50. SAPU TANGAN?

2.7K 138 9
                                    

╭┉┉┅┅┅┄┄┄┈•◦ೋ•◦❥•ೋ
"Kalau ingin pergi ya pergi. Jangan kembali lagi. Melupakanmu itu sangat susah sekali." ◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┄┅┅┅┉┉╯
Ara pelan-pelan menuruni tangga, kepalanya sangat pusing sekali.

"Mau kemana non?"

"Mau ke apotik bi, deket kok."

"Biar saya aja non yang beliin."

"Engga usah bi."

"Non Ara pucet banget, bibi khawatir."

"Ara ngga apa-apa kok bi."

Ara menuju garasi mobil untuk mengeluarkan mobilnya.

Kemudian ia segera meluncur ke apotik terdekat.

Tangannya yang sebelah menyetir dan sebelahnya lagi memijit pelipisnya.

Kenapa kepalanya bertambah pusing.

Ara masih sanggup menahan pusingnya sampai di apotek.

"Mbak ada obat pusing sama dilep ngga?"

"Buat umur berapa dek?"

"17 mbak."

"Bentar ya-"

Brukkk.

"Astagaa dek," teriak apoteker tersebut histeris melihat seseorang pingsan.

Seseorang itu..

Ara.

Ya, Ara.

"Mobilnya Ara?" ucapnya ketika melihat sebuah mobil yang mirip mobil Ara.

"Kebutulan aja kali ya sama kek mobil Ara."

Seseorang itu melangkahkan kakinya memasuki sebuah apotek.

Matanya disambut dengan keramaian orang-orang disana yang sedang mengerubungi.

Entahlah mengerubungi apa.

Ia awalnya tak peduli, namun sekilas ia melihat rambut Ara yang wajahnya membelakanginnya.

Ara? Tanyanya dalam hati.

Ia ikut berjongkok seperti orang-orang lainnya, membalikkan tubuh Ara.

"Ara?!" ucapnya kaget.

"Mas kenal?"

"Iya, dia.."
"Dia teman saya." Lanjutnya.

"Biar saya saja yang membawanya pulang."

Orang-orang disana memberi tatapan curiga, tidak percaya dengannya.

"Baiklah begini saja, ada yang bisa menyetir mobil?"

"Saya bisa mas." Ucap perempuan setengah paruh baya.

"Ibu, tolong bawa mobil teman saya ini. Ikuti saya dari belakang ya bu. Nanti ibu saya anter kesini lagi."

Nauval pun segera mengangkat tubuh mungil Ara dan ia tidurkan di dalam mobilnya.

Setelah itu ia bergegas menuju ke rumah Ara.

"Bii...Bi Darmi.." Teriak Nauval dari depan rumah dan sesekali memencet bel.

"Astaga Non Ara!" ucap Bi Darmi kaget setelah membukakan pintu.

"Den Nauval silahkan masuk, tolong sekalian di bawa ke kamarnya."

"Iya bi, bi tolong Ibu itu dipesankan taxi online."

"Baik Den."

"Terimakasih ya Bu." Setelah berucap seperti itu Nauval buru-buru masuk ke dalam rumah.

Ketua Kelas VS Wakil Ketua Kelas (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang