20.Posessive

2K 76 2
                                    

😢😢😢

Disinilah Bintang berada, di ruangan rumah sakit menunggu seseorang yang masih setia memejamkan matanya. Alat pendeteksi jantung masih terdengar dan itu bertanda bahwa orang itu masih bernafas

Bintang menghela nafas nya lelah, ia merasa iba melihat Agra yang terbaring lemah di atas brankar. Yah, orang itu adalah Agra, pria yang baru saja mengalami kecelakaan di jalan

Jika begini apakah Bintang masih tega untuk meninggalkan Agra? Di dalam relung hati Bintang yang paling dalam, memang dirinya masih mencintai Agra, tapi sifat pemaksa pria itu yang membuat Bintang tak nyaman

Harus kah ia menemani Agra disini atau pergi untuk selama-lama nya?

Disaat Bintang sibuk dengan fikiran nya tiba-tiba Alga datang membawa makanan untuk nya

"Makan lah, kau belum makan dari pagi" ucap Alga

Yah, Bintang memang belum mengisi perutnya dengan apapun, apalagi jam kini sudah menujukan pukul 02.00 siang, lumayan lama dirinya menemani Agra yang sedari tadi belum sadar dari tidur nya

"aku tidak lapar" jawab Bintang

"Makan atau aku suapkan?" tawar Alga

Mendengar itu Bintang mendengus "Baiklah, aku bisa sendiri"

Setelah mengatakan itu Bintang pun msngambil makanan itu dan menuju sofa. Bintang mulai memakan nya dengan damai. Gerak-gerik gadis itu tak luput dari pandangan Alga. Pria itu masih menatap intens Bintang yang sedang makan.

Sedangkan Bintang sendiri merasa risih karna terus saja di tatap seperti itu. Bintang menghentikan kegiatan makan nya dan merapihkan kembali makanan yang sempat ia makan setengah

"Mengapa berhenti?" tanya Alga

"Rasa lapar ku sudah dikalahkan dengan rasa risihku" jawab nya jutek

Alga tahu bahwa Bintang memang risih karna di sedari tadi di perhatikan olehnya. Namun mau bagaimana lagi, menatap gadis itu kini menjadi candu baginya.

"Aku hanya ingin bertanya padamu" ucap Alga "kau hendak pergi kemana? Mengapa kau membawa koper begitu besar? Dan arah taxi kau menuju bandara?" tanya nya bertubi-tubi

Bintang terdiam sebentar, ia tak mungkin jujur menjawab bahwa dirinya hendak keluar negri. Apalagi Alga adalah tipe pria yang kepo kalau bertanya, lalu dirinya hendak menjawab apa?

"Hey aku bertanya bukan berpidato" ujar Alga

Bintang mendengus dan menatap Alga "kau mengikutiku?" tanya nya

"Ya, aku mengikuti mu" jawab nya mengiyakan

"penguntit" cibir Bintang

"Terserah, terserah kau mau mengatai aku apapun. Yang terpenting jawab pertanyaan ku,  kau hendak kemana?" tanya Alga ngotot

"Aku... Aku.."

Bintang menggantung ucapan nya sontak membuat Alga semakin penasaran. Gadis itu menundukan kepala nya karna bingung hendak menjawab apa. Alga memegang dagu Bintang dan menarik nya agar menatap dirinya

"Kau hendak pergi dan meninggalkan ku?"

Sebenarnya Alga memang sudah tahu, jika gadis itu akan pergi. Tapi, sebaiknya Alga bertanya terlebih dahulu dan ingin mendengar langsung dari mulut Bintang sendiri

Melihat Bintang yang terdiam itu membuat Alga semakin yakin bahwa gadis itu akan pergi  meninggalkan nya.

"Apa karna kemarin? Karna aku menyatakan perasaanku padamu. Dan membuat mu tak nyaman hingga kau pergi?" tanya Alga

Bintang menatap manik hitam Alga. Tidak, bukan seperti itu kenyataan nya. Kenyataan yang membuat nya pergi adalah, karna Agra, adikmu. Ingin sekali Bintang mengatakan itu namun kalimat itu hanya di tenggorokan nya saja, lidah nya terasa kelu tak mampu untuk mengucapkan yang sebenarnya

Alga melepaskan tangan nya yang berada di dagu Bintang, ia tersenyun tipis. Sudah ia duga, bahwa akan seperti ini. Agra menatap Bintang

"Maafkan aku, aku memang mencintaimu sejak lama. Aku takut untuk menyatakan nya, karna aku takut kau menjadi tak nyaman dan aku memilih memendam perasaan ku"

"Aku fikir dengan memendam perasaan ku, itu lebih baik. Ternyata semakin aku memendam, semakin aku merasa tak tenang sendiri. Maka dari itu aku berniat untuk meyatakan nya padamu. Dan pada malam itu aku menyatakan nya padamu, aku tidak mengharapkan kau membalas perasaan ku. Karna aku tahu kau mencintai Agra"

"Jangan pergi, aku janji tidak akan menganggu waktumu lagi. Dan kau bisa menjalani hari-hari mu dengan damai seperti apa yang kau impikan"

Setelah mengucapkan itu Alga langsung melenggang keluar entah kemana. Meninggalkan Bintang yang terdiam atas perkataan nya, fix Alga salah paham. Bintang tidak ada maksud seperti itu, apalagi membuat agar Alga menajuhinya

Huh, mengapa menjadi rumit seperti ini?!

"Apa kau juga akan pergi meninggalkan ku?"

Bintang tersentak ketika mendengar suara itu, dengan cepat ia mendongak dan menatap Agra yang sudah duduk di atas brankar nya entah sejak kapan.

Dilihat nya Agra yang berusaha turun, pria itu meringis ketika kakinya menginjak lantai karna tulang kaki sebelah kirinya retak, dan dokter menghimbau untuk tidak banyak gerak

Tak mau terjadi apa-apa dengan Agra, Bintang pun segera menghampiri Agra dan membantu pria itu untuk kembali ke brankar nya

"Dokter bilang, tulang kaki sebelah kirimu retak, dan kau tak boleh banyak gerak" dumel Bintang

"Lebay sekali, bantu aku. Aku ingin di sofa saja, lebih empuk" pinta Agra

Dengan pelan Bintang membantu Agra untuk berjalan ke sofa. Dan membantu membimbing pria itu untuk duduk, karna merasa kesusahan kakinya di gip Agra pun sedikit linglung mau tak mau ia menarik Bintang sehingga Bintang yang tidak siap pun ikut terjatuh di atas Agra

Mereka terdiam cukup lama, entah mengapa Bintang enggan mengalihkan pandangan nya dari mata tajam Agra. Mata itu mampu menghipnotis nya dan membuat nya merasa terlindungi, namun...

"Aku tidak mau putus" kecam Agra

😢😢😢

Sorry for typo 🙏

PosessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang