• 24 •

16.1K 1.5K 172
                                        

Tubuh itu terbaring mengenaskan dilantai rumah. Bercak darah yang sudah mengering pun tampak di sudut bibirnya.

Luka lebam tampak diwajahnya juga kedua tongkatnya yang tergelatak lumayan jauh darinya.

Iya, dia Agam. Agam memandang sayu pada kedua tongkatnya. Dirinya tidak punya cukup tenaga untuk bangkit dan mengambil tongkatnya.

Bruk

Tongkat Agam kembali ditendang dan kini terhempas ke sudut ruangan. Agam meringis saat salah satu dari mereka sengaja menginjak tangannya.

Flashback on

Pagi tadi, Agam dikejutkan oleh pintu yang diketuk dengan brutal. Tepat saat dibuka Agam langsung terdiam.

Melihat tiga pria kemarin yang datang kerumah untuk menagih hutang.

Salah satu dari mereka menyeringai dan mencengkram kuat tangan Agam.

"Lo tau kan kita kesini mau ngapain?" tanya pria yang ditengah dengan nada menusuk.

Agam mengangguk kaku. Pria yang tadi mencengkram kuat tangannya pun lantas mendorong Agam lalu mengelap tangannya dengan baju. Seolah jijik dengan Agam.

"Cepat ambil uangnya!" bentak pria ditemgah tadi dan Agam pun langsung bergegas mengambil uangnya.

Sudah dua bulan lamanya Agam tidak kembali masuk kesekolah. Juga tidak lagi kembali ke cafe. Hanya restoran saja.

Maka dari itu dua bulan belakangan pria-pria penagih hutang itu geram karena hutang yang dicicil Agam jauh dari yang sudah ditentukan.

Hari ini sudah jatug tempo. Agam harus membayarnya.

Agam pun kembali dengan membawa beberapa uang ditangannya. Semua uangnya akan ia serahkan. Tidak ada sepeser pun yang tertinggal dikamarnya.

Pria ditengah tadi pun berang dan menendang Agam dengam brutal.

Agam meringis menahan sakit dibagian perutnya saat ditendang begitu kuat.

"LO MAU MAIN-MAIN YA SAMA KITA?! PERJANJIANNYA LO NYICIL BUKAN SEGINI BANGSAT!" teriak pria ditengah tadi sambil memandang Agam dengan geram.

"M-maaf uang saya cuma ada segitu" cicit Agam pelan dan semakin membuat pria tadi murka.

"Lo pikir gue peduli sama kesusahan lo? Yang gue cari kesini uang. Lo bayar utang lo dan lo aman!" bentak pria yang tadi mencengkram tangan Agam.

Pria yang satunya lagi langsung berkeliling menggeledah rumah Agam.

"Cari sampai ke sudut-sudut. Siapa tau nih bocah masih nyimpan uangnya" perintah pria tadi.

Lantas mereka bertiga mulai menggeledah isi rumah Agam.

Sesaat setelahnya pria yang mencengkram tangan Agam kembali menarik Agam agar berdiri. Tanpa tongkatnya.

Bugh

Bugh

Bugh

Wajah dan area perut Agam dipuk habis-habisan. Mereka berang dan merasa dipermainkan oleh seorang bocah.

Flashback off

"Gimana? Ada?" tanya pria ditengah pada dua pria lainnya.

Mereka pun menggeleng. Agam masih tergeletak mengenaskan dilantai ruang tengah.

Pria yang ditengah tadi berjongkok menatap Agam.

"Hari ini lo masih bernafas. Kalau besok-besok lo gak bisa lagi bayarnya. Siap-siap lo buat nginap dirumah sakit!" ucap pria itu dengan nada rendah.

AGAM (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang