Chapter 19

98 2 3
                                    

It's my dream, not her's ! My dream !!

Jalanan kota begitu macet, menyebabkan banyak kendaraan tidak bisa melanjutkan perjalanan mereka dengan cepat. Sehingga tidak ada pilihan, selain menunggu dan memberhentikan kendaraan mereka.

Sama seperti yang lainnya. Seorang wanita berambut panjang mengenakan kaca mata hitam, tengah menggerutu sebal di dalam mobilnya. Gara-gara terjebak dalam kemacetan, membuatnya tidak bisa menghadiri meeting pentingnya hari ini. Padahal akan ada klien besar yang hendak bekerjasama dengan perusahaannya.

Tapi, ada hal yang lebih dari sekedar kata 'kesal' yang dirasakannya saat ini.

Pada saat dia menoleh ke arah jendela sebelah kirinya. Ia melihat sepasang pria dan wanita sedang bermesraan dengan tangan si wanita memeluk lengan si pria dan menyandarkan kepalanya ke lengan pria itu.

Awalnya dia tersenyum iri melihatnya. Ia pikir sedang bersama pasangannya. Jadi wajar-wajar saja.

Tetapi setelah diperhatikannya lagi, membuatnya kembali mengingat wajah wanita itu. Wajah yang sama yang pernah dilihatnya sebelumnya.

Dikarenakan semakin penasaran, wanita itu terus memperhatikan mobil mereka.

BOOM !

Seperti terkena ledakan yang sangat keras, ketika pria itu menampakkan wajahnya dan langsung mengecup kening wanita itu dengan penuh kasih sayang.

Pria yang sangat dikenalnya.

Apa yang dilihatnya, begitu membuatnya shock seketika. Tangannya sudah gemetaran.

Ia benar-benar tidak menyangka. Seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi di depan matanya saat ini.

Untuk memastikannya lagi bahwa apa yang dilihatnya saat ini adalah salah. Dengan segera, wanita itu pun langsung mengambil ponselnya dan menghubungi pria itu.

"Kamu dimana sekarang ?" Dengan suara gemetar wanita itu bertanya. Matanya mulai memerah menahan air matanya. Jantungnya berdegup cepat, siap mendengarkan jawaban dari seseorang di kejauhan sana.

"Di rumah."

Ya, itulah jawaban yang dikatakan oleh pria itu.

"Kenapa sayang ?" Tanya pria itu lagi.

Tutt.. Tutt.. Tutt..

Telpon terputus.

Wanita itu sudah tidak bisa berkata-kata lagi menahan perasaannya yang kini sudah benar-benar hancur.

"Brengsek !! Bisa-bisanya kamu bohongin aku, Caesar !!"

Bagaimana tidak. Dibohongi di depan matanya sendiri.

"Nggak ! Gak bisa ! Ini gak bisa dibiarin !"

Dikarenakan sudah tidak tahan lagi, langsung saja wanita itu turun dari mobilnya dan segera menghampiri mobil yang ada di sebelahnya.

Wanita itu tidak perduli dengan kemacetan yang masih berlanjut. Ia hanya perlu mengetahui apa yang dilihatnya saat ini.

"Buka !" Ucapnya keras. Sembari menggedor-gedor pintu mobil.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang