51. MATI RASA

2.6K 137 15
                                    

╭┉┉┅┅┅┄┄┄┈•◦ೋ•◦❥•ೋ
"Terlalu sakit untuk dirasa, sampai-sampai aku tak mampu merasa alias mati rasa."  ◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┄┅┅┅┉┉╯

Setelah kejadian tadi pagi, Ara menjadi murung. Bahkan ketika mengikuti pelajaran kesukaannya pun ia tak ada gairah sama sekali.

"Raaaaa! Lo kenapa sih, gue tuh uring-uringan sendiri tau gak liat lo kek gini." Ucap Ella berdecak sebal.

"Ra, kita gak maksa. Tapi kapanpun lo mau cerita, kita siap jadi telinga lo." Ucap Lia dengan nada bijaknya.

"Gue gak ngerti harus ngomong apa, gue juga malu mau cerita."

"Kenapa??"

"Karena orang yang mau gue ceritain itu masih orang yang sama. Gue yakin kalian udah bosen," ucap Ara.

"Coba cerita."

Ara hanya menggelengkan kepalanya.

Ia tidak ingin bercerita apa-apa lagi.

Biarkan ini ia simpan sendiri.

"Ra, gue tau. Gue tauuu banget, ini pasti berat buat lo. Gue emang cuma bisa ngomong aja, tapi gue gak bisa ngerasain sakitnya yang lo rasain. Tapi gue tau, gue tau temen gue ini gak baik-baik aja. Dan gue... Gak akan biarin temen gue gini terus." Ucap Ella seraya memegang tangan Ara.

"Ra, lo harus bisa moveon, lo gak bisa terus-terusan kejebak di lubang yang sama, lo harus bangun, lo harus bangkit."

"Bener kata Ella, lo gak bisa berdiam aja dan melihat semuanya. Tapi lo juga harus berjuang Ra, karena kebahagiaan itu akan datang setelah perjuangan. Dan.. Kebahagiaan itu dijemput Ra, jadi ayo cari kebahagiaan lo yang baru."

"Dan ya.. Moveon itu jangan dipaksa, intinya lu ada niatan itu udah lebih dari cukup. Nanti rasa itu akan hilang sendirinya, karena rasa itu gak dijemput ataupun diantar."

"Sakit." Hanya itu yang keluar dari mulut Ara.

"Emang sakit, tapi lo harus bangkit."

Ara hanya memutar-mutar bulpoin di tangannya dengan wajah yang sendu.

"Kita pulang ya, udah sore. Lo gue anter, yuk." Ucap Lia. Ya sedari bel pulang sekolah berbunyi tadi ketiga gadis ini duduk di taman sekolah. 

ৡৢ͜͡જ་࿐໋ৡৢ͜͡જ

Ketika sedang bermain handphone seraya tiduran di sofa.

Tiba-tiba Ara bangun dengan matanya yang membulat sempurna.

"ANJIRRR INI!"

"Ini kan baju yang gue pengen"

"Hah? Stok terbatas? Sekarang nih?" ucapnya.

"Ya tapi kan, masa gue pergi sendiri sih? Coba aja ada abang pasti ada yang nemenin."

"Tapi ini kalo gak cepet-cepet kehabisan."

"Aaarrrgghh!"

Ara berlari ke kamar mengambil jaket dan tas. Lalu ia segera memesan ojek online.

Ketua Kelas VS Wakil Ketua Kelas (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang