Siang ini terlihat sedikit berbeda dari biasanya. Untuk pertama kalinya setelah kepergian Ayah, kini Agam kembali tersenyum dan bersikap seperti sedia kala.
Pagi-pagi sekali Agam sudah datang ke tempat Pak Joko sambil membawa 3 kotak putih besar berisi donat yang ia buat.
"Ada apa toh nak? Kok Bapak liat wajahnya berseri-seri gitu? Bahagia banget kayaknya" celetuk Pak Joko seraya menata kotak kue donat Agam di jejeran kue lainnya.
"Iya dong Pak. Soalnya hari ini kakak Agam ulang tahun loh" seru Agam dengan riang.
Pak Joko memberikan senyum hangatnya. Pagi itu merupakan pagi yang baik untuk memulai hari bagi Agam.
Keadaan disekolah pun sama masih sama. Tapi hari ini tidak ada yang mengganggunya. Itu sudah cukup untuk tidak membuat mood Agam kacau.
Bahkan sampai pulang sekolah pun Agam bekerja dengan penuh semangat.
Membuat siapa saja yang melihatnya ikut tersenyum. Hanya karena sang kakak ulang tahun, Agam begitu bahagia.
Padahal Alex belum tentu memasukkan nama Agam dalam list orang-orang yang diharapkan ada di hari ulang tahunnya.
Semua berjalan dengan sangat baik. Bahkan Agam yang biasanya menolak pulang cepat kini malah dengan senang hati pulang duluan dari restoran.
Awalnya Agam berencana akan memberikan kue pada kakak besok, saat menunggu Alex pulang sekolah.
Namun sepertinya keberuntungan tengah berpihak pada Agam. Saat Agam keluar dari toko kue, Agam melihat seseorang yang tidak asing.
Saat netra Agam yang indah melihat seorang pemuda, teman kakaknya, yaitu Reno yang baru saja akan masuk kedalam mobilnya yang terparkir didepan mall.
Agam lantas menghampirinya dengan mengayunkan tongkatnya pelan.
"Kak" panggil Agam yang membuat Reno yang tadinya ingin masuk kedalam mobil lantas menoleh.
"Lo adeknya Alex kan?" tanya Reno saat merasa tidak asing pada Agam.
Agam pun mengangguk semangat. Sementara Reno dapat melihat plastik yang ditenteng Agam.
Agam tampak sesekali membenarkan posisi berdirinya dengan tongkat.
"Kakak buru-buru ya?" tanya Agam setelah mereka hanya diam sesaat.
Reno pun menggelengkan kepalanya. Ia kesini hanya untuk membelikan hadiah ulang tahun pada Alex ,sahabatnya.
"Agam mau tanya alamat rumah Kak Alex kak. Kakak pasti tau kan?" tanya Agam.
Reno pun mengerutkan dahinya sesaat setelah mendengar pertanyaan Agam.
"Lo mau ngapain emangnya?" tanya Reno pada Agam yang masih menampilkan senyumnya.
"Mau kasih kue buat Kak Alex kak. Hari ini kan kakak ulang tahun. Tadinya aku mau kasih besok aja. Tapi, karena ketemu kakak disini. Jadi sekarang aja deh kak" jelas Agam panjang lebar.
Reno pun mengangguk mengerti.
"Yauda, kebetulan gue diundang makan malam sama Bundanya Alex. Katanya acara kecil-kecilan aja sih. Lo mau ikut?"
Mendengar itu pun Agam sontak mengangguk dengan semangat. Agam pun masuk kedalam mobil dan Reno membantunya.
"Lo beneran adik kandung Alex?" tanya Reno tanpa mengalihkan pandangannya yang tetal fokus menyetir.
"Iya kak" jawab Agam seadanya.
"Gue sebenarnya kaget sih waktu tau lo adik kandung dia. Soalnya tuh anak gak pernah cerita apa-apa soal lo. Makanya selama ini gue kira dia anak tunggal" celetuk Reno tanpa sadar membuat Agam tersenyum miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAM (End)
Подростковая литератураAgam itu selalu sendiri. Tidak ada penyemangat atau sosok yang selalu menyemangatinya. Ditengah kesulitan hidup yang pelik, Agam berusaha keras tetap bertahan. Menanti sebuah pelukan hangat dari satu-satunya keluarga yang ia punya. Selain pelukan, A...
