Jenno menjatuhkan sendoknya, enggan menghabiskan es krim nya begitu mendengar permintaan sang ayah, dengan wajah marah remaja itu menatap keluar toko es krim.
"Boy, dengar daddy" Rio berusaha meraih tangan sang putra yang duduk di hadapan nya itu.
"Tidak, Jenno benci mommy" sang anak mengelak saat sang ayah sudah meraih tangan nya.
"Dengar, sampai kapan pun, Jenno adalah anak mommy, dan sekarang mommy membutuhkan Jenno, jangan benci mommy, Jenno tak ingin melihat mommy menangis sedih karena Jenno membenci nya kan?" Bujuk Rio
"Tolong daddy, kali ini saja, temui mommy" mohon Rio
"Seorang pria sejati, akan selalu melindungi wanita yang paling berharga dalam hidup nya, Jenno mencintai dan menyayangi mommy kan?" Rayu Rio lagi, tak ada jawaban, Jenno langsung keluar dari toko es krim menuju ke mobil sang ayah.
Malam pun tiba, Rio dan Seulgi sedang sibuk berdiskusi tentang pekerjaan mereka, Jenno menonton tv dengan Rose.
"Aunty, apa menurut aunty, mommy itu jahat?" Tanya sang bocah.
"Tidak, mommy tidak jahat boy" jawab Rose menoleh pada pria muda disamping kiri nya itu.
"Lalu kenapa mommy memarahi daddy waktu itu? Kenapa mommy mengusir daddy?" Jenno menatap sendu pada Rose yang jadi ikut merasa iba.
"Mommy hanya sedang emosi waktu itu" jawab Rose.
"Jika aku menemui nya, apa mommy juga akan memarahi Jenno nanti?" Takut sang bocah
"Tidak, mommy tak akan memarahi Jenno, mommy merindukan Jenno, sayang Jenno, jadi tak mungkin mommy akan marah pada Jenno" pemuda itu mengangguk mengerti dengan penjelasan Rose.
"Jenno mau kan?" Tanya Rose, dijawab anggukan dari sang bocah
Dan keesokan hari nya
Jenno duduk diatas kap mobil yang dikendarai Rose, mereka menunggu kedatangan Jennie yang akan menjemput putra nya, sang bocah tampak gelisah."Jangan takut" goda Rose menyenggol bahu kanan Jenno dengan bahu kiri nya, yang dibalas cengiran polos yang menggemaskan, Jennie yang melihat adegan itu pun merasa iri pada kedekatan Jenno dan Rose, tapi dia sadar, dia dulu terlalu banyak menghabiskan waktu di lokasi shooting, jadi kurang bisa membangun kedekatan dengan Jenno, wanita itu pun turun dari mobil untuk menemui putra nya.
"Nah, Jenno-yaa, itu mommy sudah datang" beritahu Rose, Jenno menatap pada Jennie yang memberi nya senyuman manis.
"Pergilah, jangan biarkan mommy menunggu" usir Rose halus, Jenno melemparkan flying kiss untuk Rose sambil berjalan ke arah sang mommy, Rose terkekeh gemas dengan polah bocah itu yang mood nya mudah berubah-ubah.
"Jenno-yaa, anak mommy" sambut Jennie membentangkan kedua tangan nya.
Bruk
Jenno pasrah saat Jennie memeluk nya, bocah itu begitu dingin, tak seperti saat sedang bersama Rose tadi, sang ibu mengajaknya masuk ke dalam mobil.
"Jenno mau kita kemana? Beli skateboard? Makan shushi? Beli es krim? Atau mandu?" Tanya Jennie antusias menyebut semua makanan dan mainan kesukaan anak nya.
"Terserah mommy" jawab Jenno datar.
Sedih, tentu saja Jennie sedih, anak nya berubah dingin pada ibu nya sendiri, Jennie sadar dia salah, tapi tak menyangka, sang putra akan menghukum nya sedemikan kejam bagi nya.
"Dadd, mommy ingin bicara" Jenno yang baru datang selepas menghabiskan waktu dengan sang mommy pun menyampaikan pesan Jennie pada Rio, pria itu menoleh pada Rose seolah meminta ijin, dan Rose pun mengangguk, gadis itu lebih memilih untuk menyambut Jenno yang wajahnya terlihat kelelahan.
Rio berdiri di teras rumah nya, dan Jennie berada beberapa meter di hadapan Rio.
"Terima kasih telah mengijinkan Jenno untuk bertemu dengan ku" ucap Jennie sedih, karena sang putra masih acuh pada nya.
"Kamu bisa menemui nya kapan saja, dia juga anak mu" balas Rio, Jennie mengangguk.
"Jenn" panggil Rio saat sang mantan istri hendak memasuki mobil nya.
"Jangan menyerah, Jenno hanya butuh waktu untuk kembali mencair pada mu" mendengar kalimat penyemangat dari Rio, tekad Jennie pun kembali membara untuk mendapatkan hati sang putra.
Dan di dalam rumah
Jenno terus bercerita dengan ogah-ogahan kemana tadi dia dan mommy nya menghabiskan waktu, sementara Rose, meski sibuk menyiapkan makan malam, dia tetap menanggapi ocehan sang bocah.Rose mengisi mangkuk para pria dengan nasi putih, lalu menambahkan beberapa lauk dan sayur ke dalam mangkuk Rio dan Jenno, dan mereka pun makan dalam suasana khidmat.
"Dadd" Jenno memanggil sang ayah dengan mata fokus pada mangkuk nya, Rio melirik sang putra.
"Kenapa daddy dan aunty tidak menikah saja?" Tanya nya polos, Seulgi, Rose dan Rio saling menatap penuh tanya, tak ada yang menyahut, dan bocah itu masih mengunyah.
"J-jenno. . . " Rio gugup untuk bertanya dari mana sang putra bisa memiliki pemikiran semacam itu.
"Jenno lihat daddy memeluk aunty pagi itu, Jenno juga lihat saat aunty bersandar pada daddy ketika menonton tv" jawab Jenno.
"Boy, itu tidak. . . " Rio berusaha mengelak.
"Jenno juga tahu, setiap malam aunty mendatangi kamar daddy setelah Jenno tertidur.
Uhuk. . . Uhuk. . . Uhuk. . .
Blush
Seulgi yang sedang meminum air putih nya pun tersedak mendengar kepolosan dan kejujuran Jenno, Rose sendiri wajah nya langsung merah padam menahan malu, karena ternyata, dia gagal menyembunyikan hubungan nya dengan Rio dari Jenno.
Rose memang akan selalu memasuki kamar Rio, setelah sang pria memberitahu bahwa Jenno sudah tidur, tak ada yang mereka lakukan, hanya tidur bertiga dengan posisi Rio di tengah, mereka pikir selama ini aman, ternyata salah, Jenno mengetahui nya, kini, Rio dan Rose dibuat salah tingkah dengan penuturan tanpa dosa dari sang pria muda, Seulgi ternganga, karena baru mengetahui apa yang Jenno ucapkan tadi, jika Rose pindah ke kamar Rio setiap malam.
Suasana menjadi kikuk bagi Rio dan Rose, tapi tidak dengan Jenno, anak itu tetap acuh melanjutkan makan malam nya, dan Seulgi sendiri menahan tawa melihat ekspresi sepasang kekasih yang tertangkap basah oleh sang anak.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story
Fiksi Penggemarkisah cinta dan rumah tangga Jenlisa yang diselipi orang ketiga, rasa cinta yang berlebihan, mampu kah menjadikan nya sebagai pegangan untuk mempertahankan biduk rumah tangga yang sudah mereka bina lebih dari satu dekade.