53. KENANGAN!

2.4K 145 26
                                    

╭┉┉┅┅┅┄┄┄┈•◦ೋ•◦❥•ೋ
"Kenangan kita terlalu indah untuk dilupa." ◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┄┅┅┅┉┉╯
"ANGGIRA MICHELLA PUTRI ADRIAN!"

Teriakan penuh gairah dan keromantisan dari Bu Yuli ditujukan pada Ara.

Namun tak ada pergerakkan apa-apa dari Ara.

Lia yang di samping Ara pun, memukul pelan pundak gadis itu dan berbisik. "Ara..Ra.. "

Bu Yuli menghampiri meja gadis itu, dan memberi intuksi pada Lia agar tidak membangunkan Ara.

"ANGIRA MICHELLA PUTRI ADRIANNNN!" teriak Bu Yuli sekali lagi, kali ini tepat di telinga gadis itu. Membuat Ara spontan bangun dan menutup telinganya.

"Oooh.. Tuan Putri sudah bangun, selamat pagi Tuan Putri."

Ara pasti ngantuk banget kemarin gak tidur, batin Nauval.

Ara menggosok-gosok matanya dan menjawab sapaan Bu yuli. "Selamat Pagi Bu," ucapnya dengan santai, nyawanya belum terkumpul seratus persen.

"KAMU DIHUKUM!"

Kalimat yang dilontarkan Bu Yuli sontak membuat Ara membulatkan matanya.

"Loh kenapa??"

"Kamu masih tanya kenapa?"

"KARENA KAMU TIDUR DI JAM PELAJARAN SAYA."

"Maaf bu maaf saya ngantuk bangetttt."

"Disini tempat belajar, cari ilmu. Bukan tidur."

"Iya Bu Yuli cantik, maap."
"Jangan dihukum ya bu."
"Ya? Pleaseeeeee." Rengek Ara.

"TIDAK ADA PENOLAKAN."

Ara membuang napasnya kasar.

"BERDIRI DI DEPAN TIANG BENDERA DAN HORMAT!"

"Ha Bu? Yang bener ajaaaaaaa."

"CEPAT LAKUKAN ATAU MAU SAYA TAMBAH?"

Ara berdiri dari duduknya, dengan wajah masam dan melototi Lia yang seakan-akan berkata 'Lo kok gak bangunin gue sih!'.

"Hukumannya bisa saya gantiin aja gak bu?" Suara berat itu membuat Ara kaku ditempatnya.

Val apa yang lo lakuin, kenapa peduli sama gue? Suasana dan kondisinya udah berbeda lagi. Batin Ara.

Iya, pemilik suara berat itu adalah Nauval.

"Ooo Nauvall, kamu mau jadi pahlawan??" ucap Bu Yuli.

"Engga kok Bu, cuma kasian Ara. Dia lagi gak enak badan, nanti malah pingsan gimana?"

Bu Yuli memegang kening Ara.

"Gak panas tuh."

"Bu tolong, biar saya aja yang gantiin, Ara dibawa ke UKS aja." Suara tulus itu, suara yang dulu sering Ara dengar ketika Ara dihukum, Nauval selalu membelanya. Dan kali ini pun Nauval masih membelanya.

Senang?

Dulu memang iya, karena Ara merasa ada pelindung di sampingnya.

Tapi sekarang?

Kondisi dan suasananya berbeda.

Nauval hanya membelanya, bukan jadi pelindungnya.

Sakit, menerima kenyataan yang sesungguhnya.

Menerima kenyataan yang sama sekali tidak mau Ara terima kebenarannya.

Ara ingin Nauval tetap menjadi pelindungnya, seperti dulu ketika mereka masih bersama.

Ketua Kelas VS Wakil Ketua Kelas (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang