19. Regret

4.2K 379 55
                                    

"Nyonya" panggil bibi Han menghampiri Jennie yang tengah melamun dimeja makan.

"Ya bibi Han?" Jennie menyahut

"Saya menemukan ponsel tuan muda dibawah meja telpon, nyonya" beritahu bibi Han yang menyerahkan benda pipih milik putra sang majikan, Jennie pun menerima nya, dia sampai terlupa pada benda yang menjadi sumber masalah beberapa hari yang lalu, dia mencoba menyalakan nya karena penasaran dengan isi ponsel Jenno yang sampai mampu membuat Jongin kalap, tapi gagal, ponsel itu kehabisan baterai, Jennie pun membawanya ke kamar untuk mencharger nya, dia duduk gelisah tak sabar ingin segera mengetahui isi nya.

Ditempat lain

Rose dan Rio nampak keluar dari sebuah ruangan di sekolah, yaa, mereka mendaftarkan Jenno disekolah yang baru tanpa persetujuan Jennie, sementara sang bocah asyik memakan es krim di parkiran mobil bersama Seulgi yang menemani nya.

"Jadi?" Tanya Seulgi berdiri menyambut kedatangan Rio dan Rose yang tersenyum penuh semangat.

"Besok dia sudah di ijinkan untuk masuk" jawab Rio.

"Tapi, perlengkapan sekolah ku bagaimana dadd?" Tanya Jenno tanpa menatap sang ayah karena sibuk dengan es krim nya.

"Kita beli sekarang" sahut Rio.

"Lets go" girang Jenno melempar stick es krim nya ke tempat sampah.

Jenno duduk dibangku belakang bersama Rose, sementara Seulgi dibangku depan bersama Rio.

"Dadd, bagaimana jika ada penggemar aunty yang menguntit kita nanti?" Cemas Jenno yang selalu dibuat kesal oleh fans-fans sang mommy, dia hanya ingin bebas menikmati kegiatan nya bersama keluarga, tapi selalu saja ada yang mengusik dengan meminta foto atau tanda tangan Jennie tanpa melihat situasi dan kondisi.


"Tenang boy, aunty mu itu kurang populer di Korea, jadi kita aman" canda Rio.

"Yak, apa maksud mu? Kamu meledek ku" marah Rose mencubit lengan Rio dari belakang, Seulgi dan Jenno terbahak mendengar jawaban sang ayah.

"Aww. . . Chaeyoung-ahh" rintih Rio mengusap-usap bekas cubitan Rose.

"Maka nya, jangan main-main dengan ku" sungut Rose kembali menyandarkan punggungnya pada sandaran jok mobil.

"Dasar macan betina" gumam Rio, Seulgi yang mendengar itu semakin terbahak.

Dan sampai di mall, Jenno berjalan di depan bersama Seulgi, mengobrol tak jelas tentang barang yang ingin sang bocah beli, sementara Rio dan Rose mengikuti nya dari belakang.

Dan sampai di mall, Jenno berjalan di depan bersama Seulgi, mengobrol tak jelas tentang barang yang ingin sang bocah beli, sementara Rio dan Rose mengikuti nya dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesekali mereka ikut tertawa melihat Jenno yang bercanda dengan Seulgi.

Dan Jennie, dia buru-buru menyalakan ponsel milik sang putra, yang belum keluar dari menu video, dengan tangan bergetar, Jennie mencoba menekan layar bertuliskan play, tak ada video apa-apa kecuali punggung kursi yang Jongin duduki, dan terdengar suara nya sedang menelpone seseorang.

" halo, ya, kamu berhasil Irene-ahh, sebentar lagi aku akan memiliki dia seutuh nya, Rio sudah ku singkarkan, sebentar lagi waktu nya bagi bocah sialan itu angkat kaki dari rumah ini, bagian mu sudah ku transfer, dan setelah aku menikahi Jennie nanti, bonus untuk mu akan menyusul, ku pastikan juga, iklan ponsel yang kamu minta tempo hari, akan menjadikan mu sebagai model nya"


Duar

Jennie menjatuhkan ponsel Jenno keatas lantai mendengar percakapan Jongin, bibir Jennie bergetar, air mata nya menetes.

