Bab 22: Jemuran.

112 12 4
                                    

Geng Ranjaka mulai mengemasi bawaan mereka kemarin, karena hanya untuk 3 hari 2 malam saja khusus untuk Runa seorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Geng Ranjaka mulai mengemasi bawaan mereka kemarin, karena hanya untuk 3 hari 2 malam saja khusus untuk Runa seorang. Jadi, Ranjaka hari ini pulang kembali ke kota tercinta mereka.

Hari ini yang tepatnya tadi masih berbau ulang tahun Runa, Runa hanya bisa meratapi pesisir pantai sambil bermain air di pinggir bersama Zura.

"Gue potoin deh, tuh di depan kedai. Bagus, cocok lagi," seru Zura yang mulai bangkit sambil menarik tangan Runa untuk mengambil beberapa potret dirinya di kedai yang tak jauh dari pesisir pantai.

"Pose! satu, dua, ti!"

cekrek

Runa sudah berganti kostum, dan geng Ranjaka sudah bermain banana both sangat seru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Runa sudah berganti kostum, dan geng Ranjaka sudah bermain banana both sangat seru.

"Woi! sok ganteng, tapi takut Air halah!" seru Samudra kepada Arga yang memang takut dengan air sebab ia enggak bisa berenang. Arga hanya bisa mendengus kesal, sedangkan yang lain asik menaiki Banana both bersama.

Biasa Kamal tuh yang akan jadi fotografer dadakan, dan Gabriel yang akan jadi model dadakannya juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biasa Kamal tuh yang akan jadi fotografer dadakan, dan Gabriel yang akan jadi model dadakannya juga.

"Natapin siapa lo? Runa? caelah, bucin bener dah," ledek Bian yang sedari tadi hanya fokus memasukan kakinya ke dasar laut.

"Disini gak ada buaya atau Hiu kan?" tanya Tengku, padahal mah ada tuh tepat di belakang dia. "Ada kok, tuh di belakang lo," sahut Indera, yang mampu membuat Samudra menatap datar.

"HIH! IPI-IPIIN, GIWI DIBIWI-BIWI, IKI IMIT IKI DIIM!" ujar Samudra yang mampu membuat ke 5 pemuda berada di sekitanya pun tertawa lepas, baru kali ini Samudra bisa pakai bahasa suku dia.

Sedangkan Arga malah memutuskan duduk dan memesan beberapa minuman untuk Runa dan Zura, lagi-lagi Arga mendekati Zura. Sebab, Arga sudah lama menyukai Zura dengan diam. Padahal ya Arga tau Zura anaknya keras kepala, dan kokoh pendirian sendiri.

"Ini buat lo berdua, mending duduk di sana tuh. Lebih adem," ujar Arga yang mulai menghampiri tempat duduk yang memang sengaja di desai di tengah dua pohon kelapa menjulang tinggi, dengan perpaduan lampu berwarna jingga yang begitu indah.

Skip.

Geng Ranjaka sudah sampai di rumah masing-masing, begitu pun juga dengan dua beradik yang lagi asik menjemur baju di belakang halaman rumahnya yang lumayan sangat luas.

"Bang! jemur tuh yang rapi ngapa sih! entar Mama marah lagi, kita juga yang di omelin," seru Runa. Bian hanya bisa menghela napasnya dengan kasar sambil melanjutkan menjemur baju yang sudah menjadi tumpukan gunung di mesin cuci.

Mereka gak mau kalau baju mereka ART yang ngecuci dan jemurin. Karena mereka sudah dewasa, jadi sudah umurnya untuk mencuci dan menjemur sendiri.

"Dek,"

"Ape?"

"Lo tuh suka apa gimana sama Gabriel? gua lihat, saling menyukai tapi terselimuti oleh gengsi yang begitu besar," ujar Bian yang mampu di lempar baju oleh Runa, tepat mengnai wajahnya yang begitu tampan.

"LO MAH! GITU KALAU LAGI DENDAM LAMA SAMA GUE! GUE ADU NIH SAMA MAMA KALAU RUNA UDAH GEDE, UDAH TAHU CINTA-CINTAAN," jerit Bian, yang mampu membuat Runa mengejar sang kakak.

"APA-APAAN LO BILANG KE MAMA GITU HEH!" tanya Runa sambil menjerit juga.

"APA? SIAPA BILANG BUCIN BANGET."

"MIRROR BANG!"

Tiba-tiba saja datang perempuan paruh baya yang berdeham mengkode anaknya untuk tidak bertengkar kembali.

"Ekhemm!"

"Udah gede, udah dewasa. Masih aja main lempar-lemparan jemurannya, masih aja berantem gak ada habisnya. Kalian kan capek, Runa juga harus jaga kesehatannya kan?" seru Ranti yang mampu memberhentikan ke dua insan yang langsung menoleh dan ternyengir bak bayi tanpa dosa.

"Aciee! udah datang nih, mana pangerannya?" tanya Runa yang mulai mendekati sang Mama, sambil mencium punggung tangan Ranti. Sedangkan Bian, kembali menyelesaikan jemurannya.

"Pangeran hati Mama, ada tuh di luar lagi ngobrol sama anak Ranjaka, entah tiba-tiba datang lagi," sahut Ranti yang mulai berjalan menuju dapur untuk menaruh barang belanjaannya. Sedangkan Bian terkejut, ya mau gimana dong. Tadi kan Touring masa mampir ke sini sih?

Itu lah yang di pikirkan Bian saat ini, Bian dan Runa mulai menghampiri para sahabatnya. Yang kebetulan lagi ngobrol seru dengan sang Papah.

"Pah, mereka udah lama? kok, gak manggil Bibin?" tanya Bian kepada sang Papah. Lelaki paruh baya itu mulai bangkit dari kursinya, dan menghampiri sang anak.

"Tanya sendiri aja lah," sahutnya yang mulai beranjak dari sofa. Lelaki paruh baya itu bernama Gibrantara Mahendra. Sedangkan perempuan paruh baya itu bernama lengkap Ranti Mariyana Gharna.

Bian langsung ikut duduk di samping Indera, sedangkan Runa mulai memasuki kamarnya dan mengunci, padahal kepengen banget tuh dengerin ghibahan geng Ranjaka.

"Gab, masih aja galau. Ngapa sih lo?" tanya Kamal yang mampu membuyarkan lamunan Gabriel kembali, Gabriel menoleh dan mengangkat kepalanya menatap me depan. "Gue, gak apa-apa. Btw, SMA Jaguar ngadain tanding Basket, itu Tim kita yang di pilih." Gabriel hanya bisa memberitahukan tersebut, padahal Tengku adalah wakil ketua Osis.

"Bener kata Gabriel, minggu depan itu kita harus latihan. Nah, buat touring atau nongkrong, bisa kita ganti dengan jadwal latihan di sekolah," ujar Tengku.

"Ya bagus kalau begitu."

"Gue sih setuju aja," sahut Kamal.

"Gue juga, apalagi kalau gak ada gue. Pasti gak lengkap," ujar Bian sungguh pede dirimu Bang.

"Keputusannya gimana? Lo sebagai ketua Basket," tanya Gabriel kepada Tengku yang memang kebetulan menjabat sebagai ketua Basket Jaguar.

Tengku terdiam sejenak, "menurut gue sih, ya terserah aja. Buat touring kita, di tunda dulu. Ya sekalian, buat si Runa juga sih biar bisa istirahat, dia yang pastinya bakalan ikut lagi," sahut Tengku.

"Bener juga, jadi nanti kita besok akan latihan di sekolah aja. Gak usah caper ye," seru Bian sambil mengemil makanan ringan yang baru saja di ambilkan oleh Ranti, sang Mama.



A/W:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, Pagi teman-teman Mura. Kabar hari ini gimana?

Jangan lupa untuk nonton Trailernya di Instagram @wattpadmurazah dan jangan lupa juga Vote dan Komen ya

Makasih❤

Look Your Eyes (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang