Bagian 48

1.1K 98 2
                                    


Malam ini langit begitu cerah menampakkan bintang bintang yang bersinar begitu terang tanpa terhalang awan sedikitpun. Namun hanya satu bintang yang bersinar sangat terang di langit malam kali ini.

 Namun hanya satu bintang yang bersinar sangat terang di langit malam kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyumnya tersungging lebar dengan air mata yang kini membasahi pipinya. Sorot mata sendu namun penuh dengan binar rindu di sana. Isakan pun mulai terdengar sehingga orang yang selalu setia berada di sampingnya semakin mengeratkan pelukannya guna memberi kekuatan pada pria mungil yang berada dalam pelukannya.

Satu bulan telah berlalu setelah peristiwa yang mengharuskan kedua orang itu kehilangan malaikat kecilnya yang belum sempat mereka lihat sosok mungilnya. Hanya sebuah tanah merah dengan batu nisan bertuliskan nama "Lee Youra" bayi mungil berjenis kelamin perempuan itu dilahirkan tanpa sempat menatap dunia luar bahkan menghirup udara nya pun tidak.

Masih menyalahkan dirinya karena tak dapat menjaga buah hatinya, tiap malam Jihyun selalu menangisi kepergiannya, menangisi kebodohan nya yang tak bisa menjaga buah hati yang sangat mereka harapkan kehadirannya. Sementara Jongsuk hanya dapat memberikan kalimat penenangnya meski ia juga merasakan kesedihan nya sebab melihat sang istri yang begitu terpuruk akan kehilangan bayi mereka. Namun Jongsuk sebagai seorang dominan harus menjadi sisi kuat untuk Jihyun sebagai sandarannya bagaimana pun caranya.

"Sayang, lupakan segala kesedihan ini. Youra tak akan senang melihatmu seperti ini doa kan saja dia di sana untuk ketenangannya." Ucap Jongsuk yang saat ini tengah memeluk Jihyun dari belakang.

Jihyun semakin mengeratkan genggaman tangannya pada lengan Jongsuk yang melingkari perutnya.

"Aku sangat berharap bisa menimangnya Hyung, bahkan memberikan asi ku padanya dan lihat lah sekarang, aku harus mengeluarkan asi ini setiap kali dadaku terasa penuh dan berakhir pada wastafel untuk terbuang sia-sia." Ucap Jihyun dengan air mata yang kian tumpah ruah di iringi tangisan yang semakin terdengar pilu.

"Kita harus merelakan nya sayang, jangan buat dirimu semakin terpuruk. Kita masih bisa memiliki nya lagi. Aku yakin Youra sangat senang jika dia punya seorang adik nantinya. Anggap ini ujian kita untuk terus bersabar dan menerima kenyataan sayang. Hyung mohon padamu untuk kembali menjadi Jihyun yang kuat dan penuh kesabaran. Hyung sangat merindukanmu sayang..." Jihyun pun tersentak saat merasakan pelukan Jongsuk mengerat dengan tubuh yang bergetar bahkan ia dapat merasakan jika bahunya kini telah basah oleh air mata.

"Jongsuk Hyung?" Jihyun menoleh ke arah kanannya di mana Jongsuk menenggelamkan wajahnya pada bahunya.

Jihyun pun perlahan melepas pelukan suaminya lalu kedua tangannya menangkap wajah suaminya yang tampan namun untuk pertama kalinya wajah itu terlihat begitu berantakan dengan air mata yang membasahi paras tampannya.

"Hyung...."

Jongsuk menggenggam salah satu tangan mungil yang berada di sisi wajahnya, "Ku mohon sayang kembalilah menjadi kuat, aku sangat merindukanmu. Aku sakit melihatmu seperti ini setiap harinya Jihyun-ah." Tatapan sendu yang sarat akan perasaan rindu terlihat jelas di sana membuat Jihyun merasa bersalah telah membuat sosok dominan itu kini menangis karena putus asa dengan sikapnya.

The Sweet Triplets ✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang