Berikan aku sebuah alasan, mengapa kita dipertemukan ?
Akhirnya Arvin pun menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbingnya. Ia buru-buru keluar untuk segera menemui Naiara.
Tapi gadis yang dicarinya tak ada tanda-tanda keberadaannya.
Kemana gadis itu pergi tanpa memberitahunya sama sekali. Padahal gadis itu sudah berjanji untuk menunggunya hingga selesai. Tidak mungkin gadis itu tertangkap dari kejaran para bodyguard itu. Karena di area kampus sangatlah terjaga keamanannya.
Untuk menghilangkan semua pikiran itu, segera Arvin mencari di tempat lain.
Memasuki beberapa ruangan yang memungkinkan gadis itu untuk bersembunyi.
Namun, hasilnya tetap sama. Ia tak dapat menemukannya.
Yang ia temui di lorong kampus hanyalah kedatangan Neysa bersama Alicia.
"Minggir !" Ucapnya ketus pada Nesya yang menghalangi jalannya.
"Bentar dulu, kenapa sih. Buru-buru banget. Gue mau ngomong."
"Lo tau kan, gue gak suka basa basi !"
"Gue cuma mau ngasih tau, kalo ntar malam ada pertemuan keluarga di rumah lo. Mereka mau ngebahas soal pertunangan abang gue sama kakak lo. Lo datang kan ?"
"Bukan urusan lo !" Jawabnya ketus. Lalu segera melanjutkan pencariannya.
"Oh ya, tadi gue ketemu Kevin. Tapi, tumben tuh anak bawa cewek. Kayaknya bukan dari mahasiswi sini. Soalnya aneh gitu." Ucap Neysa dengan suara yang lebih keras ke arah Arvin.
Pikir Arvin, sudah pasti gadis itu adalah gadis yang dicarinya saat ini.
Tanpa berkata-kata lagi, Arvin langsung mempercepat langkahnya. Mencari keberadaan Kevin.
Dikeluarkannya ponselnya, membuka dial call mencari nama 'Kevin' lalu menekan tanda telepon.
"Lo dimana sekarang ?"
".........."
"Ok. Gue ke sana sekarang."
Dari kawasan kampus, mobil Arvin meluncur ke jalanan raya dengan kecepatan maksimal. Ia sudah berjanji pada gadis itu untuk mengantarkannya kembali ke rumah sahabatnya itu.
***
Kevin kembali menghampiri Naiara dengan membawa dua botol minuman ditangannya.
"Nih, buat lo."
"Makasih."
"Oh ya, tadi Arvin nelfon gue. Dia nanyain lo. Paling, bentar lagi juga dia bakalan nyusul ke sini."
Tak ada respon dari Naiara. Ia hanya manggut-manggut saja, sambil membuka botol minumannya.
"Mm.. Menurut kamu, Arvin itu seperti apa ?"
"Arvin ?"
Naiara mengangguk.
"Mm.. Orang paling kesepian."
"Hah ?"
"Dia selalu berusaha tuk menunjukkan sisi terburuknya. Padahal sebenarnya, dia bukan tipe orang yang mudah tuk menyakiti perasaan orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Non-Fiction"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...