"Tidak mungkin" sesal nya

"Ini tidak benar" Jennie berjalan mundur sampai punggung nya menbentur dinding.

Bruk


"Aaaaaaaaa. . . . " pekik nya sambil menjambaki rambut nya sendiri, Jennie menangis histeris mengetahui bahwa, rumah tangga nya sengaja dihancurkan oleh Jongin, pria brengksek yang selama ini Jennie kira begitu perhatian karena selalu ada disisi nya saat dia ditempa berbagai cobaan, yang ternyata Jongin lah penyebab dari permasalahan ini, Jennie terpuruk, rumah tangga nya hancur, sang putra pun pasti kini membenci nya sekarang.

"Rio maafkan aku, maafkan aku yang tak mempercayai mu" rancau Jennie tanpa bisa menghentikan tangis nya sendiri.

Sementara dimall, Jenno benar-benar menikmati waktu nya bersama sang ayah, meminta ini dan itu yang semua Rio turuti, termasuk membeli jaket yang sama dengan Seulgi dan langsung memakai nya, semua Rio yang membayar nya, Rose dan Rio terkekeh melihat dua pria beda usia itu nampak seperti anak kembar.

"Dadd, aku ingin kimchi mandu" pinta Jenno sebelum keluar dari mall, Rio mengangguk.

"Dan es krim choco vanilla" lanjut Jenno lagi, Rio memberikan tanda ok dengan jari nya, dan dalam perjalan pulang, Jenno langsung duduk dibangku depan menemani Seulgi.

"Hyung, apa kamu tahu cara bermain skateboard?" Tanya Jenno karena tadi mereka memang membeli skateboard baru, milik Jenno yang lama tertinggal di rumah sang mommy.

"Tentu, jika tidak hyung tak akan membeli skateboard juga Jenno-yaa" jawab Seulgi.


"Minggu kita ke taman main ne" ajak sang bocah.

"Ok, siapa takut" tantang Seulgi, dibangku belakang, Rose tertidur dengan bersandar pada bahu kanan Rio.

Di rumah Jennie
Wanita itu segera memperbaiki diri nya setelah puas menangis, dia bersiap hendak ke rumah sakit dimana Jongin di rawat.


Jennie berdiri disamping tubuh Jongin yang penuh dengan alat penopang kehidupan nya, pria itu sudah siuman ternyata, tapi dia tak bisa bergerak karena mengalami banyak luka patah tulang karena pukulan Rio yang kuat.

"Kamu brengsek Jongin, kamu bajingan, kamu telah merusak apa yang sudah ku jaga dan ku bina selama ini, bodoh nya aku lebih mempercayimu dari pada pasangan ku sendiri" geram Jennie menatap nyalang pada Jongin yang hanya bisa menggerakan kedua mata nya saja.


"Aku membenci mu, bahkan sampai mati, aku tak akan pernah memaafkan mu, jika membunuh mu mampu mengobati luka hati ku, bersiaplah untuk ke neraka" ancam Jennie, Jongin panik, kedua mata nya terbelalak, saat Jennie menekan selang alat bantu pernapasan nya.


Di rumah Rio
Rio dan Seulgi membantu Jenno mengemasi tas yang besok akan dipakai sang putra ke sekolah, sementara Rose sedang memasak untuk makan malam mereka.

"Jenno-yaa, besok kamu berangkat dengan daddy dan Seulgi hyung ok, tapi pulang Rose aunty yang menjemput, karena jam pulang mu berbeda dengan jam pulang disekolah mu yang dulu" jelas Rio pada anak nya.

"Ne dadd" Jenno begitu patuh dengan sang ayah karena dia sangat mempercayai Rio.



#TBC

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang