Waktu terus berlalu..
Sementara itu, di sebuah kafe dengan suasana yang begitu tenang tidak begitu ramai didatangi pengunjung, tampak seorang pria mengenakan pakaian berupa penyamaran, terlihat sedang memandangi foto seseorang di galeri ponselnya.
Sebuah foto seorang gadis yang berwajah chubby nan polos tersenyum sumringah memeluk sebuah boneka teddy bear yang sangat besar. Sepertinya lebih besar bonekanya daripada gadis itu.
Pria itu tersenyum memandangi foto gadis itu. Ada rasa kerinduan yang hadir menyergap hatinya. Rasa yang begitu menyiksanya. Terpisahkan jarak yang membuatnya tak bisa langsung memeluknya di saat rindu menderanya.
Namun, ia juga tidak bisa berbuat apa-apa terhadap gadis itu saat ini. Ia masih belum berani untuk menemuinya, sampai waktunya tiba nanti. Karena masih ada sesuatu yang harus diselesaikannya terlebih dahulu.
Seketika, ia sadar ada seseorang yang memperhatikannya sejak tadi. Ia tahu orang itu, tapi sepertinya moodnya lagi tidak karuan, maka dengan segera dia pergi dari tempat itu.
Kenapa dia jadi tiba-tiba pergi ?
Salah satu teman seperkumpulannya mengagetkannya. "Lo ngeliatin siapa sih ?" Tanya Ghina penasaran. "Dari tadi ngeliat ke arah sana mulu." Mengarah ke meja seberang yang tidak jauh dari mereka.
"Ah, nggak kok. Gak ngeliatin siapa-siapa."
"Hm, masa ?" Sahut Ellen.
"Liat aja, sana. Buktinya gak ada siapa-siapa, kan ?"
"Iya, sekarang mah udah gak ada. Tapi tadi pasti ada kan, orangnya." Timpal Ghina, cekikikan.
"Emang siapa sih, Al ?"
"Iya deh iya.. Tadi tuh, gue ngeliat Putra di sana. Dan kayaknya, dia sadar gitu kalo gue liatin. Tapi masalahnya, kenapa dia jadi tiba-tiba pergi setelah gue liatin ya. Padahal kan gue sama dia udah saling kenal. Aneh kan tuh cowok ?"
"Ooh.. Jadi ceritanya lo pengen disamperin, gitu, sama dia ?" Ledek Ellen, yang juga cekikikan mendengarkan cerita Aline.
"Emang, Putra siapa sih ? Pacar baru lo ?" Tanya Agnesia. Serta mewakili pertanyaan dari Ghina.
Kedua temannya itu masih belum tahu tentang si Putra. Hanya Ellen saja yang baru diberitahu oleh Aline. Sebelumnya mereka hanya mengetahui tentang pengkhianatan dari Caesar saja.
"Enak aja pacar. Ya bukan lah ! Dia temen gue."
"Temen yang otw jadi demen. Hahaha.." Sahut Ellen. Lagi-lagi cekikikan meledeknya.
***
Seseorang yang bernama Putra itu pergi ke sebuah rumah yang lumayan besar, namun tampak kosong dan sangat gelap. Seperti sudah lama tak berpenghuni.
Ia memiliki kunci rumah itu, lalu membukanya. Hanya dia seorang diri yang masuk ke dalam rumah itu.
Tidak lupa sebelum masuk, dia juga memastikan keadaan di sekitar dalam keadaan aman. Tidak ada yang mengikutinya ataupun mengawasinya.
Putra masuk ke dalam rumah itu tanpa menghidupkan lampu, hanya menggunakan cahaya dari ponselnya saja sebagai penerangnya.
Ruangan per-ruangan dimasukinya. Mencari sesuatu yang dicarinya. Ia mengumpulkan apapun yang penting dari dalam rumah itu.
Sebelum pergi meninggalkan rumah itu, dia melihat sebuah foto keluarga yang sangat besar terpajang di dinding ruang tamu. Ia pun tersenyum menatap wajah gadis itu. Gadis yang sama yang ada digaleri ponselnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen Fiction"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...