Perasaan itu ketika kau bahkan tidak tahu apa yang sedang kau rasakan.
Berbagai tempat yang ada di rumahnya sudah ditelusurinya. Bahkan, hingga ke halaman belakang sekalipun. Tapi tak juga ia dapat menemukan keberadaan Naiara.
Ia pun menjadi gusar. Mondar-mandir seperti seterikaan. Tak ada hentinya mengucek-ngucek rambutnya.
"Kenapa lo ?" Tanya Kevin yang menghampirinya. Tapi tak direspon oleh sepupunya itu.
Pria itu masih dengan wajah kusutnya.
"Lo ribut lagi sama bokap lo ?" Tanyanya lagi.
Arvin menggeleng.
"Trus ?"
"Naiara ilang. Dari tadi gue cariin dia, tapi gak ketemu."
"Lagi sama kakak lo, kali."
"Dia gak ada di sana." Jawabnya putus asa.
"Apa jangan-jangan.."
"Jangan-jangan kenapa ?"
"Gue baru ingat. Tadi dia liat orang yang ngejar-ngejar dia ada di sekitar sini."
"Nggak mungkin. Nggak ! Dia gak boleh ketangkap.__Gue pinjam mobil lo."
Tanpa persetujuan dari Kevin lagi, Arvin langsung merampas kunci yang ada ditangan sepupunya itu. Ia buru-buru pergi meninggalkan rumahnya.
Mobil yang dikendarainya pun meluncur dengan kecepatan maksimal menuju jalanan raya. Meski tidak tahu harus mencarinya kemana. Tapi entah kenapa dia harus segera menemukannya.
***
Setelah beberapa jam, akhirnya Naiara sadarkan diri. Kepalanya masih terasa berat untuk bangun. Apalagi di sekitarnya tidak ada seorang pun yang dilihatnya.
Siapa yang membawanya dan dimana keberadaannya sekarang, dia benar-benar tidak tahu. Yang dia tahu, saat ini sedang berada di dalam sebuah mobil sendirian terbaring di kursi tengah.
Untuk mencari tahu, dia pun segera turun dari mobil itu.
Pantai.
Itulah yang dilihatnya pertama kali ketika turun.
Suasana tampak begitu sepi. Tak seperti pantai yang biasanya dia datangi. Hanya ada satu orang di kejauhan sana sedang berada di pinggiran pantai memandangi lautan.
Dengan jalan yang terhuyung-huyung memegangi kepalanya, dia pun mendekati pria itu.
Begitu jarak diantara mereka sudah hampir dekat. Pria itu pun membalikkan tubuhnya.
Sontak saja mata gadis itu terbuka lebar.
"Bima.. ?"
Bima Putra Ganendra.
Ternyata pria itu adalah tunangannya.
"Jadi.. Jadi kamu yang bawa aku ke sini ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Non-Fiction"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...