Ketua Kelas VS Wakil Ketua Kelas (COMPLETED)

52. DUA MINGGU LAGI

╭┉┉┅┅┅┄┄┄┈•◦ೋ•◦❥•ೋ
"Sedetik kalo sama kamu,itu sangat berharga." ◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┄┅┅┅┉┉╯

1.30 p.m.

Handphone Ara berbunyi menandakan ada yang menelpon.

Ara mengangkat satu alisnya.

Nomor tidak dikenal?, tanyanya dalam hati.

"Halo?" Ucap Ara memulai.

"Halo."

Suara itu.

Ara tahu.

Ara tahu suara itu.

Ara kenal.

Sangat kenal.

Itu suara si brengsek.

Nauval.

Ara baru saja ingin mematikan telpon itu, namun.

"Tu-tunggu Ra, jangan dimatain dulu."

"Aku di depan rumah kamu sekarang."

Dasar gila, batin Ara.

Bagaimana tidak? Ini jam setengah dua, bahkan matahari pun belum menampakkan diri.

"Bisa kamu turun sebentar kesini?"
"Aku gak akan pulang, sebelum kamu temuin aku."

"Tunggu."

Ara bodoh?

Memang.

Seharusnya Ara menolak untuk bertemu.

"Non Ara, mau kemana?" tanya Pak Rudi, ya Pak Rudi sudah balik dari kampungnya hari ini.

"Mau ke depan pak, ada temen Ara. Ngga apa-apa kok," jawab Ara.

Ara membuka pagar dan itu membuat Nauval langsung menoleh dan memegang tangan Ara tanpa izin.

Ara menghempaskan tangan Nauval.

"Maaf," ucap Nauval pelan.

"Kenapa kesini?" tanya Ara tanpa melihat Nauval.

"Ra, aku gak salah lihat kan? Yang di mall ta-"

"Salah lihat."

"Engga Ra, itu kamu."

Ara diam.

"Maaf Ra."

"Aku gak bisa tidur, aku kepikiran kamu."

Sama, gue juga. Batin Ara menjawab.

"Ara, maaf."

"Aku tau, kamu pasti engga baik-baik aja sekarang."

"Aku baik," jawab Ara cuek.

"Ngga, bohong. Kamu gak bisa sembunyiin itu dari aku Ra."

"Kamu pasti sakit lihat aku sama Diana tadi. Ra, aku bisa jelasin semunya kalo kamu mau."

"Aku gak butuh penjelasan."
"Dan ya.. Aku gak sakit kok lihat sama Diana, karena aku? Aku udah gak ada rasa."

"Bohong!" Ucap Nauval tidak percaya.

Iya, gue bohong.

"Buat apa aku bohong?"

"Aku lihat tadi, kamu nangis. Apa itu gak cukup buat bukti kalo kamu masih sayang sama aku?"

Gue masih sayang Val, sayang banget.

"Aku gak ada rasa lagi buat kamu Val, semuanya hilang bersama dengan luka yang kamu goresin disini." Ara menunjuk dadanya.