Bagian;19

1.1K 125 9
                                    






Pukul setengah 8 malam,  saat ini Jimin baru saja sampai di depan gerbang rumahnya. Ia di antar oleh orang kepercayaan Kento yang bernama Tetsuya.

"Terima kasih Tetsuya-kun! Apa kau mau mampir?" Ucap Jimin basa basi.

"Tidak perlu Jimin-san, terima kasih." Ucap Tetsuya.

"Baik lah, terima kasih sudah mengantarku." Ucap Jimin seraya melepas seat belt nya dan beranjak turun dari mobil itu. Jimin pun berjalan masuk ke halaman rumahnya dan dari gerbang ia bertemu dengan security-nya.

"Tuan muda? Anda baik-baik saja? Saya sangat khawatir saat mendengar tentang anda yang di culik!" Ucap pria paruh baya yang menjabat sebagai security yang menjaga gerbang Mansion Kim dengan raut khawatirnya.

"Tenang saja paman Choi, aku baik jangan khawatir lagi ne.." Ucap Jimin dengan tersenyum.

"Syukurlah tuan muda." Pria yang di panggil paman Choi pun bernafas lega setelah melihat tuan mudanya baik-baik saja.

"Oh ya, hyungdeul ada di dalam kan paman?"

"Ada tuan muda, baru saja mereka pulang."

"Kalau begitu Jimin masuk dulu ya paman." Jimin pun bergegas untuk segera masuk ke dalam Mansion Nya.

Setelah sampai di depan pintu rumah besar itu, Jimin segera membukanya kemudian ia pun masuk ke dalam sambil mengedarkan pandangannya. Jimin pun berjalan santai kearah tangga menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Namun saat berada di pijakan tangga ke tiga Jimin berhenti melangkah telinganya mendengar sayup-sayup suara dari arah ruang makan. Jimin mengurungkan niatnya untuk pergi ke  kamarnya Lantas ia berbalik dan berjalan ke arah ruang makan sekedar mengintip seseorang yang sedang berbicara.

"Ji, kenapa Jimin belum sampai juga? Sudah lebih dari jam 7 kenapa belum juga pulang?" Ucap jihyun yang kini mulai cemas.

"Sabar hyung, aku yakin sebentar lagi ia akan sampai." Jiheon memeluk jihyun yang kini menangis. Jiheon sebenarnya juga resah memikirkan jimin yang belum juga pulang. Apa mungkin pria itu berbohong pada mereka? Pikiran buruk berputar di kepalanya dan jiheon hanya bisa berharap semoga jimin segera pulang kerumah dengan keadaan baik-baik saja. Jimin yang tengah bersembunyi di balik tembok dekat ruang makan itu pun tersenyum dan tindakan Jimin berikutnya mengendap endap tanpa bersuara mendekat ke arah kedua Hyung nya setelah berada di dekat mereka segera ia memeluk kedua Hyung nya itu.

"Apa ada yang merindukan ku?!" Jihyun dan Jiheon pun terkejut posisi mereka yang duduk di kursi sambil berpelukan seketika mendongakkan kepalanya menatap wajah yang sama persis dengan wajah mereka tengah tersenyum lebah hingga menenggelamkan matanya.

"Jimin!!" Ucap mereka bersamaan dan langsung menerjang tubuh adiknya hingga ketiga nya tersungkur ke lantai.

"Yak! Kalian ini!" Ucap Jimin dengan nada yang meninggi.

"Kami merindukanmu Jim.. Hiks.." Ucap Jihyun terisak sambil menindih tubuh kecil Jimin dengan Jiheon yang memeluk erat adiknya.

"Sudah hyung jangan menangis. Lihat aku tidak apa-apa." Ucap Jimin sambil mengusap kepala hyung nya sekedar untuk menenangkan keduanya.

"Bangun lah kalian. Astaga, kalian sangat berat."

"Ish! Kau ini." Ucap Jiheon langsung beranjak dari tubuh adiknya karena tak terima di bilang tubuhnya berat. Dan Jimin hanya terkekeh melihat Hyung nya yang kesal.

"Apa kau sudah makan? Biar maid buatkan makanan untukmu ya?" Ucap Jihyun menawarkan untuk makan karena sudah melewati jam makan malam.

"Sudah kok hyung, tadi Tetsuya mengajakku ke restoran untuk makan dulu sebelum pulang."

The Sweet Triplets ✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang