Rio keluar dari kantor nya, mendongak menatap langit, seolah memohon agar usaha nya kali ini berhasil dan tak sia-sia seperti sebelum-sebelum nya, sebelum menuju lokasi shooting, Rio berhenti disebuah toko bunga terlebih dahulu, dengan penuh semangat dia mencium wangi bunga ditangan nya dan menyetir mobil nya, untuk menemui sang pemilik hati.
Rupa nya Jennie belum datang, jadi Rio menunggunya diluar mobil, agar dia tahu saat Jennie tiba-tiba muncul, dan benar, mobil Jennie datang, Rio segera menghampiri nya.
"Jennie-ahh" panggil nya, sang istri hanya melirik.
"Ku mohon Jennie-ahh, kita bicara dulu sebentar" melas Rio, Jennie tak menggubris, tiba-tiba Jongin turun dari mobil Jennie dan menahan bahu Rio yang hendak mengejar wanita yang masih berstatus sebagai istri nya itu.
"Jennie sudah tak ingin melihat muka mu lagi, jadi jangan tunjukan batang hidung mu di hadapan nya" ucap Jongin kasar, Rio pasrah, dia pun memilih pergi karena jika ada Jongin, percuma dia menjelaskan panjang lebar, karena pikiran Jennie sudah dikuasai oleh Jongin.
Dihari yang berbeda, Rio selesai meeting dengan para pegawai nya, keluar dari ruang rapat, salah satu pegawainya di bagian resepsionis mendatangi Rio.
"Tuan" panggil nya
"Ya?" Rio membalikan tubuh nya menunggu sang pegawai yang hendak menyampaikan sesuatu.
"Tadi ada yang mencari tuan, dia meninggalkan nomor ini" sang pegawai memberikan secarik kertas berisi beberapa digit angka.
"Siapa namanya?" Tanya Rio
"Dia tidak menyebut nama tuan" jawab sang pegawai.
"Okey, terima kasih" balas Rio melanjutkan lagi jalan nya menuju ke ruangan nya, dia lalu menelpon nomor yang dia terima tadi.
"Hallo"
"Anda yang mendatangi kantor saya tadi?" Tanya Rio
"Iya, itu aku Rio, ini Irene" jawab suara diseberang.
"Oh Irene noona, ada yang bisa ku bantu?" Tanya Rio lagi
"Bagaimana kalau kita bertemu saja malam ini?" Ajak Irene
Rio tak menolak, dia mengiyakan ajakan Irene untuk bertemu di sebuah restauran mewah.
"Syukurlah kita bisa bertemu lagi" lega Irene begitu Rio tiba dan telah duduk dihadapan nya, Rio hanya mengangguk.
"Aku ikut prihatin mendengar kabar tentang rumah tangga kalian" ucap Irene, tangan nya menggenggam tangan Rio yang berada diatas meja, tapi pria itu berlahan menarik tangan nya dari genggaman Irene.
"Apa kamu mau aku menemui Jennie dan membantumu untuk menjelaskan semua kesalahpahaman ini?" Tawar Irene.
"Maaf noona, sebelum nya, aku meminta maaf terlebih dahulu atas nama Jennie yang menamparmu waktu itu, dan mengenai masalah rumah tangga kami, biar aku sendiri yang menyelesaikan nya, karena itu masalah pribadi kami" tolak Rio halus.
"Maaf" lirih Irene sungkan.
"Tak apa noona, aku menghargai tawaran noona, terima kasih untuk niat baik mu, tapi maaf, aku bisa menyelesaikan nya sendiri" lanjut Rio, dia kemudian pamit pulang pada Irene.
"Kamu tidak ingin makan atau minum dulu?" Tawar Irene lagi
"Tidak, terima kasih noona" tolak Rio halus, dia kemudian keluar dari restauran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story
Fanfictionkisah cinta dan rumah tangga Jenlisa yang diselipi orang ketiga, rasa cinta yang berlebihan, mampu kah menjadikan nya sebagai pegangan untuk mempertahankan biduk rumah tangga yang sudah mereka bina lebih dari satu dekade.