18. Miss You Boy

4.2K 384 92
                                    

"BAJINGAN" murka Rio menarik bahu kiri Jongin.

Set


Baamm. . .



Rio menghantamkan stick softball nya ke rahang kiri Jongin.

Buk

Buk

Buk

Rio yang kesetanan terus memukuli tubuh Jongin tanpa ampun, dengan stick softball nya, Seulgi langsung menghampiri Jenno dan memeluk bocah itu yang menangis ketakutan, dengan wajah penuh luka, Rose membawa Jennie menyingkir.

"Rio sudah Rio, kamu bisa membunuh nya" tutur Seulg mencoba menghentikan amukan sang boss, tapi Rio tak peduli.

"Lihat Jenno, dia ketakutan melihat kemarahanmu!" bentak Seulgi, kali ini berhasil, dengan nafas terengah, Rio menghentikan amukan nya.

"Berani menyentuh putraku lagi, ku kirim kamu ke neraka" ancam Rio menekan ujung stick softball nya ke rahang Jongin yang patah.

"Aarrgghh. . . " rintih nya kesakitan

Prang

Rio melempar stick nya yang berlumuran darah, Jenno melepas pelukan nya pada Seulgi dan berlari menuju sang ayah.

"Daddy" adu nya.

Hap

Rio langsung menangkap tubuh sang putra dan menggendong nya, Jenno melingkarkan kedua tangan nya dileher sang ayah dan menopangkan dagu nya dibahu kanan Rio.

"Ayo kita pulang" ajak Rio pada Rose yang sedang berusaha menenangkan Jennie.

"Aku pulang Jenn" pamit Rose

Pecah sudah tangis penyesalan seorang Kim Jennie, dia kini tahu, seperti apa seorang Kim Jongin yang selama ini mampu memonopoli nya, dia menyesal telah mempercayai pria itu selama ini, ditambah, dia sakit Rio mengabaikan nya, dan lebih perhatian dengan Rose.

Jennie menangis meraung, sementara Jongin, tengah berusaha bertahan hidup dengan darah yang terus mengalir dari tubuh nya.

Sesampai di rumah, Rio memangku tubuh sang putra duduk di sofa depan tv, dan memeriksa wajah Jenno yang memerah dan  mengeluarkan sedikit darah di hidung dan sudut bibir nya, Rose ke dapur untuk mengambil air es guna mengompres luka yang Jenno derita.

Hati Rio berdenyut, merasa bersalah terlambat menolong sang putra, luka ini terlalu menyakitkan untuk anak seusia Jenno.

"Ahh" rintih Jenno saat Rio mengompres lebam di sudut bibir bawah sang putra.

"Its okey, ini nanti akan menyembuhkan mu" hibur Rio yang terus menyeka wajah putra nya itu, Rose meringis ngilu melihat Jenno yang kadang kesakitan.

Seulgi mengambilkan Jenno soda dingin untuk menghentikan pendarahan di mulut sang bocah, Rose tersenyum lega, tebakan nya benar, meski Jenno terkesan acuh dan tak mau mendengar ucapan nya, tapi ternyata ucapan nya itu terekam di otak sang bocah, terbukti dengan Jenno yang langsung menghubungi ponsel sang ayah saat dia terdesak dan butuh perlindungan segera.

Jenno tertidur dipangkuan Rio, dengan tangan yang mencengkeram erat baju sang ayah, dia masih trauma, dan Rio adalah tempat teraman bagi nya, dia tak mau lagi kehilangan sang ayah, terlebih setelah Jenno tahu duduk permasalahan yang sebenar nya.

"I miss you daddy" gumam Jenno mengigau.

"Miss you too boy" balas Rio menempelkan bibir nya dikepala sang putra sambil memeluknya erat, mereka berempat pun tertidur di depan tv dengan posisi duduk.

Pagi pun tiba, Jenno tak mau lepas dari sang ayah, dan tak mau turun dari gendongan, bahkan mandi pun mereka lakukan bersama, wajah nya kembali sumringah meski luka nya belum menghilang, karena baru semalam dia mendapatkan nya.

"Daddy tak boleh bekerja hari ini" manja Jenno pada sang ayah saat mereka sedang sarapan.

"Kamu dengar itu Seul?" Kekeh Rio mengejek pada sang asisten.

"Ya ya aku tidak tuli" timpal Seulgi pura-pura kesal, Rio dan Rose terkekeh.

Seulgi pun ke kantor sendirian, sementara Rio dan Rose menemani Jenno di rumah, mereka sedang menonton tv bersama.

"Dadd"

"Yess boy?" Jawab Rio

"Rio kangen ramen masakan daddy" cengir sang putra menatap penuh harap pada sang ayah.

"Jenno tunggu disini, daddy buatkan, bagaimana?" Tawar Rio, sang bocah menggeleng sendu.

"Ada Rose aunty disini, dan Jenno juga masih bisa melihat daddy dari sini" terang Rio, Jenno pun akhir nya mengangguk.

Di tempat lain
Jongin di rawat di ruang ICU karena luka parah yang dia derita, berhubung dia ditemukan di rumah Jennie jadi sang wanita lah yang dipanggil polisi untuk proses penyidikan dengan barang bukti stick softball yang berlumuran darah.

Hasilnya, Jennie hanya mendapat kan hukuman masa percobaan selama 1 tahun, artinya, jika dalam waktu 1 tahun dia tidak melanggar hukum, Jennie tak akan di penjara, kenapa Jennie? Karena Jennie mengaku bahwa dia lah yang memukul Jongin dengan stick softball sebagai bentuk pertahanan diri karena Jongin hendak memperkosa nya.

Dan di rumah nya, Jennie hanya melamun di depan tv, hidup nya terasa hampa dan sepi sekarang.

Kembali ke rumah Rio
Rose terus tersenyum menatap Jenno ysng sesekali melirik sang ayah yang sedang memasakan ramen untuk nya.

"Aunty kenapa melihatku seperti itu?" Risih Jenno menatap kesal pada Rose yang terbahak.

"Tidak, aunty hanya bangga padamu, menghubungi nomor telpon yang tepat" jawab Rose mengacak gemas rambut Jenno

"Bukankah aunty sendiri yang mengatakan, jika orang pertama yang akan melindungi ku saat ada yang berusaha menyakiti Jenno adalah Daddy?" Balas sang bocah, Rose mengangguk.

"Aunty tidak bohong kan?" Jenno mengangguk puas, mengiyakan ucapan Rose yang selalu benar.

"Ramen siap" seru Rio menyela obrolan Jenno dan Rose

"Yeay" girang Jenno, sang ayah membawakan semangkuk ramen kesukaan sang putra.

"Kamu hanya memasak 1 porsi?" Tanya Rose tak percaya, Rio mengagguk polos.

"Aku juga menginginkan nya Rio" kesal Rose.

"Ya sudah, minta pada Jenno saja" jawab Rio santai.

"Oh no, ini hanya milik Jenno, tak ada yang boleh menyentuh nya" jawab Jenno sengit, dia lalu melindungi mangkuk nya menggunakan lengan nya.

"Ayolah Jenno-yaa, sedikit saja" bujuk Rose.

"No aunty, ini milik Jenno" jawab sang bocah yang kemudian membawa mangkuk nya menjauhi Rose dan sang ayah.

"Dadd, Jenno mengantuk" adu sang bocah.

"Ayo tidur kalo begitu" Rio membawa tubuh sang putra di gendongan belakang, memasuki kamar sang ayah, Jenno tidur sambil memeluk tubuh daddy nya.

"Dadd" Jenno mendongak menatap sang ayah

"Yess boy?" Rio menunduk sambil mengusap rambut putra nya itu.

"Apa Jenno boleh pindah sekolah?" Pinta nya.

#TBC

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang