Mungkinkah kutemukan jawaban yang membuatku merasa hampir tak mampu tuk menghadapi semua tanda tanya ini ?
Terlihat dua orang gadis sedang berbicara serius di sebuah cafe yang jauh dari kawasan tempat mereka tinggal saat ini.
Naiara dan Atifa.
"Apa sekarang kamu udah siap tuk ceritain yang sebenarnya sama aku ?"
Atifa menunduk. Terlihat jelas dari raut wajahnya, rasa ketakutan masih menguasai dirinya.
Tapi Naiara mencoba memahami apa yang dirasakan oleh temannya saat ini.
"Gapapa, Fa. Cerita aja. Jangan takut." Sambil meraih tangan Atifa, meyakinkannya bahwa ada dirinya bersamanya.
"Apa benar, kamu mengetahui keberadaan kedua orangtua aku ?" Naiara kembali menanyainya.
Dengan rasa keberanian yang dia miliki, Atifa pun mencoba untuk menceritakan apa yang diketahuinya.
Dulu, di kafe tempat Atifa bekerja, Atifa tidak sengaja mendengar pembicaraan Aldrich, Raymond serta orangtuanya Naiara yaitu Frans, membahas tentang bisnis mereka yang dilakukan secara ilegal. Begitu juga tentang kesepakatan perjodohan antara anak-anak mereka. Semua itu sudah diatur agar bisnis mereka semakin berjalan lancar.
Gara-gara tidak sengaja menyenggol gelas hingga terjatuh, akhirnya Atifa ketahuan oleh mereka. Frans mengenali Atifa dan memberitahukannya kepada Aldrich.
"Gak mungkin. Papa gak mungkin seperti itu."
Naiara yang mendengar cerita itu dari Atifa, membuatnya merasa tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh orangtuanya sendiri terhadapnya. Bahkan, Frans sang papa rela mengorbankan kebahagiaan putrinya sendiri hanya untuk bisnis mereka.
"Aku tau bagi kamu itu gak mungkin. Tapi aku yang mengalaminya, Nai. Kalo kamu mau tau yang sebenarnya, maka kamu harus percaya sama aku." Lalu kembali melanjutkan ceritanya.
Tidak lama setelah kejadian itu, Atifa dipecat dari tempat kerjanya. Karena pemilik tanah di toko itu milik Aldrich. Dan dialah yang melakukannya.
Sejak dipecat dari tempat itu, setiap Atifa ingin melamar sebagai pekerja paruh waktu, dia selalu tidak diterima dimanapun. Karena kebanyakan dari mereka mengenal Aldrich dan sangat segan kepadanya.
Bahkan, Atifa juga selalu diikuti oleh para bodyguard Aldrich. Hal itu membuatnya semakin ketakutan karena selalu diawasi oleh mereka.
Hingga akhirnya Atifa menyerah dan memberanikan dirinya untuk menemui Aldrich. Memohon kepadanya.
Sebuah kertas berisikan peraturan diberikan Aldrich kepada Atifa untuk ditandatangannya. Karena Aldrich sudah menyiapkan itu sebelum gadis itu menemuinya.
Isinya berupa syarat yang sudah ditentukan oleh Aldrich.
Yaitu, harus tinggal di rumah mereka bersama ibunya sebagai art dan siap menuruti perintahnya. Tidak boleh menemui Naiara apalagi berbicara dengannya. Jika mereka melanggar semua peraturan itu, maka Aldrich akan mengirim mereka ke tempat pengasingan yang paling jauh.
Itulah alasan Atifa selama ini menjauhi Naiara.
Setelah mendengar penjelasan dari Atifa, membuat Naiara menangis. Ia sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Karena kakeknya Bima begitu jahat terhadap mereka.
"Aku pikir, kamu benci sama aku. Sampe kamu gak mau menemui aku lagi. Maafin aku, Fa. Maafin aku.."
"Nggak, Nai. Seharusnya aku yang minta maaf sama kamu. Selama ini aku menghindar dari kamu bukan karena aku benci sama kamu. Tapi karna aku takut kalo mereka akan membahayakan kehidupan aku sama mama. Dan kamu juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Non-Fiction"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...