Bagian; 50

977 98 2
                                    

Tuan Kim dan nyonya saat ini sudah berada di apartemen mewah milik Jongsuk dan Jihyun. Setibanya di sana nyonya Kim langsung memeluk putra dan menantunya sebagai lampiasan rasa rindu, khawatir serta duka setelah kehilangan cucunya.

"Sayang, kau harus tegar dan sabar hum, putra mama yang malang." Ucap Seokjin yang tengah memeluk Jihyun yang kini menangis tersedu-sedu.

Saat ini keduanya tengah berada di kamar putra dan menantunya. Duduk berdua di atas sofa yang ada di kamar itu. Sementara yang lain berada di ruang tamu apartemen itu.

"Mama, maafkan Jihyun yang tidak bisa menjaga cucu mama." Ucap Jihyun masih dengan isakannya.

"Tidak sayang, ini semua bukanlah salahmu. Mungkin ini sudah takdir Tuhan. Jangan pernah menyalahkan dirimu. Sudah ne, jangan menangis lagi. Kau tak ingin Youra sedih bukan? Dia pasti sedih jika mamanya seperti ini." Seokjin menghapus air mata Jihyun sambil meyakinkan putranya agar tenang.

"Ne ma, maaf karena Jihyun seperti ini."

"Um, mulai sekarang ikhlaskan kepergian nya. Jalani semua seperti biasa tak perlu menyesalinya hum, tidak apa-apa kau masih mengingatnya tapi, kau harus ingat jika bahagiamu juga bahagianya. Kau pasti akan memiliki Youra yang lain nanti sebagai penggantinya. Mama yakin itu."

"Jihyun janji, Jihyun akan berusaha lebih tegar dan menjalani semuanya dengan baik."

"Bagus! Kasihan suamimu sayang, Jongsuk juga ikut sedih jika kau terus larut dalam kesedihanmu. Dia suami yang sangat baik jangan sia-siakan itu."

"Nde mama." Keduanya pun kembali berpelukan begitu erat. Ada kelegaan di hati keduanya. Sudah cukup merasakan pahitnya kini mereka harus merasakan manis dari semua yang telah mereka lalui dan hadapi.

"Tuhan ku mohon jangan berikan ujian berat bagi putra ku lagi. Sudah cukup penderitaan mereka selama ini. Ku mohon berikan kebahagiaan bagi mereka."

"Nak Jungkook, terima kasih sudah berada di sisi Jimin di saat masa terpuruknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nak Jungkook, terima kasih sudah berada di sisi Jimin di saat masa terpuruknya." Ucap Namjoon sambil menepuk bahu kekasih putra bungsunya.

"Ne Pa, Jungkook janji akan selalu menjaga Jimin. Karena saya begitu mencintai putra Papa ini." Ucap Jungkook yang kini mengusap Surai lembut Jimin. Pemuda mungil itu kini merona di dalam dekapan ayahnya dan Jongsuk yang melihat adik iparnya merona terkekeh karena merasa gemas.

"Lihatlah Kook, kekasihmu sedang tersipu. Wajahnya sangat merah." Dan meledaklah tawa Jongsuk membuat Jimin mengerucutkan bibirnya.

"Ish! Hyung!"

Mereka pun tertawa bersama mengejek Jimin yang kini semakin menenggelamkan wajahnya ke dekapan hangat ayahnya.

Malam pun tiba, saat ini Jimin berada di dalam mobil bersama Jungkook yang fokus melajukan mobilnya di jalanan. Tujuan mereka saat ini ke rumah kedua orang tua Jungkook. Tadi sebelum pergi Jungkook berkata bahwa kedua orang tuanya ingin bertemu dengan Jimin. Jimin tentu saja bingung karena ini tiba-tiba. Tidak ingin mengecewakan orang tua kekasihnya ia pun setuju untuk pergi ke sana.

The Sweet Triplets ✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang