Bagian; 22

1K 118 6
                                    





Sejak kepulangannya sore tadi Jihyun hanya terbaring di ranjangnya dengan tatapan kosong. Rasa sakit di hati dan tubuhnya membuatnya seakan mati rasa. Namun di saat ingatannya memutar kembali kejadian siang tadi, Jihyun kembali menangis tanpa isakan yang berarti untuk mengekspresikan rasa sakit dihatinya. Jihyun menangis dalam diam hanya tetesan air mata itu yang dapat membuktikan betapa sakit dan hancurnya ia saat ini.

Di sisi lain, nyonya Kim sedikit merasa khawatir saat tadi sore melihat kepulangan Jihyun yang nampak berantakan dan wajahnya terlihat tertekuk dengan pandangan kosongnya. Hingga membuatnya bingung saat melihat Jihyun hanya diam saat ia menyapa putranya itu. Ia bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada putranya? Kenapa Jihyun nya yang selalu mengulas senyum manis dan memberikan pelukan hangat  di saat bertemu dengan nya kini hilang dan di gantikan raut sedih yang kentara pada wajah putra manisnya itu. Hingga nyonya Kim tanpa sadar bahwa putra nya yang lain kini telah pulang dan menatap ke arahnya bingung melihat sang mama tengah melamun kan sesuatu.

"Ma, mama? Ada apa?" Sebuah tepukan di bahunya akhirnya menyadarkan nyonya kim dari acara melamun nya.

"Eh? Ah Jiheon? Kau sudah pulang?" Ucap nyonya Kim yang tampak terkejut melihat putranya yang lain kini sudah berada di sampingnya. Pemuda mungil itu pun mengernyit bingung. Bagaimana sang mama sampai tak mengenali putranya sendiri? Apa yang sebenarnya yang mamanya ini pikirkan?

"Ma, ini Jimin. Kenapa bisa mama tak mengenaliku? Apa yang sebenarnya mama pikirkan hum?"

"Eoh? Astaga maaf sayang, mama sedang memikirkan Jihyun. Entah apa yang terjadi padanya." Nyonya kim pun akhirnya menceritakan semuanya saat kepulangan Jihyun sore tadi pada Jimin.

"Benarkah? Kalau begitu Jimin akan melihat hyung dan menanyakannya." Ucap Jimin seraya beranjak dari duduknya.

Jimin pun berjalan ke arah lantai dua dimana kamar mereka bertiga berada dan saat ini ia hanya akan menuju kamar Jihyun untuk memastikan ke adaan hyung nya. Setelah ia sampai di depan kamar Jihyun, Jimin mulai mengetuk pintu kamar itu namun tak ada jawaban dari dalam atau pun suara pergerakan dari dalam untuk sekedar mendekat ke pintu. Sunyi yang Jimin sadari setelah ia mencoba menempelkan telinganya ke pintu itu. Ia pun mulai khawatir entah apa yang terjadi pada hyung nya. Setahunya tadi Jihyun pergi dengan Yoongi menemui pria Jepang itu. Apa ini ada sangkut pautnya dengan itu? Akhirnya Jimin pun mencoba membuka pintu itu berharap pintu itu tak terkunci dan berakhir harus ia dobrak. Namun beruntungnya pintu itu tak terkunci dan Jimin pun perlahan menyembulkan kepalanya untuk melihat kedalam sana. Hanya gelap yang bisa ia lihat di dalam kamar itu.

"Hyung? Kau di dalam?" Sunyi adalah jawaban yang ia terima saat ini. Jimin pun mulai masuk ke dalam. Meraba dinding kamar itu mencari saklar lampu untuk menghidupkannya.

"Got it." Ucapnya setelah mendapat apa yang ia cari.

Ctik

Lampu kamar menyala dengan sangat terang Jimin menyipitkan matanya karena sinar lampu yang masuk ke matanya. Setelah matanya dapat menyesuaikan sinar lampu, Jimin dapat melihat Jihyun tengah berbaring di atas ranjangnya. Jimin pun mendekat ke arah ranjang itu untuk memastikan jika Hyung nya baik-baik saja. Tapi, Jimin di buat terkejut melihat Hyung nya itu tengah menangis. Jimin pun segera mendekat ke arah hyungnya.

"Hyung? Gwenchana? Ada apa? Katakan pada ku hyung!" Jimin pun menarik Jihyun agar dapat duduk dan mengarahkan wajah Jihyun agar menatapnya.

The Sweet Triplets ✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang