28. Posessive

1.5K 61 11
                                    

😢😢😢

Alga memberhentikan mobil nya di depan gerbang bercat putih itu. Bintang membuka sabuk pengaman nya dan membuka pintu mobil. Alga menoleh, namun belum sempat Alga berbicara, Bintang sudah memotong nya. Seolah tau apa yang akan Alga katakan

"Aku bisa sendiri, terimakasih" ucap Bintang tanpa menatap Alga

"Tap-"

"Tidak usah khawatir, aku baik-baik saja" potong Bintang yang langsung masuk kedalam gerbang meninggalkan Alga yang menatapnya dengan nanar

Mengapa Bintang sedingin ini padanya? Jika seperti ini bagaimana bisa Alga mwngambil hati gadis itu. Alga terdiam sebentar, dan menghidupkan mobil nya lalu menancap gas dan melenggang pergi

Bintang memasuki perkarangan rumah nya, sesampai di pintu utama Bintang hendak mengetuk, namun pintu itu sudah terbuka menampilkan wanita paruh baya yang sudah berkepala empat namun masih sangat cantik.

"Bintang" gumam Mamah nya

Bintang terdiam, ternyata Mamah nya sudah pulang, sejak kapan? Rasanya kemarin Mamah nya itu belum kembali

Bintang menatap Mamah nya dari atas sampai bawah, sangat rapih dan juga koper kecil yang di tenteng nya

"kau hendak kemana?" tanya Bintang

"Oh Bintang, aku lupa memberi tahu mu, hari ini diriku ada jadwal traveling dengan teman-teman ku. Jadi aku harus pergi sekarang, agar tidak tertinggal pesawat" jelas Mamah nya panjang lebar

"Kau baru saja pulang dan hendak pergi lagi?" heran Bintang

"Maaf kan aku, tapi ini sangat penting" ucap Mamah nya lalu memegang koper kembali "Aku pergi sekarang jaga dirimu baik - baik" lalu mengecup dahi Bintang "sampai jumpaa" lanjut nya yang langsung melenggang pergi seolah tak perduli dengan anak nya disini

Bintang menatap nanar ke arah Mamah nya yang kini masuk ke dalam taxi.

Sepenting itu kah traveling mu di banding aku, anak mu? - batin nya miris

Hari ini adalah weekend, bahkan Mamah nya malah menyempatkan weekend nya dengan teman-teman nya di banding anaknya sendiri. Apa tak ada rasa rindu sedikitpun? 

Ketahuilah Bintang butuh sandaran saat ini, dirinya sangat rapuh untuk berdiri sendiri. Ia butuh penopang dan penyangga untuk dirinya, namun sisaat dirinya membutuhkan pun mereka tak pernah ada. Mereka sibuk dengan urusan nya masing-masing

Bintang menghela nafas nya lelah, lalu membuka pintu dan masuk. Ia melihat Papah nya yang sudah memakai jas formal dan tas kantor nya. Hendak kemana Papah nya itu, ini kan weekend mengapa Papah nya memakai pakaian kantor?

"Pah" panggil Bintang

Mendnegar itu Papah nya menoleh ke arah Bintang dengan sedikit terkejut "Oh bintang, maaf aku tidak melihat mu" ucap nya buru-buru

"Apa kau akan pergi juga?" tanya Bintang ketika Papah nya berjalan melewati nya

Langkah kaki Papah nya terhenti, dan menoleh "Ya, saat ini aku harus meeting dengan seseorang" jawab nya

"Tetapi, bukan nya ini weekend? Apa tak ada hari lain? Apa harus hari ini?" tanya Bintang yang sebenarnya tak bisa menahan air mata nya. Namun sekuat tenaga ia tahan agar tak tumpah di hadapan Papah nya

"Ya, ini adalah meeting bersama kolega besar, sangat rugi jika di lewat kan. Ini sangat penting. Jadi tak bisa di tinggalkan" ucap Papahnya "Kau baik-baik di rumah, aku pergi" lanjutnya

"Pah" panggil Bintang

Lagi-lagi Papahnya memberhentikan langkah nya dan menatap Bintang "Ada apa? Apa kau ingin uang?"

PosessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang