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang