Mendengar kabar dari Seulgi jika Rio sakit, membuat Rose semakin cemas, hobae nya semenjak junior high school itu memang lebih dekat dengan nya dibanding dengan Jennie sahabat nya semenjak di senior high school dulu.
Dan Rose pun memutuskan untuk kembali ke Korea, guna menyemangati Rio yang sedang terpuruk.
Dan Rio sendiri, setelah Seulgi pulang, dia hanya berdiri di tepi kolam renang belakang rumah nya, melamun menatap pantulan bulan diatas air, memikirkan kata-kata yang Jennie lontarkan dalam pertemuan terakhir mereka.
"Its hurt Jennie-ahh" gumam nya sendiri, dengan wajah sendu.
"Perkataan dan perbuatan mu membunuhku secara perlahan, apa kau tahu itu Jennie-ahh" Rio berbicara dengan rembulan seolah itu adalah Jennie sang istri.
Keesokan hari nya
Rose tiba di Korea, tanpa sepengetahuan Rio, dia yang sudah tahu dimana rumah Rio pun segera menuju ke sana.
Rose memencet bell rumah Rio berkali-kali, tap tak ada jawaban, dia semakin cemas, takut hal buruk menimpa pria itu, Rose lun menelpone Seulgi, asisten Rio.
"Hallo"
"Seulgi-ahh, dimana Rio? Rumah nya tak ada orang, aku sudah mengetuk pintu nya" tanya Rose pada Seulgi.
"Menunduklah" jawab Seulgi, yang malah memerintah pada Rose, gadis itu tak menjawab, tapi dia menuruti perintah Seulgi
"Apa kamu menginjak keset berwarna coklat?" Tanya Seulgi, Rose mengangguk, padahal Seulgi tak bisa melihat nya.
"Ada kunci cadangan di bawah keset itu" beritahu Seulgi, Rose pun mengangkat ujung karpet yang tadi di injak nya, dan menemukan sebuah kunci tanpa gantungan.
Dia pun lantas memasukan anak kunci ke dalam lubang nya, dan mutar pelan.
Klik
Rose membuka pintu rumah Rio dengan hati-hati, masuk dengan kedua mata nya yang mengamati seluruh sudut ruangan mencari si empunya rumah.
"Rio" lirih nya berjalan menuju ruang utama, Rose mendesah lega menemukan pria yang dicarinya itu berbaring lemah diatas sofa depan tv.
"Astaga Rio" gumam Rose kaget saat mengechek suhu tubuh sahabat nya itu dengan punggung tangan nya, ternyata Rio masih demam.
Seulgi tak bisa datang ke rumah Rio karena dia mengambil alih semua pekerjaan boss nya, jadi Rose lah yang merawat Rio untuk sementara.
"Chaeyoung-ahh, oh benar, rupanya itu kau" ucap Rio yang mulai terbangun dan melihat seorang gadis duduk di sofa sebrang.
"Kenapa bisa begini?" Tanya Rose cemas, dia mendekati Rio dan kembali mengechek suhu tubuh nya dengan menempelkan punggung tanagan nya dileher, karena di kening Rio tertempel koyo bergel biru penurun panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story
Fanfictionkisah cinta dan rumah tangga Jenlisa yang diselipi orang ketiga, rasa cinta yang berlebihan, mampu kah menjadikan nya sebagai pegangan untuk mempertahankan biduk rumah tangga yang sudah mereka bina lebih dari satu dekade.