3. SMA JAYA PATI

12.5K 479 1
                                    

Gadis cantik dengan wajah tanpa expresi ini sedikit lagi akan terlambat sekolah.

Huh, liburan sekolah akhir semester membuat dia terbiasa bangun siang.

Seperti biasa, gadis itu menjadi sorotan mata banyak orang.

'ARAAA!'
'Makin hari makin cakep ae'
'Yaanfon bebeb guwehhhh'
'Senyum elah neng'
'Aaa Ara!'
'Mau gak jadi pacar gue Ra??'

Selain menjadi sorotan mata banyak orang, Ara juga kerap diteriakki histeris oleh para pengagumnya, yang kebanyakan adalah kaum adam.

Jika kalian pikir pengagumnya hanya lelaki saja, maka kalian salah. Karena ada juga kaum hawa yang menjadi pengagumnya, namun tidak seperti para kaum adam yang selalu memuja. Justru kaum hawa kadang mencacinya.

Teriakan mereka begitu nyata, namun tak pernah bisa di dengar oleh Ara.

Earphone itu selalu bertengger di telinganya. Entah memang dia suka mendengarkan lagu-lagu, atau memang earphone itu sengaja dipakai agar ia tak mendengarkan berbagai teriakan-teriakan itu.

Entahlah.

Hanya dia yang tahu.

Gadis ini berjalan dengan langkah yang pelan, namun wajahnya menyeramkan.

Wajahnya memang bak bidadari, namun sayang tak ada senyum yang menghiasi. Ia hanya menampilkan wajah tanpa expresi.

Dia adalah Anggira Michella Putri Adrian kerap disapa Ara. Gadis cantik dengan rambut indah yang tergerai membuat rambut itu bebas bergerak ke sana-sini diterpa angin. Bibir kecil, alis tebal, hidung mancung, bulu mata lentik, mata yang indah, menambah kesempurnaannya.

Ah bagaimana bisa para lelaki tidak tertarik dengannya?

Brukk.

Ara tidak sengaja menubruk lengan seseorang, yang membuat handphone orang yang ditubruk terjun bebas di aspal lapangan.

Mata mereka saling bertemu.

"Lihat pakai mata, bukan otak." Ucapan penuh penekanan dilontarkan oleh seseorang yang Ara tubruk.

Ara membuka salah satu earphonenya.

"Ambil."

"Gak."

"Ambil."

"Gue gak mau."

"Ambil atau gue cium lo disini sekarang juga."

Ucapan itu sukses membuat Ara mengepalkan tangannya, namun wajahnya masih tetap sama, tanpa expresi sama sekali.

"Gue bisa ganti handphone itu berapapun yang lo mau." Ucap Ara dingin.

"Gue gak butuh itu, gue cuma pengen lo ambil handphone ini."
"Gue hitung sampai tiga."

"Satu."

"Dua. "

"Ti-"

Ara menunduk, mengambil handphone itu.

Ketua Kelas VS Wakil Ketua Kelas (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang